Ingin Kembali
Daniel saat ini tengah tertidur pulas di samping istri keduanya. Pria itu teringat akan perkataan Cathleen bahwa dirinya bukan lagi siapa-siapa baginya.
Melihat Salsabila masih tertidur Daniel bangun kemudian memakai baju serta menyambar jaket kunci mobil tak lupa ponselnya selalu ia bawa.
Jam masih menunjukkan pukul 5 dini hari pria itu melajukan kendaraanya dengan cepat. Merasa jalanan kosong Daniel menginjak pedal gas menaikan kecepatannya.
Hingga tidak sampai tiga puluh menit Daniel sudah berada di lantai dimana unit apartemen milik sang ibu berada.
Ting...
Tong...
Hanya dua kali di menekan bel seseorang membukakan pintu.
"Ngapain kamu ke sini!" ujar Cathleen sinis. Perempuan itu akan menutup pintu kembali akan tetapi Daniel berusaha menahannya.
Hingga Cathleen tak mampu untuk menahan ia melepaskan begitu saja. Daniel tersungkur dia tidak peduli sama sekali.
Cathleen membalikan badan menjauh dari pria yang selama ini ia cintai kini berubah menjadi benci.
Daniel mengejar istri pertama nya memeluk dari belakang. Cathleen berusaha melepaskan tapi kalah dengan tenaga Daniel yang besar.
"Aku mohon maafkan aku, Cath. Aku tahu aku salah. Tapi aku masih mencintai kamu."
"Cinta tapi menikahi sahabatnya sendiri, apa itu yang di namakan Cinta?! Sudahlah Niel aku capek. Aku mau cerai sama kamu."
Daniel merasa ada yang aneh dengan perut istrinya tersebut. Ia merasakan ada gerakan-gerakan kecil dari dalam sana.
Tak peduli istrinya berbicara apa ia mengurai pelukan membalikan Cathleen untuk ia tatap.
"Apa kamu hamil?" tanyanya.
Deg. Sungguh Cathleen tidak mau sampai suaminya mengetahui kehamilan nya.
"Siapa yang hamil. Gue lagi banyak makan aja dari pada banyak pikiran tar di kira gue batin lagi." Cathleen beralasan.
Perempuan itu melangkah dengan cepat berusaha untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Cath, gue tau lo lagi hamil!" teriak Daniel. Membuat sang ibu Dahna keluar dari kamar.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Dahna. Wanita setengah paruh baya itu beralih ke dapur untuk menuangkan air minum ke dalam gelas.
"Bu, aku ingin kembali bersama Cathleen dan memperbaiki semuanya apa itu salah?" adunya.
"Apa kamu sudah gila!" Dahna melebarkan matanya tidak percaya.
Wanita itu kini memukul sang putra entah mengapa dokter tampan tersebut mendadak menjadi tidak bisa berfikir jernih.
Kecerdasannya sebagai dokter bisa di ragukan jika publik mengetahui.
Daniel memeluk ibundanya meminta maaf dengan tulus semarah apapun pada sang putra Dahna tetap memaafkan nya.
Namun, dia harus bisa mengambil sikap dan memilih tidak bisa serakah memiliki istri lebih dari satu.
"Tapi bu, Salsabila lagi hamil cucu ibu mana bisa aku menceraikan dia." ujar Daniel.
Perempuan itu pun tahu. Bahwa di dalam agama tidak boleh menceraikan dalam keadaan hamil. Dahna termenung ia sendiri tidak mau mengakui bahwa kini dirinya mempunyai dua menantu juga dua calon cucunya.
Dahna beranjak dari sofa ia tidak tahu harus mengambil sikap seperti apa. Terlebih kini Cathleen sedang berusaha untuk melupakan suaminya.
Namun, bagai manapun juga anak yang ia kandung adalah buah cinta mereka.
Hari sudah siang. Cathleen keluar dari kamarnya ia melihat suaminya terbaring di atas sofa.
Mungkin pria itu lelah sehingga tertidur di sofa ruang tamu. Tidak peduli dengan sang suami Cathleen berlalu setelah pamit pada ibu mertuanya untuk bekerja.
Dahna mengantarkan menantunya hingga sampai pintu terbuka. Melambaikan tangan begitulah yang ia lakukan setiap hari.
