Kini Tania telah rapi dengan seragam sekolahnya yang telah terpasang ditubuhnya, dan tak lupa hoodie hitam yang merupakan ciri khas gadis itu dengan earphone ditelinganya, dan ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan yang telah ada keluarganya.
"Sarapan dulu dek," ucap Adrien yang menyantap sarapannya.
"Iya mi," sahut Tania yang duduk pada kursi di samping Vina.
"Nanti, perginya sama mami aja ya. Gak usah bawa mobil kamu," ucap Adrien.
"Lah, kenapa?" tanya Tania yang melepaskan earphone ditelinganya dan menyimpan di saku roknya.
"Ngurus surat pindah kamu, kan kita bakal pindah, kamu lupa," ucap Adrien.
"Ooh iya, Tania lupa," sahut Tania yang mengambil sebuah roti dan mengoleskan selai coklat di sana.
"Bareng mami ya perginya, ntar kita langsung ke ruang kepala sekolah aja," ucap Adrien.
"Iya, terus berarti Tania gak perlu dong mi bawa tas?" ucap Tania.
"Terserah kamu, emang kamu gak balikin buku gitu?" sahut Adrien.
"Gak ada," sahut Tania.
"Ya udah, ga usah aja bawa tasnya," ucap Adrien.
"Iya," sahut Tania.
"Vina, kamu gimana? Udah urus semuanya?" tanya Adrien.
"Udah mi," sahut Vina.
"Yakin ga ada yang ketinggalan?" tanya Adrien.
"Yakin, kemaren udah Vina urus kok semuanya. Jadi sekarang Tania udah bisa santai," ucap Vina girang.
"Ya udah, nanti di rumah aja, jangan kelayapan kemana-mana," ucap Adrien.
"Yaelah, iya mi," jawab Vina.
"Ya udah, semua urusan selesaikan sekarang karena besok kita bakal pindah. Papi berangkat ke kantor dulu mau urus berkas-berkas yang masih ketinggalan," ucap Helven yang berdiri dari duduknya.
"Iya mas, hati-hati," jawab Adrien.
"Hati-hati pi," sahut Tania dan Vina kompak.
"Oke," sahut Helven, mengecup pucuk kepala Adrien, juga kedua anaknya, lalu bergegas beranjak berjalan ke arah pintu utama.
Setelah beberapa menit, Helven pergi. Kini giliran Tania dan Adrien yang pergi. Kini rumah itu hanya meninggalkan Vina seorang diri.
"Udah siap dek?" tanya Adrien pada Tania.
"Udah mi," jawab Tania yang berdiri dari duduknya.
"Ya udah, kita berangkat sekarang," ucap Adrien.
"Vina, denger pesan mami di rumah aja jangan kelayapan," ucap Adrien.
"Hmm, iya mi, iya, mami ribet banget sih ngomong itu mulu," ucap Vina.
"Ya udah, mami sama Tania ke sekolah dulu," ucap Adrien yang melenggang pergi.
"Hati hati mami, Tania," teriak Vina.
***
Tak terasa kini Adrien telah selesai mengurus surat pindah sekolah Tania, setelah berapa jam mereka di sana.
"Tania, kamu yakin nih gak ada urusan sama sekolah ini lagi?" tanya Adrien.
"Iya mi, gak ada lagi kok," sahut Tania.
"Ya udah sekarang kita balik pulang, dan bereskan semua barang kamu yang penting untuk kamu bawa besok," ucap Adrien.
"Hmm, iya," sahut Tania.
***
"Udah siap aja mi?" tanya Vina yang berada di ruang keluarga dengan ponsel berada ditangannya.
"Udah," jawab Adrien.
"Cepet yaa," ucap Vina.
"Pala lo cepat, hampir jamuran gue nunggu tu kepala sekolah. Enak aja lo bilang cepat," potong Tania.
"Santai dek santai, ngegas aje lo," ucap Vina.
"Ya udah mi, Tania ke kamar dulu mau beres barang," ucap Tania yang segera berjalan menaiki tangga satu persatu demi menuju kamarnya.
"Vina, santai banget keliatannya. Kamu ga beresin barang-barang kamu yang harus dibawa besok?" tanya Adrien.
"Nanti aja deh mi, lagian barang-barang yang mau Vina bawa ga banyak kok cuma dikit," jawab Tania.
