Aneska menghela napas, pikirannya bingung harus berkata apa. Tenggorokannya terasa kering, perlahan kepalanya yang menunduk terangkat dan tatapannya langsung beradu kontak dengan Ibu sambungnya.
Hati keduanya berdesir, ada getaran aneh yang masuk ke dalam hati Aneska dan Dewi. Beberapa detik mata mereka saling menatap.
Aneska yang cepat tersadar segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Sementara Dewi tidak melepaskan pandangannya menatap wajah Aneska.
Aneska ingin bicara tapi suaranya seperti tercekat di tenggorokannya yang kering. Dengan susah payah, ditelannya ludahnya sendiri untuk membersihkan tenggorokannya yang kering.
"Aneska, pikirkan baik-baik apa yang tadi Dewi katakan. Kami menyayangi kamu dengan sepenuh hati. Ikutlah bersama kami, tinggal bersama kami. Jika kamu ingin meneruskan Sekolahmu, kami juga akan mendukungmu. Kami berdua akan mengurusmu," kata Burhan melihat wajah putrinya yang sudah tidak tertunduk lagi.
Terima kasih atas segala support yang kalian berikan untuk Aneska Belavina.