Baixar aplicativo
91.48% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 43: Perlindungan Hans

Capítulo 43: Perlindungan Hans

Malam ini Hans sedang mencari keberadaan Aleysa. Walaupun dia sendiri sebenarnya tidak tahu harus mencari Aleysa kemana lagi.

"Ya ampun Aleysa. Kamu kemana aja si? Kenapa kamu hilang kaya gini si. Bikin aku susah aja."

Hans terus mengeluh selama perjalanan mencari Aleysa. Tetapi dia tetap mencari keberadaan Aleysa. Bahkan tidak ada niat untuk pulang sebelum dia bisa menemukan Aleysa malam ini. Hans terus mencari keberadaan Aleysa secara asal. Karena Hans tidak tahu harus mencari Aleysa kemana lagi malam ini.

Hari semakin gelap. Pandangan Hans juga semakin kabur. Hingga akhirnya Hans tidak sengaja seperti menabrak sesuatu.

"Astaga. Aku nabrak apa barusan? Semoga aja bukan orang. Aku ga mau sampai kejadian kemarin terulang lagi," pikir Hans.

Hans langsung turun dari dalam mobilnya untuk memastikan apa yang sudah dia tabrak kali ini. Hans benar-benar merasa takut kali ini. Dia takut kejadian ketabrakan Ayahnya Aleysa akan terulang lagi pada dirinya.

Ternyata yang ditabrak Hans kali ini adalah Aleysa. Istrinya sendiri. Orang yang sedang dia cari-cari malam ini. Aleysa terlihat sangat ketakutan.

"Aleysa?"

"Hans. Ya ampun Hans. Untung aku cepat ketemu kamu. Aku takut banget Hans."

Karena rasa takutnya itu membuat Aleysa langsung memeluk Hans begitu saja. Hans yang tidak tega dengannya membiarkan Aekysa memeluknya begitu saja. Justru kali ini Hans memeluknya kembali dengan sangat hangat.

"Ya ampun kamu kedinginan banget kaya gini. Sekarang kita masuk ke dalam mobil ya."

Aleysa hanya menganggukkan kepalanya. Yang artinya Aleysa menuruti perintah suaminya. Aleysa masuk ke dalam mobilnya yang dibantu oleh Hans langsung. Aleysa duduk di samping Hans. Hans yang melihat Aleysa terus kedinginan dia langsung peka memberikan jaketnya kepada Aleysa.

"Kamu kenapa bisa seperti ini si? Kamu kemana aja? Kenapa kamu ga kasih kabar ke aku tau yang lainnya? Semua orang di rumah tuh khawatir tau ga sama kamu."

Belum sempat Aleysa menjawab pertanyaannya, tiba-tiba sudah ada tiga orang laki-laki yang menghampiri mobil Hans. Dia mengetuk pintu kaca mobil Hans karena mereka melihat Aleysa yang sedang mereka cari masuk ke dalam mobilnya.

"Woy buka mobilnya," teriak salah satu dari mereka.

"Mereka ini kau apa si."

"Hans, jangan. Kamu jangan buka pintu mobilnya. Mereka itu yang udah culik aku tadi."

"Apa? Jadi tadi kamu di culik sama mereka? Ini ga bisa di biarin. Aku harus kasih pelajaran ke mereka."

"Jangan Hans. Aku ga mau sampai kamu kenapa-kenapa."

"Udah kamu ga usah khawatir. Kamu tunggu aja di sini. Kamu jangan sampai keluar dari dalam mobil ini."

"Tapi Hans...."

Aleysa berusaha untuk mencegah Hans supaya dia tidak turun dari dalam mobil. Karena Aleysa takut jika Hans akan di hajar oleh ketiga orang itu.

"Mau apa kalian?" tanya Hans kepada ketiga orang laki-laki yang sudah menculik Aleysa.

"Udah deh lu ga usah sok jadi pahlawan kesiangan. Balikin cewek tadi. Lu ga usah ikut campur sama masalah kita."

"Gua berhak ikut campur. Karena dia itu adalah istri gua. Lawan gua kalo berani. Jangan cuma beraninya sama cewek aja."

"Banyak bicara nih orang. Ayo kita hajar sekarang."

"Ayo."

