"Mini! Bangun, Nak! Dengarkan Mama! Jangan pergi!!"
Teriakan ibu Gemini membuat ruangan itu menjadi berubah terasa mencekam. Para petugas medis memberikan kesempatan untuk ibunya Gemini di ruangan itu untuk sesaat, agar wanita itu sadar, sang anak memang sudah tidak bernyawa lagi.
Panggilan wanita itu begitu pilu terdengar telinga, hingga kemudian tanpa disangka-sangka, seberkas sinar kuning keemasan masuk melalui celah ventilasi udara, di ruangan tersebut.
Ibunya Gemini tidak menyadari sinar kuning keemasan itu muncul di ruangan tersebut, karena ia terus memeluk tubuh kaku anaknya sembari terus memanggil nama sang anak berulang kali.
Sinar kuning keemasan itu akhirnya menyelimuti tubuh Gemini yang terbujur di atas tempat tidur.
Merasuk dan menyatu ke tubuh gadis itu, hingga kemudian tiba-tiba saja, jari jemari tangan Gemini bergerak, dan akhirnya sang ibu menyadarinya!
Wanita itu segera mengangkat wajahnya, dan memeriksa tubuh anaknya terutama detak nadi sang anak, dan....
"Mini! Kamu, hidup lagi!" teriak sang ibu dengan nada tidak percaya.
Terlalu takjub, sang ibu bahkan mengguncang tubuh anaknya seperti mencari tahu bahwa sang anak benar-benar kembali bernyawa, hingga ia melihat kedua mata anaknya perlahan terbuka.
"Ibu, aku di mana?" tanya Gemini, dengan suara yang serak.
"Kamu di rumah sakit, sayang, kamu sudah sadar? Kamu bahkan tadi sudah dinyatakan meninggal!" jelas ibunya dengan wajah yang begitu takjub akan apa yang baru saja terjadi.
Ia benar-benar melihat, anaknya sudah terbujur jadi mayat, tapi tiba-tiba saja, sekujur tubuh anaknya terasa panas, hingga kemudian anaknya itu hidup kembali.
"Aku, meninggal?" tanya Gemini, tidak percaya.
"Iya, tapi Tuhan sepertinya memberikan kamu kesempatan untuk hidup lagi, kamu hidup lagi, sayang!"
Gemini bungkam. Pikirannya jadi kacau. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus diperbuat dan ia katakan, karena semuanya seperti sudah seperti hal yang tidak masuk akal.
Dirinya sudah mati, tapi ternyata hidup lagi? Ini benar-benar di luar akal sehat. Atau, dia yang ternyata sudah mati suri?
"Apa yang sekarang kamu rasakan? Bagaimana dengan tubuhmu? Penyakit itu benar-benar sudah merenggut nyawamu, Nak!"
Suara ibunya kembali terdengar, dan Gemini beralih menatap ibunya.
"Aku haus, Bu."
"Oh, baik. Ibu ambilkan air putih."
Tergesa sang ibu mencari air mineral yang ada di atas nakas di tepi tempat tidur.
Lalu membantu sang anak untuk bisa minum.
Gemini seperti berada di gurun pasir rasanya. Rasa haus menyelimutinya sampai ia meminum begitu banyak air yang diberikan ibunya. Hingga ibunya berpikir, apakah karena anaknya baru saja mati, sampai anaknya bisa merasa sangat kehausan seperti itu?
Tidak peduli, siapa yang memberikan kehidupan lagi pada putriku, yang jelas, sekarang aku bisa melihat dia hidup kembali, aku akan berhutang budi padanya....
Hati sang ibu bicara demikian, sembari menatap wajah sang anak yang terlihat masih terus saja meminum air putih yang ia berikan dengan sangat dahaga.
***
Tian baru saja memasuki rumah produksi yang saat itu sedang menggarap sebuah film action. Sejak beberapa hari yang lalu, salah satu artis yang bermain di film action tersebut menghubungi dirinya untuk menjadikan dia peran pengganti sang artis ketika ia harus syuting adegan berbahaya.
Tapi, langkah Tian terhenti ketika ia ingin masuk, sebuah suara terdengar begitu jelas di telinganya dan mengucapkan kata demi kata. Kata-kata itu diucapkan dengan nada penuh amarah. Ada orang bertengkar, hingga Tian ragu untuk melangkah masuk ke dalam ruangan itu.
Untuk sesaat, Tian hanya berdiri di ambang pintu, tapi baru beberapa saat ia melakukan hal itu, pintu terbuka muncul sesosok pemuda bertubuh tinggi dengan rambut yang gondrong terikat di belakang.
