Baixar aplicativo
9.02% Istri ke Dua Dokter Tampan / Chapter 24: Tetap Dengan Pendirianku

Capítulo 24: Tetap Dengan Pendirianku

Saat ini Cathleen berada di dalam kamarnya. Ibu mertuanya begitu gampang mengucapkan hal tersebut sudah jelas dirinya tahu bagaimana rasa sakit yang di rasakan nya.

Tok..

Tok..

"Cath, maafin ibu nak. Tidak seharusnya ibu mengatakan hal itu." Dahna terus saja mengetuk kamar sang menantu akan tetapi tidak ada jawaban dari dalam sana.

Dua puluh lima menit kemudian Cathleen keluar dari dalam kamarnya. Perempuan tengah mengandung itu sudah siap bekerja.

Namun, dia menderek koper mini membuat Dahna mengerutkan kedua alisnya bertanya-tanya.

"Cath, tunggu. Kamu mau kemana?" Dahna menghela tangan sang menantu.

"Kerja, bu." jawabnya tanpa menoleh.

"Lalu ini apa, Cath? Apa kamu mau meninggalkan ibu?" tanyanya lagi.

"Kalau ibu mau aku sama dia baik-baik saja dan melupakan semua yang sudah terjadi itu aku gak mau bu. Aku akan tetap dengan pendirian ku. Wanita mana yang mau berbagi apalagi dengan dia pengangguran kita mau makan apa?" kali ini cathleen mengatakan nya dengan kejujurannya. Perempuan itu sudah lelah harus mengikuti semua keinginan ibu mertuanya.

Dahna tertegun dengan omongan menantunya. Wanita setengah paruh baya itu terdiam mencerna setiap kata yang di keluarkan sang menantu.

"Cath, tunggu." kali ini Daniel menghentikan Cathleen yang akan melangkah keluar.

"Kalau emang kamu tidak mau rujuk sama aku. Biarkan aku tahu perkembangan anak kita ... Dan kamu tidak perlu keluar dari rumah ini. Biar aku yang keluar. Maaf sudah mengganggu kenyamanan kamu. Jaga ibu di sini." ucap pria itu dengan tenang. Daniel pun melangkah pergi dari apartemen sang ibu.

Cathleen terdiam. Perempuan itu seakan terhipnotis dengan perkataan Daniel.

"Apa aku egois jika tidak mau memberi tahu perkembangan kehamilanku pada ayah dari bayiku?" batin Cathleen.

Dahna menangis. Ia tahu dirinya sangat egois sehingga tidak mementingkan perasaan menantunya. Wanita itu memeluk sang menantu dan kembali meminta maaf.

Cathleen tersenyum. "Tidak apa-apa bu, semua ibu hanya ingin melihat anak nya bahagia. Tapi maaf untuk yang satu ini tidak bisa Cathleen kabulkan. Aku hanya bisa memberikan ruang untuk anakku saja selebihnya aku tidak bisa. Itu pum setiap kontrol ibu harus menemani aku juga Daniel." katanya.

"Terimakasih ya nak." Cathleen menganggukkan kepalanya.

"Aku kerja dulu ya bu." Cathleen mencium punggung tangan Dahna. Ia menyimpan koper mini menyuruh maid untuk kembali membereskan pakaiannya ke dalam lemari.

Setelah itu Cathleen kembali melangkah keluar rumah.

***

"Bukannya mau memperbaiki dengan istri pertamamu. Kenapa malah kembali ke sini?" pertanyaan Salsabila begitu menyakiti hati Daniel.

Pria itu baru saja tiba beberapa menit yang lalu di apartemen milik istri keduanya.

Pemandangan yang ia lihat sungguh tidak enak.

"Apa aku salah pulang ke apartemen kamu? Jika iya aku akan kembali pergi. Tapi, bukan ke apartemen ibuku." Daniel berujar. Ia sudah lelah dengan semua kehidupan nya seolah tidak ada yang mau menerima kehadirannya.

Mendengar hal seperti itu membuat Salsabila tertegun. Salsabila melangkah kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Makanlah. Aku sudah masak buat kamu." sebelum masuk wanita itu mengatakannya. Bagaimana pun juga Daniel adalah suaminya tentu saja Salsabila masih ada hati dan peduli terhadap pria itu.

Terlebih bayi yang ia kandung adalah buah cinta mereka.

Daniel tersenyum. Akhirnya Salsabila mau menerima kehadirannya walaupun dia tahu ini bukanlah kemauan dirinya.

