Nadia Santoso menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu aku tidak tahu, dia tidak akan mengatakannya."
Ayu Lesmana menekan jari-jarinya, wajahnya penuh kesungguhan, dia samar-samar merasa ada yang tidak beres.
"Ngomong-ngomong, kamu tahu bagaimana Sigit Santoso, aku tidak ingin dia menyingkirkan otaknya, dan membawakanku wanita seperti itu," kata Nadia Santoso sambil menyeringai.
Ayu Lesmana tidak bisa tidak merasa bahagia, "Tidak, bahkan jika otaknya bermasalah, dia tidak akan buta."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Sudut mulut Nadia Santoso bergerak-gerak, percaya diri dan baik-baik saja.
"Tetap perhatikan, makan sekarang." Nadia Santoso membuka kotak makan siang dan mengeluarkan sarapan yang telah disiapkan ibunya.
Ayu Lesmana melihat sarapan itu, sedikit terkejut, "Mengapa dia membuatkan sarapan untukku?"
Dia bertanya ragu-ragu.