Tidak Disangka
"Halo sayang, gimana? Apa kamu masih bercinta dengan istrimu, itu? Aku tahu kamu saat ini sedang di luar mendinginkan kepalamu." tawa renyah Salsabila menggema di gendang telinga Daniel.
"Jika tidak ada yang penting, aku akan tutup telponnya!" hardik Daniel, pria itu meneguk kembali air minuman yang ada di genggaman nya seraya menatap gelapnya malam.
"Eit, tunggu dong. Dari pada kamu gak jelas di jalan gitu lebih baik ke apartemen aku aja. Pintu rumahku akan selalu lebar untuk kamu sayang."
Tanpa menjawab Daniel memutuskan panggilannya. Membuang bekas minuman tersebut lalu masuk ke dalam mobil.
Saat ini dia sudah lelah bertengkar dengan istri cantiknya, terlebih ada perempuan lain yang sangat membuka lebar untuk Daniel masuk ke dalam kehidupan nya.
Hanya memakan waktu beberapa menit saja Daniel sudah sampai di basemen apartemen milik Salsabila.
Langkah demi langkah pria itu masuk ke dalam lift dan menekan angka menuju lantai dimana apartemen sahabat istrinya itu berada.
Ting..
Tong..
"Aku tau kamu tidak akan bisa lari dariku, Daniel." Salsabila menarik lengan pria itu untuk masuk lebih dalam dan membawanya ke kamar.
Daniel saat ini tengah sakit kepala akibat hasratnya tidak tersalurkan membuat laki-laki itu melancarkan aksinya membuka pakaian Salsabila.
Perempuan penggoda itu dengan senang hati menyambut Daniel dan membiarkannya bermain dan menjajaki tubuhnya.
***
Cathleen merasa ada yang di sembunyikan dari sahabatnya. Hari sudah pagi dengan segera Cath bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu memakai pakaian terbaik juga berhias diri.
"Sayang, buru-buru sekali? Ada apa?" Tanya Dahna melihat anak menantunya itu terburu-buru melupakan sarapan paginya.
"Aku ada urusan mendadak, bu. Daaaaah!" perempuan itu hanya melambaikan lengan pada sang ibu mertua lalu keluar dari dalam apartemen.
Menaiki lift menuju basemen. Mengendarai mobilnya seorang diri dengan kecepatan tinggi.
"Aku berharap semoga pikiran aku salah." batin nya berbicara.
Pukul 7 dini hari membuat jalanan masih sepi tentu saja membuat Cathleen menginjak pedal gas dan melajukan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi agar lebih cepat.
Tidak hanya butuh waktu lama kini Cathleen sudah sampai di depan pintu apartemen. Ada perasaan gelisah dan debaran jantung berirama dengan cepat Cathleen sekuat tenaga menekan tombol bel.
Ting...
Tong...
Tidak ada jawaban dari dalam Cathleen kembali menekan tombol bel.
Hingga lima kali perempuan itu menekan akhirnya seseorang membukakan pintu apartemennya.
"Duh, masih pagi! Ganggu banget sih." Salsabila membuka pintu dengan rambut berantakan juga kaos over size dan celana hot pant jeans. Terdapat jejak-jejak kepemilikan di leher jenjang Salsabila membuat Cathleen tersenyum geli.
"Hai, Bil."
Deg. Jantung Salsabila memompa dengan kecepatan tinggi dia tidak tahu jika yang bertamu sepagi ini adalah sahabatnya.
Dengan cepat Salsabila menutup pintu apartemennya dengan refleks.
"Cat-cathleen, ada apa sepagi ini kamu ke rumahku?" Salsabila gugup.
Namun, Cathleen terkekeh. Ia berfikir jika sahabatnya gugup karena habis bercinta dengan kekasihnya.
"Sorry ya, pagi-pagi aku uda ganggu. Em, kamu lagi sama pacar kamu? Kenalin dong aku juga mau kenal sama calon suami kamu." tanpa di persilahkan Cathleen dengan sengaja membuka langsung pintu apartemen Salsabila dan masuk begitu saja.
"Cath! Cath!" tidak peduli Salsabila memanggilnya. Cathleen masuk lebih dalam.
"Cath! Ak-," belum Salsabila menyelesaikan kalimatnya.
Cathleen tengah melihat sang suami yang baru saja keluar dari dalam kamar sahabatnya hanya menggunakan handuk melingkar di pinggang.
Betapa hancurnya hati Cathleen saat ini melihat pemandangan sepagi ini yang tidak seharusnya.