Akan tetapi Daniel sangat bersyukur bisa mendapatkan makanan juga tempat tinggal.

Setelah makanan itu masuk ke dalam perut Daniel pria itu mencuci semua bekas makannya. Karena di apartemen Salsabila tidak ada maid.

Untuk itu dia berinisiatif untuk melakukan pekerjaan rumah.

Salsabila mendengar suara gemercak air yang keluar dari kran. Wanita itu melihat dan tersenyum akhirnya suaminya memilih dia dari pada istri pertamanya.

Mungkin Salsabila berpikiran seperti itu.

"Kamu sedang apa di sana?" Daniel melihat istrinya tengah berdiri di ambang pintu.

"Hah, enggak. Kamu gak kerja?"

Deg.

Mendengar pertanyaan seperti itu membuat Daniel sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku ambil cuti beberapa hari. Tidak masalah 'kan?" pria itu sedikit ragu-ragu mengatakannya. Ia takut jika Salsabila malah mengusirnya.

Sebelum itu benar-benar terjadi lebih baik Daniel menutupinya dari istri keduanya.

Biarlah jika suatu saat wanita itu mengetahui semuanya secara terlambat.

Salsabila menganggukkan kepalanya percaya pada sang suami.

"Aku mau mandi, boleh?" Salsabila kembali mengangguk kemudian mengekori suaminya masuk ke dalam kamar mandi.

Sejujurnya Salsabila pun sangat merindukan Daniel suaminya.

Daniel tahu apa yang di mau wanita itu. Salsabila memang tipe wanita yang gila dengan sentuhan akan tetapi tidak sembarang orang yang dapat memuaskan hasratnya.

Juga tidak semua orang dapat menyentuh Salsabila.

***

"Jadi mulai saat ini kamu resmi berpisah dengan suamimu?" Kania bertanya. Kedua Dokter cantik itu tengah berada di kantin untuk makan siang.

"Kalau resmi sih belum ya, karena kita menunggu bayi ini lahir dulu baru bisa proses sidang. Lebih tepatnya aku memilih mundur dari pada harus berbagi." jelas Cathleen pada Kania.

Gadis itu mengangguk mengerti dengan permasalahan rumah tangga temannya itu.

"Tapi, Cath. Apa kamu tidak kasian sama anak kamu nantinya tidak memiliki ayah?" Kania kembali bertanya.

Deg.

Cathleen sedikit termenung mendengar pertanyaan Kania. Perempuan itu berhenti memakan makanan yang ada di depannya.

Mengelap bekas makanan sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

Meminum air mineral yang ada di depannya. Sungguh pertanyaan itu membuat Cathleen kehabisan kata-kata.

Belum juga bayinya lahir. Pertanyaan itu seakan menjadi persiapan bagi Cathleen untuk bisa menjawab.

"Aku yang akan menggantikan ayah dari bayi itu." suara bariton seksi itu terdengar lembut di telinga kedua perempuan berprofesi sebagai Dokter.

"David." gumam Cathleen tidak bersuara.

Kania melihat ketampanan pria yang duduk di samping Cathleen membuat dia terpesona hingga tidak mengedipkan matanya.

Sementara Cathleen tercengang oleh pengakuan David tadi. Apa dia bilang mau menggantikan sosok ayah dari bayi yang ia kandung? Apa itu artinya David akan menikahinya atau bagaimana sih, Cathleen menjadi bingung sendiri.

"Kamu jadi saksi ya." katanya pada Kania. Seolah terhipnotis Kania menganggukkan kepalanya.

"Cath, apa kamu mau menjadi wanita dalam hidupku?"

Deg.

Daniel mengeluarkan sebuah kota bludru berwarna biru. Pria itu mengeluarkan cincin berlian sangat cantik wanita mana yang tidak mau Kania saja sampai menganga menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Cathleen memejamkan matanya berusaha untuk meraih kesadarannya. Ia tidak mungkin menerima David saat ini karena dirinya masih berstatus istri orang.

"Maaf, tapi kamu tau kan kondisi aku seperti apa. Dan statusku masih istri orang." jawab Cathleen dengan lembut.

"Aku tidak peduli. Yang aku pedulikan kamu dan calon bayi ini. Aku mencintai mu tanpa lelah Cath. Dari dulu hingga sampai saat ini."

Deg.

Jantung Cathleen semakin memompa perempuan itu terharu dengan apa yang di ucapkan sahabat kecilnya.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C24
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login