Aries, putra tunggal pemilik rumah produksi yang sekarang akan bekerjasama dengan Tian. Sebelumnya, meskipun belum bekerja sama, Tian sudah tahu mereka, karena di dunia per-filman, Aries dengan ayahnya adalah orang yang cukup dikenal.
"Kejar dia!" perintah Pak Ronald Five pada Tian sambil menunjuk putranya sendiri yang sudah masuk ke dalam lift.
Meskipun kebingungan, mendapatkan perintah demikian, Tian yang terbiasa sergap dalam mendapatkan perintah, langsung mengejar Aries.
Pria itu memilih jalur tangga, dan kedua kakinya begitu ringan menapaki anak tangga seperti seseorang yang punya ilmu meringankan tubuh level atas.
Tian yakin, semua karena kekuatan bintang yang masuk ke dalam tubuhnya pada saat itu.
Ia merasa mendapat kekuatan ekstra, dan sebenarnya, ini menguntungkan dirinya. Mempermudah pekerjaannya yang sebagai stuntman tentunya.
Di bawah, Tian berhasil mencegat Aries, dan Aries menatap Tian dengan sorot mata tidak suka.
"Menyingkir!" katanya pada Tian dengan suara serak.
"Tidak! Aku diminta untuk membawamu kembali ke atas!" sahut Tian dengan nada yang serius pula.
"Keras kepala, ini masalahku dengan ayah, bukan masalah orang lain, jangan ikut campur!"
"Tapi, ini perintah ayahmu! Aku hanya menjalankan perintah!"
"Kau bekerja dengan ayahku, silahkan, tapi tidak perlu pedulikan aku, itu bukan urusanmu!"
"Aries! Aku juga tidak suka ikut campur masalah orang lain, hanya saja ayahmu yang memberikan aku pekerjaan, jadi aku hanya patuh saja!"
"Bedakan perintah pekerjaan, dengan perintah yang bukan pekerjaan, apakah kau tidak paham tentang masalah itu?"
"Maaf, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu, kau harus ikut aku kembali!"
Tian terpaksa ingin membawa paksa pemuda bertubuh tinggi itu segera. Tapi, Aries yang memang sudah tidak mau kembali ke atas lagi, melawan.
Pria itu mendorong tubuh Tian, dengan separuh kekuatannya, tapi alangkah terkejutnya Aries ketika kekuatan separuh yang ia pikir hanya akan membuat pemuda di hadapannya itu hanya tersungkur, ternyata justru membuat tubuh Tian terpental dan bergulingan di atas lantai lalu membentur pilar bangunan!
Spontan orang-orang yang menyaksikan hal itu terkejut, dan lekas memberikan pertolongan pada Tian.
Sementara Aries yang tidak menyangka akan berbuat sedahsyat itu pada salah satu stuntman ayahnya tersebut terpaku sendiri di tempatnya.
Ia memandang telapak tangannya sendiri, yang tadi ia gunakan untuk mendorong Tian.
"Aneh, apa yang sedang terjadi padaku? Apakah aku terlalu mengeluarkan kekuatan untuk mendorong pria itu hingga dia sampai demikian hebatnya saat tersungkur?"
Aries bicara sendiri, sambil sesekali memperhatikan Tian yang di sana dibantu oleh beberapa orang untuk bangkit kembali setelah tadi terpental dan berguling-guling akibat sentakan yang dilakukan olehnya.
Tapi, keheranan Aries hanya terjadi sesaat, detik berikutnya ketika melihat Tian yang ingin melesat maju menghampiri dirinya, pria itu segera berbalik dan berlari keluar tanpa bisa dicegah.
Gerakan Aries juga demikian cepat dan seperti sebuah bayangan yang tidak bisa tertangkap oleh mata!
Sehingga Tian yang menyaksikan hal ini merasa heran, apakah Aries memang memiliki kemampuan ilmu bela diri dengan kekuatan meringankan tubuh di atas rata-rata, atau jangan-jangan, pria itu juga salah satu orang yang sama seperti dirinya, memiliki kekuatan bintang tidak terduga yang dikatakan Dewi Cinta, seperti dirinya sekarang ini?
Note: Manusia harus siap dengan berbagai perubahan. Karena perubahan itu pasti.
(Apakah Aries yang memiliki orangtua bukan orang tua sembarangan adalah salah satu manusia yang mendapatkan kekuatan bintang Aries?)