Ketiga orang laki-laki itu langsung menghajar Hans. Hans yang hanya seorang diri cukup kewalahan menghadapi mereka bertiga. Tetapi untungnya Hns pandai berkelahi. Sehingga Hans bisa melawan mereka bertiga walaupun Hans hanya sendirian. Sedangkan Aleysa yang melihat perkelahian antara Hans dan ketiga orang laki-laki itu merasa sangat cemas dan khawatir. Dia takut terjadi apa-apa dengan Hans. Rasanya Aleysa ingin sekali keluar dan membantu Hans. Tetapi Aleysa ingat dengan pesan Hans tadi dan akhirnya Aleysa tetap menunggunya di dalam mobil.

"Ya ampun, Hans. Ya Tuhan, semoga Hans ga kenapa-kenapa. Jaga dia selalu ya Tuhan," ucap Aleysa.

Ternyata do'a Aleysa didengar oleh Tuhan. Akhirnya Hans bisa melawan semua para penjahat itu dengan kedua tangannya sendiri.

"Ah syukurlah Hans berhasil lawan orang-orang jahat itu," ucap Aleysa yang kemudian langsung menghampiri Hans karena dia khawatir dengan kondisi Hans kali ini.

"Hans. Hans kamu ga kenapa-kenapa Hans?" tanya Aleysa.

"Engga. Aku ga kenapa-kenapa."

"Tapi wajah kamu babak belur. Ayo kita pulang sekarang Hans. Sebelum orang-orang itu datang lagi dengan membawa orang yang lebih banyak dari ini."

Hans pun masuk ke dalam mobilnya dengan dibantu oleh Aleysa. Walaupun wajah Hans sekarang ini babak belur, tetapi Hans masih bisa menyetir mobil. Karena Hans menyetir mobil dengan kedua tangannya. Bukan dengan wajahnya.

"Hans kamu ga apa-apa harus nyetir mobil kaya gini?" tanya Aleysa.

"Iya aku ga apa-apa. Emangnya kamu bisa nyetir mobil? Engga kan?"

"Iya si. Hati-hati ya Hans. Pelan-pelan aja nyetirnya. Yang penting kita selamat sampai ke rumah."

"Iya, usah kamu ga usah bawel deh. Aku pusing tahu ga dengar kamu bicara terus."

"Iya Hans, aku minta maaf."

Kini Hans dan Aleysa segera pulang ke rumah mereka. Rumah Hans yang sudah menjadi rumah Aleysa juga sejak Aleysa menikah dengan Hans.

Aleysa terus memandangi wajah Hans yang sudah babak belur setelah melawan orang-orang jahat yang akan menjahati Aleysa. Aleysa tidak tega dengan keadaan suaminya saat ini.

"Kasihan banget Hans. Pasti dia kesakitan banget karena udah lindungi aku dari para penjahat tari," ucap Aleysa di dalam hatinya.

Aleysa mencari obat merah di mobil Hans. Tetapi dia tidak tahu ada dimana obat itu. Karena selama ini Aleysa tidak pernah menaiki mobil Hans. Padahal Hans adalah suaminya sendiri.

"Kamu cari apa si?" tanya Hans.

"Aku cari obat merah Hans. Kamu simpan obat di dalam mobil kamu ga?"

"Kamu mau apa?"

"Aku mau obati luka kamu."

"Udah ga usah. Aku ga kenapa-kenapa."

"Tapi Hans, luka kamu itu harus segera diobati. Kalo engga nanti bisa semakin parah."

"Obatnya ada di dalam box sana."

Aleysa langsung membuka box yang ada di dalam mobil Hans. Dan benar, di sana terdapat beberapa obat-obatan Yanga sengaja Hans taruh karena jika Hans membutuhkannya dia bisa langsung mengambilnya. Dengan sigapnya Aleysa langsung mengobati luka yang ada di wajah Hans. Tetapi Hans tetap menyetir mobil miliknya.

"Kamu itu apa-apaan si. Aku itu lagi nyetir. Kalo kamu kaya gini aku ga bisa konsentrasi yang ada. Kamu mau kalo kita nabrak?" ucap Hans dengan nada yang sangat tinggi.

"Ya terus mau gimana lagi Hans? Aku cuma ga mau sampai luka kamu semakin parah nantinya. Gimana kalo kita berhenti dulu sebentar?"

"Kalo kita berhenti nanti kita sampai rumahnya semakin lama. Ini udah malam banget."

"Sebentar aja Hans. Aku mohon."

"Oke, oke."

Akhirnya Hans menuruti permintaan Aleysa. Walaupun sebelumnya Hans selalu menentang semua permintaan Aleysa. Hans berhenti di pinggir jalan supaya bisa diobati lukanya oleh Aleysa.

-TBC-


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C43
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login