"Suka banget ya kamu ngundur-ngundur waktu kaya gini. Gak ada cerita nanti-nanti, sekarang cepat beresin barang-barang kamu, besok kita bakal pindah ntar gak keburu kalo kamu beresinnya besok Vina," omel Adrien.
"Mami mah gitu, ga bisa liat Vina santai bentar aja," ucap Vina yang masih mengotak atik ponselnya.
"Kami ga dengerin mami ngomong ya? Cepetan beresin dulu barang-barang kamu, atau ponsel kamu mami sita," ucap Adrien yang berjalan ke arah Vina.
"Eeh, iya mi iya, Vina bakal beresin barang-barang deh. Jangan sita hp Vina yaaa, mami cantik," ucap Vina yang berdiri dari duduknya dan segera berlari menuju tangga yang dinaiki Tania karena kamar Vina berada di samping Tania.
"Huuh, ada-ada aja deh ni anak yang satu bikin emosi mulu kerjanya," omel Adrien yang berjalan menuju kamarnya yang akan membereskan barang-barangnya.
***
Kini jam telah menunjukkan pukul 23.00 namun Tania tak kunjung terlelap dalam tidurnya.
"Kenapa sih, susah banget untuk tidur," ucap Tania yang duduk dari tidurnya.
"Udah tengah malam lagi, tapi kenapa gak bisa tidur sihh," omel Tania sendiri.
"Gue kok jadi kepikiran sama pindahan besok ya," ucap Tania.
Namun, Tania sedikit kaget saat tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
"Siapa sih, udah malem kaya gini ganggu aja," ucap Tania yang masih berada di atas ranjangnya.
Namun, ketukan tersebut kembali berbunyi. Tania yang sedikit kesal segera berjalan ke arah pintunya dan membukanya, ternyata di sana terlihat Vina dengan cengiran khasnya.
"Yaelah, lo ganggu aja tau gak, gue kira siapa, eeh kiranya lo," ucap Tania.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun Vina langsung masuk ke kamar Tania dan segera duduk di ranjang Tania.
"Eeeh, lo ngapain ke kamar gue? Ganggu aja lo," ucap Tania yang kembali menutup pintunya dan berjalan ke arah ranjang yang telah ada Vina disana.
"Vina, lo keluar sana, keluar gaak," gertak Tania.
"Iih, lo hormat dikit napa sih ama gue, gue itu kakak lo loh, seharusnya lo itu panggil gue kak Vina kaya dulu. Bukannya kaya sekarang, gak sopan," ucap Vina.
"Terserah gue dong, mending lo keluar gih," ucap Tania.
"Gak mau," jawab Vina.
"Lo ngapain sih ke kamar gue? Kamar lo noh di sebelah bukan disini," ucap Tania.
"Gue gak bisa tidur Tania, lo sendiri bisa tidur gak?" ucap Vina.
"Hmm, bisa malahan gara-gara lo gue gak bisa tidur jadinya," ucap Tania.
"Gak usah bohong lo, pasti lo juga gak bisa tidur kan. Kalo lo bisa tidur, kenapa lo masih bangun sekarang," ucap Vina.
"Terserah lo, gue mau tidur, byee," ucap Tania yang segera merebahkan tubuhnya.
"Tania, jangan tidur dulu dengerin gue dulu napa," ucap Vina yang mengguncang tubuh Tania.
"Apasih, Lo ganggu gue aja tau ga," ucap Tania.
"Jangan tidur dulu, tungguin gue tidur baru lo tidur," ucap Vina.
"Mending lo keluar deh dari kamar gue, gak tau orang mau tidur nih," ucap Tania.
Tiba-tiba kaca jendela kamar Tania, bunyi kaya seperti ada yang lempar sesuatu. Membuat Vina kaget dan ketakutan.
"Tania, lo denger itu kan? Gue takut," ucap Vina.
"Yaelah, itu aja takut. Paling mereka iseng karena dia liat lo ketakutan, makanya udah gue bilang jangan takut," ucap Tania.
"Gue takut dek," ucap Vina.
"Udahlah mending lo tidur aja, gue ngantuk nih," ucap Tania.
Setelah berapa lama mereka berdebat akibat suara tersebut, dan akhirnya ia telah tertidur dan berada di alam mimpinya masing masing.
***