[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]
Karya orisinil Ookamisanti_ jikapun ada kesamaan mohon maaf dan mungkin tidak sengaja.
><><><
#FLASHBACK~ON
Kini aku sedang bermain dengan kakakku di kolam renang. Tiba-tiba saja papa datang lalu menarik tanganku dengan kasar, mengajakku ke ruangannya dan mendorong tubuhku sampai aku terjatuh ke lantai. Aku hanya bisa menatap papa tanpa tahu penyebabnya. Ia pun memanggil seseorang dari luar ruangan, lalu tak lama 3 orang dewasa datang. Mereka membawa sebuah koper.
"Rei, hari ini kamu tidak akan belajar dengan papa, kamu akan belajar dengan kakak-kakak ini. Nama mereka Arata, Mai dan Yuu. Sapa mereka, Anak pintar," kata papa sembari menyuruhku berdiri. Aku bangkit dari dudukku lalu memperkenalkan diri kepada mereka.
Setelah perkenalan, mereka pun mulai memberitahuku beberapa hal mengenai perusahaan. Mereka terlihat ramah, penjelasan yang mereka berikan mudah dipahami. Seharian penuh aku berkutat di ruang kerja papa, memperhatikan apa yang mereka beritahukan dan mereka ajarkan. Walaupun tak sepenuhnya mengerti, aku hanya berpura-pura mengerti agar cepat selesai. Akhirnya belajar pun berakhir, orang-orang dewasa itu pergi dari rumah. Ku lihat papa, ia terlihat begitu senang. Ia pun menarikku untuk duduk di sofa. Aku hanya menurutinya.
"Bagaimana Rei? Apa kau sudah mengerti semua tentang perusahaan?" tanya papa. Aku mengangguk.
"Coba ceritakan kembali apa saja yang mereka ajarkan padamu!" suruh papa. Aku terdiam, bagaimana tidak? Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang orang-orang dewasa itu sampaikan, hanya sebagian saja yang bisa ku ingat.
"Em … mereka mengajariku tentang meeting, tentang ..," ujarku tertahan, mencoba mengingat-ingat apa yang tadi di beritahukan orang-orang dewasa itu.
"Apa Rei? Coba ingat lagi!"
"Tentang … membuat data perusahaan, tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah di kantor, ten-"
PLAK!!!
Aku terdiam saat telingaku rasanya sakit. Ku lihat papa memukul telingaku dengan tangannya. Aku memegangi telingaku yang terasa sakit.
"DASAR BODOH! MAKANYA DENGARKAN JIKA ORANG LAIN MENJELASKAN!" teriak papa. Ia kembali memukul telinga kiri dan kananku berulang kali.
"Papa, kenapa memukul aku?" tanyaku bingung.
"Rupanya kau memang benar-benar bodoh! Kau tadi tidak diajarkan bagaimana cara menyelesaikan masalah, melainkan kau diajarkan cara bersifat sopan dengan klien. Kau ini benar-benar bodoh, Rei!" bentak papa tanpa henti melakukan hal itu kepadaku.
"Maafkan aku, Papa! Maafkan aku! Tolong hentikan!" pintaku sekaligus meminta ampun. Papa terus menerus memukul kedua telingaku. Bahkan tangannya itu menampar kedua pipi ini dan rasanya sangat perih. Seketika saja aku merasa jika ujung bibirku mengeluarkan darah.
Setelah beberapa menit, akhirnya papa menghentikan aksinya, ia pun masuk ke luar ruang kerja. Aku memegang kedua telingaku yang sangat sakit. Hei, telingaku mengeluarkan darah. Tiba-tiba saja aku mendengar suara mendenging. Suara itu membuat telingaku bertambah terasa sakit. Apa yang harus ku lakukan? Meminta tolong? Kepada siapa? Dengan terpaksa aku bangkit dan berjalan perlahan menuju ke kamar. Mungkin jika aku beristirahat, suara dan rasa sakit ini akan menghilang.
Ku lihat seorang pembantu bernama Marie datang mengobati telingaku. Dia adalah wanita yang sudah merawatku sejak aku masih kecil. Dia sampai menangis melihatku diperlakukan papa tadi. Dia ingin menolong, tapi tak memiliki keberanian dan takut akan dipecat oleh papa. Aku mengerti dengan apa yang Marie rasakan. Ku balas saja ucapannya bahwa aku baik-baik saja selagi aku masih bisa bertahan. Dia hanya menganggukkan kepala.
