Baixar aplicativo
4.82% Thunder Demon Luffy / Chapter 7: Chapter 7

Capítulo 7: Chapter 7

Mereka berjalan dalam diam sampai mereka tiba di gerbang pangkalan marine, dimana Luffy mengatakan kepada penjaga di sana bahwa mereka ke tempat ini untuk menguangkan hadiah di kepala Alvida.

Penjaga itu kemudian membawa mereka ke kasir di pangkalan, yang memberi mereka tatapan aneh setelah melihat Alvida berbaring di atas awan petir dengan tali terbuat dari listrik mengikatnya.

Setelah memverifikasi itu adalah Alvida yang asli, kasir memberi Luffy kantung berisi 5.000.000 beli di dalamnya, yang Luffy simpan di mantelnya. Luffy dan Koby mulai keluar dari pangkalan laut ketika Luffy melihat sesuatu di sudut matanya.

Ketika mereka berjalan, Luffy menatap ke kiri dan melihat di sebuah lapangan terbuka terdapat seorang pria terikat pada sebuah tiang. Luffy tersenyum pada dirinya sendiri.

'Jadi, itu Roronoa Zoro,' pikir Luffy sebelum melihat lurus ke depan ketika mereka akan keluar dari pangkalan marine. Ketika mereka keluar, Koby hendak mengatakan sesuatu kepada Luffy, tetapi tidak mendapat kesempatan ketika Luffy berbelok ke Kiri dan mulai berjalan di sepanjang dinding sampai dia tiba-tiba berhenti di depan salah satu dinding dan mulai memanjatnya.

Koby mulai panik dan berteriak pada Luffy.

"Luffy! Apa yang kau lakukan !? Seseorang akan melihatmu!" teriak Koby yang panik, tetapi langsung dibungkam oleh kata-kata yang keluar dari mulut Luffy selanjutnya.

"Jadi, kau di sini Tuan Pirate Hunter," kata Luffy sambil memandang pria yang diikat di sebuah tiang berbentuk salib. Koby menjadi pucat ketika dia ikut memanjat melihat ke balik dinding dengan harapan bahwa Luffy keliru melihat orang lain dan bukan iblis itu, tetapi hanya melihat sekilas pada lelaki itu, Koby langsung tahu dia adalah The Pirate Hunter Roronoa Zoro.

Zoro adalah seorang pemuda berotot dengan tinggi rata-rata dengan kulit kecokelatan dan rambut hijau. Dia memiliki tiga anting emas identik di daun telinga kiri dan sebuah bandana hijau diikatkan di kepalanya.

Dia mengenakan celana panjang hitam yang diselipkan di dalam sepatu bot hitam, kemeja putih polos dengan tiga kancing di kerah dan haramaki hijaunya. Mereka berdua berhenti mengamati Zoro ketika mendengar pria itu memanggil mereka.

"Hei, kalian berdua," ucap Zoro, menarik perhatian mereka, "Kalian merusak pemandangan. Pergilah." katanya dengan suara dingin membuat Koby menjerit sementara Luffy hanya tampak bosan.

"Luffy, ayo kita pergi dari sini," kata Koby pada Luffy yang mengabaikannya. Kemudian tiba-tiba mereka berdua mendengar sesuatu membentur sisi dinding di sebelah kiri mereka.

Ketika mereka menengok untuk melihat apa itu, mereka melihat seorang gadis kecil dengan tangga memanjat tembok. dia kemudian melihat ke arah Luffy dan Koby sebelum dia meletakkan jari telunjuknya ke bibirnya menyuruh mereka diam.

Luffy hanya bisa menatap gadis itu ketika dia melemparkan tali ke dinding dan memanjat turun. Gadis kecil itu kemudian mulai berlari ke arah Zoro dengan senyum lebar di wajahnya. Dia kemudian sampai di depan Zoro yang tidak terlihat senang melihatnya.

"Apa yang kau inginkan?" Zoro berkata kepada gadis itu dengan suara keras mencoba menakutinya tetapi gadis kecil itu terus tersenyum.

"Kupikir kau mungkin mulai lapar sekarang. Jadi, aku membuatkanmu beberapa bola nasi (Onigiri)," katanya sambil memandang Zoro.

"Kau ingin mati nak? Pergilah," ucap Zoro dengan nada yang agak tinggi, tetapi gadis itu tidak tampak takut sedikit pun.

"Tapi kau belum makan apa pun selama kau beberapa hari ini," ucap anak itu sambil mengangkat dua bola nasi, "Aku tidak pernah membuat ini sebelumnya, tapi aku melakukan yang terbaik jadi aku yakin mereka rasanya enak." Ucap gadis itu mencoba meyakinkan Zoro untuk mengambil bola nasinya.

"Dengar, Nak, aku tidak lapar. Sekarang berhentilah membuatku kesal dan pergi!" Zoro berteriak pada gadis itu. Senyum gadis kecil itu menghilang untuk pertama kalinya dan digantikan dengan kerutan, sebelum dia berbicara.

"Tapi-" gadis itu ingin berbicara lagi sebelum Zoro memotongnya.

"Jangan membuatku menendangmu, bocah!" Teriak Zoro menyebabkan Luffy menyipitkan matanya. Tiba-tiba gerbang ke lapangan itu mulai terbuka dan tiga sosok pria terlihat masuk.

"Tenanglah zoro, tidak ada yang suka pada pembully," kata pria di tengah yang disampingnya ada 2 prajurit marine, "Roronoa Zoro, kau sepertinya bisa bertahan dengan baik." Luffy menyipitkan matanya pada kelompok yang baru saja memasuki lapangan.

