**Hari berikutnya**
Keesokan paginya, beberapa orang terbangun oleh penemuan mengejutkan dari kapal mereka yang telah diperbaiki sepenuhnya oleh orang misterius, yang diklaim Usopp telah dilihatnya tadi malam. Peristiwa itu sangat membingungkan bagi semua orang terutama Usopp.
"Siapakah itu?" Usopp bertanya sambil berjalan di sekitar dek kapal. "Dan bagaimana dia tahu seperti apa bentuk Merry sebelum kita memodifikasinya?" Usopp terus bertanya.
"Apakah itu penting, kapal kita sudah diperbaiki," ucap Nami sambil melipat tangannya. Luffy berdiri di dek atas memandang ke arah kepala Going Merry dengan mata menyipit.
'Tidak mungkin ...,' pikir Luffy dalam hati ketika dia menatap Merry. Luffy terus menatap selama beberapa detik sebelum menggelengkan kepalanya.
"Luffy," panggil Robin, menarik perhatiannya. "Ada beberapa reruntuhan yang terletak tepat di sebelah selatan dari sini, di mana kota emas kemungkinan berada. Aku ingin memeriksanya sebentar," ucapnya, menyebabkan Luffy menganggukkan kepalanya.
"Ajaklah Zoro dan Nojiko bersamamu, kurasa para Shandorian itu akan kembali ke pulau," tambah Luffy sebelum dia berjalan turun dari dek utama. "Kita semua akan mencoba dan menurunkan Merry dari kuil ini, sebelum aku pergi merawat Enel. Kita semua akan bertemu kembali di reruntuhan," Luffy menjelaskan, menyebabkan Robin mengangguk.
Robin, Zoro, dan Nojiko kemudian berangkat ke reruntuhan kota emas yang hilang. Luffy, Gan Fall, Nami, Sanji, Usopp, dan Chopper kemudian mulai mencoba menemukan cara yang terbaik untuk menurunkan kapal dari altar pengorbanan.
Usopp dan Chopper mencoba menarik Merry menggunakan perahu kecil yang dipinjamkan Conis, tetapi sayangnya perahu kecil itu tidak memiliki kekuatan yang cukup.
Setelah mencoba banyak cara yang berbeda dan kreatif untuk mengeluarkan kapal dari tempat itu selama sekitar satu jam, Luffy akhirnya memutuskan untuk melakukan satu hal yang ia coba hindari sejak ia datang ke pulau ini, menggunakan kekuatan buah iblisnya.
'Sepertinya aku tidak punya pilihan,' pikir Luffy dalam hati sebelum dia melihat ke arah kru lainnya.
"Kalian semua naik ke kapal," perintah Luffy sambil melepas mantel kaptennya yang membuat semua orang di sana bingung.
"Apa yang akan kau lakukan Luffy?" Chopper bertanya dengan rasa penasaran.
"Aku akan menurunkan Merry," balas Luffy, menyebabkan semua orang mengangkat alis mereka.
"Tapi kita sudah mencobanya, Gagak (perahu kecil) tidak punya cukup kekuatan untuk menariknya dari altar tiu," ucap Nami.
"Aku tidak berencana menggunakan Crow," balas Luffy sambil membuka beberapa kancing kemejanya. Dia kemudian mengubah tubuhnya menjadi kilat dan berteleportasi ke tepi sungai tepat di depan tangga altar, yang menyebabkan mata Gan Fall melebar karena terkejut.
Luffy kemudian mengulurkan tangannya menyebabkan dua kilatan petir keluar dari telapak tangannya, kemudian petir itu memangjang dan melilitkan diri mereka di sekitar kepala Going Merry.
Luffy lalu memcengkram kilat petir yang terlilit dan menanamkan kakinya dengan kuat di tanah sebelum dia mulai menarik.
"Dia tidak berencana untuk menarik seluruh kapal sendirian bukan?" Sanji bertanya sambil menatap kaptennya.
"Kurasa dia akan melakukannya," sahut Nami dengan rasa tak percaya.
