"Dek bangun, udah jam berapa nih," ucap Adrien yang kini berada di samping Tania.
"Eeugh," sahut Tania yang masih terbalut dengan selimutnya.
"Bangun dek, kamu gak sekolah? Udah kesiangan nih," ucap Adrien yang memukul pelan pipi putrinya.
"Iya mi," sahut Tania yang kini duduk dari tidurnya.
"Aaaa, udah jam 07.00," kaget Tania yang kini berlari menuju toiletnya.
"Makanya dari tadi udah mami bangunin kamu gak nyaut-nyaut, capek banget yaa," teriak Adrien.
"Iya mi," teriak Tania yang kini berada di toilet.
"Cepet dek mandinya, ntar keburu telat loh," ucap Adrien.
"Iya mi," sahut Tania.
"Mami tunggu di meja makan yaa," ucap Adrien.
"Iya," jawab Tania.
***
"Udah siap dek?" ucap Adrien.
"Udah mi," sahut Tania yang tampak terburu-buru.
"Ya udah sini sarapan dulu," ucap Adrien.
"Gak sempet mi, Tania sarapan di kantin sekolah aja deh nanti, soalnya tinggal 20 menit lagi mi bel bakal bunyi," ucap Tania.
"Ya udah deh, beneran ya, ntar sampe di sekolah langsung sarapan," ucap Adrien.
"Iya mi," sahut Tania.
"Tania berangkat dulu mi, udah hampir telat nih," ucap Tania.
"Iya sayang, hati-hati," sahut Adrien.
"Iya, daaah mi," ucap Tania yang segera berlari keluar rumahnya.
"Jangan ngebut bawa mobilnya," teriak Adrien.
"Iyaaa," jawab Tania, yang kini segera melajukan mobilnya.
Mobil tersebut terus melaju dengan kecepatan yang diluar dugaan Adrien, dan kini Tania bener-bener cemas, ia takut kalo nanti pagar sekolahnya bakal terkunci.
"Mampus gue, kenapa harus pake telat bangun segala sih," ucap Tania yang panik mengendarai mobil tersebut.
Ciiiiit!
Mobil Tania tiba-tiba berhenti, karena ia melihat sosok anak kecil di jalan tersebut. Namun aneh, saat Tania berhenti anak kecil tersebut hilang seketika.
"Lah, kemana tu bocah," ucap Tania yang kini celingak-celinguk melihat keseluruh arah.
"Perasaan tadi gue liat anak kecil disini, tapi kok gak ada sih," ucap Tania yang bingung mengingat kejadian beberapa detik yang lalu.
"Udahlah, mending gue ke sekolah," ucap Tania, ia tak sengaja melihat layar ponselnya yang menunjukkan pukul 07.20.
"Ya ampun, kenapa gue ngurus hal gak penting gini sih, mampus deh gue malah tinggal 10 menit lagi!" ucap Tania yang merutuki dirinya sendiri.
Kini mobil tersebut kembali melaju dengan kecepatan tinggi, yang membuat semua orang yang melihat akan takut tentunya.
Tak terasa kini mobil tersebut berhenti di depan sekolah, dan sayang pagar sekolah tersebut telah terkunci duluan.
"Taik emang," ucap Tania kesal yang melihat pagar yang kini telah terkunci.
"Kenapa sampe telat gini sih," ucap Tania yang kini menyenderkan kepalanya di stir mobil tersebut.
Tiba-tiba kaca jendela mobil Tania bunyi seperti ada seseorang yang mengetuk.
Tak!
'Siapa lagi sih, gak tau gue lagi stres apa,' batin Tania.
Lagi-lagi kaca tersebut berbunyi.
"Woi, ngapain berhenti di sini," ucap seseorang yang berada diluar sana.
"Siapa sih ni anak, ganggu gue aja deh," ucap Tania yang melihat seorang gadis yang sebaya dengannya dengan seragam sekolah yang sama.
"Apa!" ucap Tania yang turun dari mobilnya.
"Ngapain berhenti ditengah jalan? Lu kira ini jalan punya bokap lo!" ucap gadis tersebut.
"Gue kira gitu sih," ucap Tania.
"Pala lo!" ucap gadis tersebut.
"Ngapain lo kesini hah! ganggu gue aja lo," ucap Tania.
"Lu punya mata gak sih? Atau mungkin mata lo gak berguna?" ucap gadis tersebut.