Mendengar pintu utama tertutup Daniel membuka matanya. Bangun dan bertanya pada sang ibu.
Wanita itu menjelaskan jika sang menantu telah pergi bekerja. Lalu Dahna menyuruh Daniel segera untuk melakukan pekerjaannya.
Daniel mencoba untuk menyusul Cathleen. Tidak lama ia sudah berada di lobi apartemen. Daniel melihat istrinya itu akan pergi menggunakan taksi online.
"Cathleen." panggil Daniel. Perempuan itu menoleh sekilas lalu tergesa-gesa masuk ke dalam mobil.
Ia tak mau jika Daniel akan menghentikannya.
Daniel berusaha untuk mengejar menggunakan mobilnya sendiri.
***
"Niel." Salsabila meraba tempat tidur di sebelahnya.
Merasa kosong dan hanya ada hembusan angin Salsabila segera bangun dari tidurnya. Ia mengecek ponsel siapa tau suaminya mengabari jika dia hendak pergi.
Tapi ternyata semua nya nihil tidak ada satu pesan pun masuk ke dalam ponsel milik Salsabila.
Wanita tengah hamil itu berpikir jika suaminya pasti mengunjungi rumah istri pertamanya. Wajah tak suka ia layangkan dengan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit menghabiskan waktu untuk membersihkan diri. Salsabila keluar wanita itu tengah memilah pakaian untuk tampil sempurna di mata suaminya.
Terlebih ia ingin mengalahkan Cathleen istri pertama dari suaminya.
Setelah menemukan pakaian yang pas. Salsabila duduk di depan cermin berbagai peralatan makeup juga skincare tertata rapi meja rias tersebut.
Puas dengan hasil makeup sepagi ini. Salsabila menyambar tas mungil pemberian suaminya untuk ia pakai.
Keluar dari apartemen menuju lobi. Salsabila menggunakan taksi untuk pergi.
Dalam perjalananya ia terus saja menghubungi sang suami akan tetapi suara mail box yang menjawab.
Perempuan itu begitu kesal berbagai sumpah serapah ia layangkan untuk suaminya.
Sementara Cathleen telah lebih dulu sampai di lobi klinik rumah sakit. Pria tampan memakai kaca mata bening itu membukakan pintu mobil untuk Cathleen.
Dari belakang Daniel memperhatikan mereka sebuah layangan tinju tepat mengenai sasaran.
# Bugh
Sontak saja membuat Cathleen menoleh dan melindungi pria itu. Betapa dia tidak terima atas perlakuan sang suami pada temannya membuat Cathleen akan melaporkan tindakan kriminal tersebut.
"Cath, aku suamimu bukan dia. Kenapa kamu malah membela dia!"
Cathleen menghembuskan napasnya kasar. Tidak mungkin dirinya bertengkar adu mulut bersama sang suami di depan umum.
Sementara orang-orang di sana sudah saling berbisik membicarakan mereka.
Cathleen membawa David ke ruangan untuk ia obati lukanya.
Daniel masih mengikuti dirinya kemana langkah Cathleen. Merasa tidak terima pria lain di perlakukan manis oleh istrinya Daniel kembali berang.
"Apa kamu tidak mendengarkan ku, Cath."
Dari jauh Cathleen melihat Salsabila akan menghampiri ia dan suaminya. David membawa Cathleen menggenggam tangan nya kuat-kuat.
Laki-laki itu tahu permasalahan mereka akan tetapi dia tidak mau ikut campur dalam urusan rumah tangga sahabatnya.
Namun, tindakan Daniel pada dirinya membuat ia semakin yakin akan mempertahankan Cathleen juga melindunginya dari Daniel.
"Urusi saja dirimu sendiri!"
Cathleen dan David masuk ke ruangan. Meskipun banyak pasang mata memperhatikan mereka Cathleen berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Gosip suaminya menikah lagi sudah sampai ke pihak jajaran petinggi rumah sakit dan juga ikatan dokter.
Membuat Cathleen merasa malu dengan tingkah suaminya. Untuk itu Cathleen lebih memilih untuk tidak peduli dan ia selalu bersama dengan David sahabat kecilnya.
"Lo gak apa-apa Cath?"