"Kereeennn!" seru Chopper dengan bintang bersinar di matanya saat dia menatap Luffy. Kaki Luffy mulai masuk ke tanah ketika dia mencoba menarik kapal. Rencana Luffy bukan untuk menarik kapal langsung dari altar, tetapi hanya untuk memutar kapal sehingga Merry menghadap tangga dan mereka bisa dengan mudah meluncurkannya turun.
Yang perlu ia lakukan hanyalah memutar kapal.
"AHHHH!" Luffy berteriak ketika dia mulai menarik Merry lebih keras, menyebabkan otot-ototnya sedikit menonjol bersama dengan keringat muncul di wajahnya. Dimana sesuatu yang mengejutkan semua kru dan Gan Fall terjadi, kapal mulai berputar.
"Yess! Kau berhasil, Luffy!" Teriak Usopp ketika dia merasakan kapal mulai berputar. Dengan mengerahkan kekuatan yang besar, Luffy akhirnya berhasil memutar seluruh kapal 90 derajat sehingga sekarang menghadap ke bawah tangga.
"Oke, sekarang kalian semua berdirilah di depan kapal," perintah Luffy sambil menyeka keringat dari alisnya. Ketika semua orang berdiri di bagian depan kapal, Going Merry mulai sedikit miring ke bawah, tetapi itu masih belum cukup untuk membuat Merry meluncur menuruni tangga.
Jadi, ketika Merry miring ke bawah, Luffy memberikan satu tarikan terakhir yang menyebabkannya meluncur menuruni tangga altar dan mendarat di lautan awan.
Luffy kemudian menghela nafas lega sebelum melepaskan kedua kilat petir di tangannya, menyebabkan mereka langsung menghilang. Luffy kemudian mengambil dua langkah ke depan sebelum dia berhenti ketika melihat cahaya terang melintas di langit.
Luffy segera menggunakan observasi hakinya semaksimal mungkin, untuk melihat apakah ketiga anggota krunya baik-baik saja. Saat dia berhasil menemukan 3 krunya, ia melihat bahwa Zoro dan Nojiko sedang bertarung melawan dua pendeta Enel yang tersisa, dengan Nojiko sudah membunuh lawannya dengan cara yang sama, ketika dia membunuh yang terakhir, mencuri hatinya.
Sementara Zoro sedikit kesulitan dengan lawannya karena ia kalah jumlah dengan Shandorians yang ada di sana juga.
Tapi saat Luffy memeriksa Robin matanya sedikit melebar. Rupanya, Enel datang mengunjungi Robin ketika ia sedang memeriksa reruntuhan.
Tanpa peringatan, Luffy mengubah tubuhnya menjadi kilat dan melesat ke langit untuk menghampiri Robin. Nami dan para kru di kapal menatap tempat Luffy menghilang dengan ekspresi khawatir.
"Mau pergi kemana Luffy?" Chopper bertanya sambil melompat ke pagar kapal.
"Pasti sesuatu telah terjadi," ucap Sanji sambil menyalakan sebatang rokok.
"Kilatan terang itu ... itu Enel," sahut Gan Fall, menyebabkan semua kru merasa semakin khawatir.
** Dengan Robin **
Robin saat ini terduduk di tanah dengan punggung membelakangi dinding reruntuhan. Matanya nyaris tidak bisa terbuka, dan seluruh tubuhnya dipenuhi dengan memar dan luka bakar listrik.
Enel muncul beberapa menit yang lalu dan mengobrol dengannya tentang reruntuhan tempat mereka berada dan memberitahu Robin tentang emas yang pernah ada di sini sebelum Enel memindahkannya.
Ketika Robin menyebutkan tentang lonceng emas, cukup jelas bahwa Enel tidak tahu di mana itu, dan ketika Robin berbohong tentang tidak tahu apa yang tertulis di dinding reruntuhan, Enel menyerangnya sebelum berkata bahwa dia tidak menyukai wanita yang berbohong.
