"Keluar? Kenapa aku harus? Bukankah lebih aman tinggal di sini? Orang-orang saling mengkanibal sesama mereka di luar, dan lihat aku. Aku aman di sini, menikmati diriku sambil minum minuman yang aku suka."
"Kamu akan mati jika berada di luar sana. Selain itu, kerusuhan massal pasti akan pecah cepat atau lambat." Benjamin mematikan rokoknya.
Benjami telah menjadi reporter sejak lama, dia bahkan lebih tahu hal-hal tersembunyi dari pada Alyssa. Meskipun sesama reporter, tapi mereka berdua berbeda. Jika Ben lebih mementingkan uang, maka Alyssa lebih mementingkan keadilan!
"Kalau begitu mari kita tunggu dan lihat. Lihat apakah kamu yang akan mati duluan atau aku. Ngomong-ngomong, semoga kamu tetap selamat, dan selamat tinggal." Eddie membalikkan punggungnya lalu melambai ke arah pria itu dengan santai.
Dia tidak ingin berbicara panjang lebar dengan Benjamin. Semenjak pria itu menipu Katherine demi uang, perasaan baik Eddie kepadanya telah sirna.
"Haha, tentu saja kamu lah yang akan mati terlebih dahulu. Jangan pernah berpikir Umbrella akan membiarkanmu pergi dengan mudah. Siapapun yang tahu rahasia mereka akan mati, dan kamu pun sama, kamu akan mati bersama si idiot brian itu!"
Benjamin tertawa, setelah itu dia menyandarkan punggungnya di dinding sambil menyalakan rokok lain.
Tapi tiba-tiba...
*Boom!*
Sebuah lengan besar menembus dinding dimana Benjamin sebelumnya bersandar. Telapak tangan besar itu meraih kepala sang reporter.
"Ah, apa-apaan ini. Selamatkan aku! Ah, sakit!" Reporter itu berteriak kesakitan. Dia berusaha keras melepaskan genggaman monster itu menggunakan kekuatan tangannya, tapi bahkan setelah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia tidak mampu melepaskan genggaman lawan!
Eddie dan lainnya berhenti. Claire bahkan telah mengeluarkan pistolnya dan siap menembak. Tapi mereka hanya melihat satu lengan tebal yang menembus dindin, bukan tubuh atau kepala lawan.
Dengan kekuatan lengan yang kuat, kepala reporter itu langsung hancur total. Sebelum kematiannya, Ben mengingat apa-apa yang telah dia lakukan di dunia.
Dia adalah ahli dalam berbohong, bahkan dia berbohong tentang namanya kepada Katherine dan Eddie. Benar, namanya yang sebenarnya adalah Ben Bertolucci, bukan Benjamin.
Tapi apakah hal itu penting? Tak lama lagi dia akan mati. Dengan napas terakhirnya, Bertolucci berteriak menuju kematiannya.
Claire yang melihat hal ini terkejut dan jijik. Dia hampir ingin mual, kematian itu begitu mengenaskan.
Awalnya pria aneh itu mengatakan bahwa dirinya aman di dalam sel penjara, tapi tak lama kemudian dia malah mati mengenaskan.
Setelah puas membunuh orang itu, lengan itu kembali masuk ke dalam dinding yang gelap. Kecuali keheningan, hanya ada suara langkah kaki beart yang terdengar saat ini.
"Apa-apaan itu?" Claire merasa tidak percaya. Monster macam apa yang memiliki kekampuan semacam itu?
Eddie mengerutkan kening. Sekarang dia mengingat sesuatu. Pantas saja dia merasa pernah melihat wajah reporter itu di suatu tempat. Ternyata pria itu adalah pria yang memang ada di plot, sial, kenapa dia baru mengingatnya sekarang?
Kejadian yang baru saja terjadi terlihat sama persis seperti apa yang dia ingat di dalam video game, tapi bukannya Ada Wong yang menyaksikan hal ini, tapi Claire.
"Aku tidak tahu, tapi kita harus segera pergi dengan cepat."
Ketika mereka sampai di tempat parkir bawah tanah, lampu di area itu sangat redup. Di tengah jalan, seorang pria botak muncul.
Tingginya hampir tiga meter dan wajahnya memiliki kerutan aneh, tapi pria itu tidak terlihat tua. Bentuk keseluruhannya sangat mirip dengan manusia, dan dia terlihat sangat kuat.
