Aku dan Christian hanya saling menatap satu sama lain, pikiran kita begitu sibuk mencari cara tentang rencana untuk kita menghindar dari sesuatu yang tidak diinginkan. Tetapi ide ku dan Chris sudah sangat mentok, tidak ada apapun yang terbesit di kepalaku. Sekecil apapun itu, sudah tidak tersedia lagi di kepala kami.
Mendengar ketukan pintu dan teriakan Mammy Christian yang terus berusaha untuk memanggil namanya, tidak hentinya memenuhi telinga hingga membuat pikiran kami menjadi semakin panik. Buyar seakan benar-benar tidak ada apa-apa di kepalaku.
"Chris! kalau kamu memang ada di dalam, Mammy akan masuk. Bolehkan, Mammy masuk?" Teriak Mammy Christian sambil memainkan pegangan pintu. Dia berusaha untuk membuat pintu kamar supaya terbuka lebar.
"Apakah di rumah ini ada kunci cadangan yang dimiliki oleh kedua orang tuamu? Mammy mu, punya kunci cadangan di rumah ini?" Tanyaku dengan harap-harap cemas.