Robin saat ini menatap langit menggunakan matanya yang setengah terbuka sambil melihat cahaya terang yang terbentuk di langit, bersiap untuk turun untuk menyambarnya.
Berpikir bahwa Enel akan datang untuk menghabisi nyawanya, Robin menutup matanya dan menerima nasibnya. Dia menunggu beberapa detik menunggu kematian tiba, tetapi itu tidak pernah datang.
Alih-alih rasa sakit, Robin merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipinya menyebabkan dia perlahan membuka matanya. Ketika Robin membukanya, dia melihat sesosok buram berpakaian hitam dan mengenakan topi jerami berlutut di sampingnya.
"Hei, cantik," Robin mendengar suara Luffy memanggilnya, menyebabkan dia segera membuka matanya sedikit lebih lebar untuk melihat Luffy berlutut di sampingnya dengan senyum hangat di wajahnya dan satu tangan mengusap pipinya.
"K-kapten," Robin berbisik lemah.
"Ssst," ucap Luffy sambil meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. "Simpan kekuatanmu," katanya dengan lembut sebelum dia memeriksa luka di sekujur tubuh Robin. "Jangan khawatir, Robin," ucap Luffy sambil menatapnya.
"Tidak ada yang akan menyakitimu lagi! Aku janji!" tambahnya dengan tegas, yang menyebabkan air mata mulai mengalir di mata Robin.
Luffy kemudian dengan hati-hati mengangkat Robin dengan gaya pengantin dan memeluknya erat-erat sebelum berubah menjadi kilat dan berteleportasi kembali ke kapal.
"Terima kasih," bisik Robin tepat sebelum Luffy berteloportasi. Beberapa saat kemudian Luffy dan Robin tiba di dek utama kapal, mengejutkan semua orang yang ada di sana.
"CHOPPER!" Luffy berteriak memanggil dokternya, menyebabkan rusa kecil itu langsung berlari ke arah dek utama.
"Robin!" Teriak Chopper ketika dia melihat Luffy menggendong Robin. Dia dengan cepat berlari menuruni tangga dengan tas dokter kecilnya yang berada di punggungnya.
Kru lainnya mengikuti di belakang Chopper, bergegas ke sisi teman mereka yang mengalami luka bakar parah.
Luffy membaringkan Robin di dek utama untuk dirawat Chopper sebelum berjalan ke sisi kapal dan mengambil mantel kaptennya.
"Apa yang terjadi padanya?" Chopper bertanya sambil memeriksa semua luka Robin. "Dia dipenuhi luka bakar listrik," tambahnya.
"Sepertinya dia bertemu dengan 'Tuhan'," kata Luffy dengan nada rendah sambil mengayunkan mantel kaptennya, sehingga mantel itu tergantung di pundaknya, kemudian Luffy berbalik dan memandangi krunya dengan ekspresi marah tergambarkan di wajahnya. "Pria yang mengaku-ngaku 'TUHAN' ini memiliki keberanian untuk melukai anggota kru ku," Ucap Luffy dengan nada dingin dan percikan petir mulai masuk dan keluar di sekujur tubuhnya, kemudian langit yang sebelumnya seputih susu sekarang menjadi gelap akibat tertutup awan petir.
Awan petir itu sepenuhnya menghalangi cahaya matahari, membuat malam muncul di siang hari.
Sambaran petir menyala-nyala di langit secara berkala dan menyambar di sekitar Hutan Upper Yard, setiap sambaran petir diikuti oleh suara memekakkan telinga yang mengguncang seluruh pulau dan bahkan terdengar oleh mereka yang ada di bawah, di Blue Sea.
'Aku belum pernah melihat Luffy semarah ini,' pikiran seperti ini muncul pada semua kru yang melihat Luffy.
"Kalau begitu, pembantaian yang ia inginkan," ucap Luffy dengan nada dingin tanpa emosi sambil mengepalkan tinjunya, menyebabkan percikan listrik berwarna hitam mengelilingi tubuhnya.