"Dia mungkin adalah monster yang membunuh reporter itu." Eddie berkata sambil menyenggol Claire.
"Bagaimana kamu tahu dia monster? Dia terlihat sangat mirip dengan manusia." Claire merasa bingung. Dia tidak lagi merasa gugup setelah Eddie menyenggolnya.
"Apakah ada manusia setinggi tiga meter yang masih hidup di dunia ini? Jelas sekali orang itu adalah senjata bio yang telah dikembangkan oleh Umbrella. Sebut saja Tyrant."
"Saat saya bekerja di Umbrella, saya secara tidak sengaja mengetahui bahwa mereka sedang mencoba mengembangkan hal-hal yang tidak manusiawi. Dan orang itu adalah hasil dari eksperimen mereka!"
"Manusia zaman baru..." Eddie menjelaskan.
"Saat kamu bekerja di Umbrella, apakah kamu pernah... Bereksperimen keji kepada orang lain?" Claire tiba-tiba bertanya. Dia tidak ingin teman berdarah dingin, apalagi mencari pasangan yang suka membunuh.
"Jika aku berkata tidak, apakah kamu akan percaya?" Eddie hanya membalas sederhana. Apakah Claire percaya atau tidak itu sepenuhnya keputusan gadis itu.
Saat ini Eddie menatap ke arah Tyrant yang berjalan perlahan ke arah mereka.
"Aku percaya padamu, dan kamu adalah temanku." Claire berdiri kokoh di sebelah Eddie.
"Oh, bukan pacar?" Svetlana tiba-tiba menggoda.
"Tidak, itu teman baik!" Claire merasa malu. Memangnya sudah berapa lama mereka saling mengenal? Dia tidak ingin menjalin hubungan terlalu cepat!
"Haha, tidak masalah. Nona-nona, harap hati-hati. Pria besar itu tidak akan mudah untuk dihadapi." Setelah Eddie tertawa, dia bergegas melawan Tyrant itu lebih dulu.
Tyrant itu meluncurkan serangan. Tinjunya sangat kuat dan cepat, saat ini Tyrant itu membidik ke arah Eddie.
*Swossh!*
Tinju Tyrant datang diiringi dengan saura angin kencang. Di mata Eddie, kecepatan Tyrant itu berangsur-angsur menjadi lebih lambat.
Menggunakan dagger kecil, Eddie menyerang pergelangan tangan Tyrant itu kemudian melancarkan tendangan kuat tepat ke arah Leher lawan.
Tyrant itu mundur beberapa kali karena dampak tendangan yang kuat, tapi dia masih terlihat baik-baik saja. Jika orang normal di tendang oleh Eddie, maka mereka akan langsung tergeletak di tanah lalu bertemu dengan pencipta mereka.
Si Tyrant yang ditendang ke belakang itu terlihat sedikit kesal. Sekali lagi dia melancarkan serangan tinjunya, berusaha mengenai target kecil yang ada di depannya.
Target itu adalah salah satu karakter yang harus dia bunuh, chip yang tertanam di kepalanya mengatakan bahwa dia harus membunuh beberapa karakter penting. Dan Eddie adalah salah satu dari orang-orang itu. Selain Nemesis, sekarang T-103 juga menargetkan Eddie.
"Lumayan, bagaimana dengan serangan ini?" Eddie mencoba memberanikan dirinya. Dihadapkan dengan soerang Tyrant ganas dengan lengan tebal itu, semua orang akan merasa takut. Bahkan Eddie merasa sedikit gugup.
*Bang!*
Eddie dan Tyrant saling meninju, ketika pukulan Eddie terhubung dengan lawan, Tyrant itu mundur beberapa langka. Di sisi lain Eddie yang terpukul langsung dipaksa mundur sejauh tiga meter.
Untungnya kualitas sepatu Eddie cukup bagus, jika tidak, mungkin bagian alas kakinya telah menipis!
Melihat Eddie yang terpukul, Jessica merasa sangat kesal. Dia tidak bisa mentolerir siapa pun yang mencoba mencelakai Eddie dan kerabatnya.
Sepatu hak tinggi miliknya menancap di tanah, kemudian sosok Jessica bergegas cepat ke arah Tyrant itu. Tangannya terkepal erat, kemudian Jessica memukul wajah lawan dengan keras.
*Boom!*
Tyrant seberat satu ton itu terlempar jauh hanya dengan satu pukulan!