"Langsung ke intinya, gue gak suka banyak kata pengantar!" ucap Tania.
"Okey, minggirin mobil lo! gue mau masuk," ucap gadis tersebut.
"Lo mau masuk ke mana dodol? Lo buta? Gak liat itu pagar udah ke kunci, mau masuk ke mana?" ucap Tania.
"Manjat!" ucap gadis tersebut.
"Oouh," sahut Tania yang kini masuk kedalam mobilnya.
"Geserin mobil lo! Bukannya diem kaya patung," ucap gadis tersebut.
"Males," sahut Tania.
"Lo mau gue kaduin ke bokap gue hah? Biar lo dikeluarkan dari sekolah ini," ucap gadis tersebut.
"Ooh, emang bokap lo siapa di sini?" ucap Tania dengan nada ngejek dan keluar dari mobil tersebut.
"Kepala sekolah di sini, itu bokap gue! Kenapa? Takut?" ucap gadis tersebut.
"Ooh, mentang-mentang bapak lo jadi kepala sekolah di sini, terus gue takut? Itu mau lo?" ucap Tania.
"Jangan ngayal brader!" ucap Tania.
"Mending lo minggir, umur lo disekolah ini ditangan gue, jadi jangan pernah ngelawan gue!" ucap gadis itu lagi.
"Ckk, lo salah. Malah sebaliknya, umur lo di sekolah ini ditangan gue, jangan macem-macem," ucap Tania yang kini terpancing emosi.
"Emang lo siapa di sekolah ini! ngayal jangan ketinggian ntar jatoh sakit," ucap gadis tersebut.
"Bokap gue pemilik sekolah ini! puas lo!" ucap Tania.
"Hah? Lo anak pak Barend?" ucap gadis tersebut yang tampak kaget.
"Iya, itu papi gue, napa? Kaget?" ucap Tania.
"Lo Tania?" ucap gadis itu lagi dengan raut wajah yang kini berubah senang.
"Iya," sahut Tania.
"Aaaaaa, gue kangen bat ama lo Tan..," ucap gadis tersebut yang tiba-tiba memeluk Tania.
"Eeeh, apa-apaan nih. Meluk- meluk gue aja lu," ucap Tania yang kini menjauh dari gadis tersebut.
"Gue kangen bat ama lo Tan, lo ga kenal ama gue?" ucap gadis tersebut.
"Gue ga kenal, lo siapa hah? Tadi marah-marah sekarang malah sok kenal," ucap Tania.
"Tan, srius lo ga kenal ama gue lagi?" ucap gadis yang kini berada di depan Tania.
"Srius," jawab Tania.
"Gue Clara, lo ga inget ama gue lagi? Jahat lo Tan," ucap Clara.
"Lo Clara?" ucap Tania.
"Iya, orang yang lo tolong waktu hampir bunuh diri, hahahaha," ucap Clara.
"Iya, gue inget. Sorry, gue lupa tadi," ucap Tania.
"Ya ampun, gak nyangka gue bisa ketemu ama lo Tan," ucap Clara.
"Iya!" ucap Tania.
"Jangan ngegas kali," ucap Clara.
"Lo duluan tadi," ucap Tania.
"Hehehe, sorry gue gak tau kalo itu lo. Maafin gue yaah," ucap Clara.
"Iya," sahut Tania.
"Kapan lo pindah ke sini?" tanya Clara.
"Udah sebulan deh," sahut Tania.
"Ooh, baru pindah nih ceritanya," ucap Clara.
"Iya, lo tinggal di mana Ra?" tanya Tania.
"Gue tinggal di jalan anggrek nomor 3," ucap Clara.
"Okey, ntar kapan-kapan boleh dong gue main ke sana," ucap Tania.
"Boleh lah, apa yang engga buat lo," ucap Clara.
"Kalo gue minta duit lo bakal ngasi gak?" ucap Tania.
"Gue kasih, berapa mau lo. Apa yang lo minta bakal gue kasih," ucap Clara.
"Kalo gue minta pacar lo?" ucap Tania yang terkekeh.
"Iih, gak itu juga kali," ucap Clara.
"Hahahaha, gak kok. Gue bercanda doang njir," ucap Tania.
"Terus lo gak mau masuk gitu?" ucap Clara.
"Gimana mau masuk? Gak mungkin kan gue manjat pagar," ucap Tania.
***
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi