Aku masih merasa bersalah, takut dia beranggapan kalau aku mesum. Dengan cepat aku menoleh, aku terkejut ketika melihat wajah Miyazaki yang memerah sembari menundukkan kepalanya. "Maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf. Tak seharusnya ku lakukan hal seperti itu kepadamu. Sungguh, aku tidak bermaksud melakukannya. Maafkan aku!" kataku kepada Miyazaki dengan sungguh-sungguh.
"Ah, tidak! Seharusnya aku yang minta maaf karena sudah lancang. Maafkan aku!" balasnya tanpa menatapku. Aku kembali meminta maaf, begitupun dengannya sampai kami berhenti melakukan hal itu dan kembali terdiam. Pasti sekarang Miyazaki berpikir kalau aku mesum, apalagi sampai menggigit lehernya seperti itu. Astaga! Aku betulan mesum.