"Cih! Kau membuatku kesal. Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuk membunuh Kakak tersayangmu ini hah?" Dia berjalan mendekatiku. Aku hanya bisa memundurkan tubuhku tanpa mengalihkan pandangan tajamku kepadanya. Sial! Tubuhku terantuk ke dinding, kini dia tepat di depanku. Tangannya mencekik leherku dengan kuat. Dengan cepat, kedua tanganku berusaha menahannya.
"Bahkan dengan melakukan hal ini, nyawamu akan melayang dalam sekejap. Sementara kau? Melawan Papa saja tidak bisa, apalagi aku yang jelas-jelas lebih kuat darimu," lanjutnya. Napasku terasa tercekat dan sesak sekali, cekikannya jauh lebih kuat daripada Papa. Terdengar Papa menegurnya dan meminta agar Fievero melepaskan cekikan ini. Alih-alih melepaskan, dia malah semakin menekan tangannya itu.