Sungguh, aku tak mengerti mengapa papa sampai seperti itu kepadaku? Aku ini masih 7 tahun, tapi kenapa papa bersikeras dan memaksaku untuk memahami apa yang ia inginkan? Seharusnya di usiaku ini aku bermain bersama teman-teman. Namun papa melarangku keluar rumah, bahkan untuk menyapa anak-anak di sekitar rumahku saja tidak boleh. Aku heran, mengapa hanya aku yang harus mempelajari ilmu di dunia pekerjaan? Bukankah belum waktunya untukku untuk mengetahui semua itu? Aku tidak mengerti mengapa Tuhan memberiku cobaan seperti ini. Entahlah, lebih baik aku memejamkan mata sembari diobati oleh Marie.
***
Aku membuka mataku. Ku lihat cahaya matahari menyinari kamar. Apakah sekarang sudah pagi? Aku pun memegang kedua telingaku, rasanya sudah tak ada darah yang mengalir dan seperti ada sebuah ganjalan kapas di dalam telingaku. Sepertinya Marie mengobatiku dengan baik. Aku bangkit dari tidurku lalu membersihkan diri. Hari ini pasti papa menyuruhku untuk kembali belajar. Mau tak mau aku harus menurutinya, jika tidak tubuhku akan menjadi bahan amukan dia. Aku sudah ditunggu oleh 3 orang yang kemarin menggantikan papaku. Mereka mengulang kembali materi kemarin, dengan sungguh-sungguh aku memperhatikan semua yang mereka ajarkan. Jika aku tak mengerti dengan keberanian aku harus bertanya, maka dengan senang hati mereka menjelaskan kembali apa yang tidak ku mengerti. Dengan itu, mungkin papa tidak akan menghukumku lagi.
Setelah seharian penuh, akhirnya belajar pun berakhir, kini aku dipanggil papa. Aku berhadapan dengannya lagi setelah terakhir kali ku lihat dia kemarin malam. Papa kembali bertanya materi apa saja yang disampaikan orang-orang itu. Karena mengingat dengan baik, aku pun mengulanginya kepada papa. Papa terlihat senang saat aku mulai mengerti semuanya. Ia tidak menghukumku, sepertinya ia memang ingin aku seperti ini. Menuruti semua kemauannya tanpa membantah. Jika aku lengah maka papa akan menghukumku dengan siksaannya yang sadis. Ia selalu menghukumku jika aku melakukan suatu kesalahan yang menurutnya fatal. Ah, entahlah. Sepertinya aku ini bukan anak papa, maka dari itu ia terus menyiksa dan memaksaku. Kau tahu? Aku terus menahan rasa kesal, marah dan benciku terhadap papaku, tapi aku tak berani melawannya. Sekasar apapun papa menyiksaku, aku akan terus meminta maaf walaupun di dalam hatiku memaki-maki lelaki tua itu.
Beberapa tahun berlalu, kini aku menginjak umur 12 tahun. Sudah banyak ilmu yang dapat ku ambil dari dunia pekerjaan yang diajarkan papaku dan guru privatku. Kini aku sedang berada di kantor papa, dia ingin mengujiku untuk bekerja di kantornya selama sehari. Sungguh ini membuatku gugup, beberapa kali aku bertemu orang asing yang tak ku kenal. Mereka menyambutku dengan baik, mungkin karena suruhan papa. Papa bilang 2 jam lagi akan ada meeting penting dan kau tahu apa permintaan papa? Papa menyuruhku untuk menangani meeting itu. Ya, papa memintaku untuk memimpin meeting tersebut. Sungguh diluar dugaanku, aku tak mengira bahwa aku akan memimpin sebuah meeting penting. Aku gugup, aku merasa tak bisa dan aku bingung akan mengeluarkan kata-kata apa. Aku sama sekali tak mengerti walaupun papa sudah memberitahuku materi apa yang akan dibahas di meeting nanti.
Bersambung ...
><><><
ATTENTION : [ Please, jangan lupa tinggalkan komentar dan collection! ]
Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!