Untuk beberapa alasan, Luffy tidak memiliki firasat yang baik tentang mereka. "Lihat di sini, beberapa bola nasi yang enak." kata pria di tengah saat dia menyambar salah satu bola nasi gadis kecil itu.

"Itu bukan untukmu!" gadis kecil itu berteriak pada pria itu. Ketika pria berambut pirang itu memakan nasi buatan anak kecil tadi, ekpresinya langsung berubah dan membuang bola nasi tadi ke tanah.

"Ahh! ini terlalu manis! Nasi ini dipenuhi dengan gula! Kau seharusnya menggunakan garam, dasar idiot, garam!" pria itu berteriak pada gadis kecil itu. Gadis kecil itu tampak seperti baru saja patah hati ketika di teriaki seperti itu.

"Tapi kupikir itu akan terasa lebih enak kalau rasanya manis." kata gadis kecil itu dengan sedih. Pria itu kemudian mengambil bola nasi lainnya dari gadis itu dan melemparkannya ke tanah sebelum menginjaknya menyebabkan gadis kecil itu menangis.

"Sepertinya kau belum membaca pengumuman yang dikeluarkan hari ini. 'Siapa pun yang ketahuan membantu penjahat dengan cara apa pun akan dieksekusi. Ditandatangani oleh marine Kapten Morgan'" kata pria itu menyebabkan gadis kecil itu tersentak ketika ia menyebut nama Morgan.

Pria itu terkekeh pada reaksinya sebelum berbicara lagi, "Sepertinya kau tahu nama ayahku." Ini mendapat perhatian Luffy.

"Jadi, dia adalah putra Kapten Morgan," kata Luffy pada dirinya sendiri, tetapi cukup keras untuk didengar Koby.

"Apakah itu berarti dia bukan seorang marine?" Koby bertanya.

"Aku tidak tahu. Namun, aku sangat meragukannya karena dia tidak berseragam Marine." Kata Luffy sambil menatap Koby. Ketika dia kembali melihat ke lapangan, dia melihat salah satu marine yang ada di sana bersama putra Morgan mengangkat gadis kecil itu dan melemparkannya ke atas dinding sehingga mata Luffy melebar.

Luffy dengan cepat mengubah tubuhnya menjadi Petir dan berteleportasi untuk menangkap gadis kecil itu. Dia menangkapnya di udara dan mendarat bersamanya dengan aman. Gadis kecil itu tersenyum pada Luffy sebelum ia berbicara.

"Wow, terima kasih, Niisan," katanya dengan senang. Koby bergegas menghampiri Luffy dan gadis kecil itu.

"Koby bagaimana kalau kau membawa pulang gadis kecil ini. Ada sesuatu yang harus aku lakukan," kata Luffy serius ketika dia mengubah tubuhnya menjadi kilat dan menghilang.

Zoro, yang masih terikat pada salib terkejut ketika petir tiba-tiba menghantam tanah tepat di depannya dan orang yang berada di luar dinding sebelumnya muncul di tempat dimana petir menyambar.

Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah menatap pria dengan mata seukuran piring makan.

"B-bagaimana kamu melakukan itu?" Zoro bertanya. Luffy terus menatap wajahnya dengan serius ketika dia berbicara.

"Aku makan buah iblis," kata Luffy. Zoro mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia mengerti, Dia telah mendengar buah iblis tetapi tidak pernah benar-benar percaya kaalu itu ada. Zoro kemudian menatap Luffy dengan tatapan serius sebelum berbicara.

"Jadi apa yang kau mau?" Dia bertanya. Luffy tidak mengatakan apapun selama sekitar satu menit, dia hanya menatap Zoro dengan mata menyipit sebelum berbicara.

"Apakah kau benar-benar sekuat yang dikatakan orang? "Tanya Luffy.

"Urus saja urusanmu sendiri!" Teriak Zoro menyebabkan Luffy menghela nafas.

"Sepuluh hari huh? Aku akan kembali," kata Luffy sebelum dia berbalik untuk pergi tetapi dihentikan oleh suara Zoro.

"Tunggu, sebentar," ucap Zoro, mendapatkan perhatian Luffy, "Bisakah kau mengambilnya untukku?" Zoro bertanya sambil melihat bola nasi yang sudah hancur di tanah. Luffy menatapnya seperti orang gila.

"Kau akan makan ini?" Luffy bertanya ketika membungkuk dan mengambil bola nasi itu, "Ini sudah seperti lumpur." katanya menyebabkan Zoro meneriakinya.

"Diam dan berikan padaku! Sekarang," teriaknya menyebabkan mata Luffy berkedut. Luffy kemudian mengambil bola nasi itu dan menyuapkan pada Zoro sambil menahan diri untuk tidak memukulkan tinju yang dilapisi petir ke dadanya.

Setelah Zoro memakan bola nasi bercampur tanah itu, ia menatap mata Luffy yang tanpa emosi sebelum berbicara sekali lagi. "Katakan pada gadis kecil itu bahwa masakannya enak," ucap Zoro.

Luffy tidak menunjukkan emosi di wajahnya tetapi ia tersenyum di dalam hati. Dia kemudian mengubah tubuhnya menjadi kilat dan berteleportasi ke tempat Koby dan gadis kecil itu berada.

-

-

-

Cerita ini akan update setiap Senin-Sabtu. Silahkan tambahkan cerita ini ke perpusatakaan kamu supaya tau update terbaru :)


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login