Pandangan mereka bertemu, Cathleen menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata indahnya.
Berusaha untuk tidak menangis perempuan itu mengangkat dagunya.
"Tidak saya sangka, dugaan ku benar." ucap Cath menggelegar di ruang tamu milik Salsabila.
"Cath ini tidak seperti yang kamu bayangkan." Salsabila menyangkal dia berusaha untuk menjelaskan akan tetapi Cathleen mengangkat lengannya.
"Stop, bil!" teriak Cathleen.
Cathleen berbalik, perempuan itu keluar terburu-buru langkahnya gontai. Bagaimana bisa sahabatnya mengkhianati dirinya dengan bercinta bersama suaminya.
Air mata yang sedari tadi dirinya tahan kini tidak bisa ia bendung dan jatuhlah buliran bening tersebut bagaikan anak sungai mengalir.
Cathleen saat ini berada di luar apartemen Salsabila duduk di lantai dengan lemas. Suami yang selama ini dia cintai juga sayangi dan sangat penuh kepercayaan dengan tega mengkhianatinya.
Terlebih pesan-pesan yang sebelumnya dia baca di ponsel milik sang suaminya ternyata itu adalah sahabatnya sendiri.
Hiks...
Hiks....
"Cath, aku mohon maafkan aku." Salsabila meminta maaf dengan tulus. Akan tetapi Cathleen malah mendorongnya hingga perempuan tidak tahu malu tersebut tersungkur ke lantai yang sama.
"Buat apa kamu minta maaf hah! Nyatanya kamu menikmati suamiku Bil!" Cathleen berang wanita itu tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"Aku tau aku salah, Cath. Tapi aku bisa apa suamimu juga menikmati tubuhku." bukan nya meminta maaf dengan tulus. Salsabila dengan sengaja mengatakan hal seperti itu dengan senyum di bibirnya.
"Dasar perempuan jalang! Tidak tahu diri kamu Bila. Jika saja aku tidak menampung mu hidupmu sudah jadi gembel di jalanan!!!!!" teriak Cathleen membuat semua orang-orang berada di apartemen itu keluar menyaksikan pertunjukan yang tidak seharusnya.
Cathleen menjambak rambut Salsabila begitu pun sebaliknya dengan teriakan-teriakan keduanya.
Melihat hal seperti itu membuat Daniel memisahkan mereka dan membawanya kembali ke dalam apartemen Salsabila.
"Lepaskan! Aku tidak sudi di sentuh oleh laki-laki bekas wanita lain!" Cathleen menghempaskan lengan Daniel.
Cathleen kembali keluar dengan wajah lusuh juga air mata yang tidak bisa membohongi perasaannya. Dia tidak tahu harus bagaimana jika ibu mertuanya tahu akan hal ini.
Mengendarai mobilnya sorang diri dengan buliran bening yang masih membasahi pipi putus mulus dan bersih tersebut.
Merasa gagal menjadi seorang istri Cathleen menghentikan mobilnya di pinggir sebuah kopi shop di kotanya.
Keluar dari mobil menuju pintu masuk kedai tersebut. Tidak peduli dengan penampilan Cath memesan makanan untuk mengisi perutnya yang sedari tadi minta di isi.
Cuplikan bayangan Daniel sedang bercinta dengan sahabatnya membuat Cathleen kembali meratapi nasibnya.
Sesungguhnya ia tidak mau berbagi laki-laki dengan wanita mana pun akan tetapi kenyataan pahit harus ia terima.
"Apa aku harus mengikhlaskan suamiku untuk sahabatku?"
Cathleen kembali menangis. Di saat ia menunduk ada seseorang yang menyodorkan sapu tangan padanya.
Membuat Cathleen menatap wajah tampan di depannya. Apa dia sedang bermimpi bertemu dengan laki-laki tampan lebih dari suaminya?
"Hapus lah air matamu, jejak nya membuat matamu terlihat hitam." ujar pria itu.
Cathleen mengerutkan kedua alisnya tidak mengerti dengan pria itu ucapkan.
Pria itu kembali menatap Cathleen dan memberi kode jika lingkaran matanya berubah hitam dengan jari telunjuknya.
Sontak saja ia tersadar dengan makeup nya yang sudah pasti luntur akan air mata.
Dengan cepat mencari sebuah cermin di dalam tasnya.
"Ya ampun jelek banget. Malu kan jadinya." Batinnya berbicara.
"Mak-. Loh dia kemana? Kenapa menghilang." Cathleen celingukan mencari sosok pria tadi yang menyodorkan sapu tangan pada dirinya.