"Aku tidak ingin dia melakukan hal seperti ini lagi kepadamu. Sungguh, aku ingin membantu, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar bisa membantumu. Rasanya tidak tega kalau melihatmu terus diperlakukan jahat, apalagi aku tidak melihat langsung bagaimana kejadiannya. Bisa saja sekarang kau berbohong kepadaku dan kejadian sebenarnya tidak seperti yang kau ceritakan, bukan? Kau terpaksa berbohong hanya agar aku tidak mengkhawatirkan dirimu. Aku tahu kalau kau pasti akan melakukan hal tersebut mengingat kau tidak mau membuat aku khawatir," tuturnya. Aku tertawa pelan, membenarkan apa yang dia sampaikan.
"Aku benar, kan? Terlihat dari raut wajahmu," lanjut Miyazaki. Aku menatapnya. Dia tampak kesal sembari cemberut. Aku pun menggelengkan kepalaku.