Aku membuang napas beratku lalu mengusap sisa-sisa air mataku. Kini aku sudah puas menangis. Aku bangkit dari dudukku setelah itu keluar dan mencuci wajah di wastafel. Ku pandangi diri ini di cermin. Apa yang mereka inginkan dari orang seperti aku? Kenapa mereka malah hadir di sini? Jika aku bersikap kasar seperti yang aku lakukan kepada orang-orang, akankah aku berhasil terlepas dari mereka? Bukan berarti aku tak rindu, aku sangat rindu. Hanya saja aku tak mau hal buruk terjadi kepada orang-orang itu mengingat Papaku yang kejam. Terakhir kali dia melakukannya terhadap Marie serta Minami, hal itu merusak mentalku. Aku tak mau hal yang sama terjadi. Sepertinya aku harus bersikap kasar, entah kepada Ayah atau kepada Maika sekalipun. Menganggap mereka bukanlah orang yang aku kenal. Ya, sepertinya harus ku lakukan hal itu daripada menerima kehadiran mereka.