"AAARRRGGGHHH!!!" teriakku ketika aku merasakan sakit yang luar biasa yang aku dapatkan di area punggungku. Dengan cepat aku menghindar dan menoleh. Astaga! Ternyata Papa mencambukku dengan ikat pinggang yang tadi dikenakannya. Sekarang benda tersebut berada di tangan.
"TERUSLAH SEPERTI ITU!" bentaknya. Aku yang takut pun langsung menurut dan menahan rasa sakit akibat cambukan yang dilakukan Papa terhadap punggungku. Sungguh, rasanya sangat menyakitkan dan perih.
"Dengar! Ini adalah hukumanmu. Karena kau menghindari telepon dariku atau dari Hotaka, maka inilah hukumannya. Apalagi ku dengar kau menolak panggilan secara sengaja. Kau kira aku tidak tahu hah? Kau kira aku sebodoh itu?" ujar Papa.
"Aku minta maaf, Pa! Aku … argh! … aku tahu aku salah," serahku. Ya, aku harus mengakui kesalahanku dan memohon agar Papa berhenti melakukan hal ini kepadaku. Walau ku tahu percuma, tapi aku akan tetap melakukannya.