Andra terdiam, mendengar bentakan sang istri membuat pria itu membeku seketika di tempatnya berdiri. ia terkejut, pastinya. Sedangkan di sana, Andine berdiri sambil mengepalkan kedua tangan di samping tubuh. Gadis berhidung mancung itu menatap nanar ke arah sang suami, pandangannya kemudian mengabur, air mata hendak melesak keluar bersamaan.
"Sudahlah, Mas. Kamu tidak perlu sok baik di depan aku, tidak usah sok perhatian, kalau ujung-ujungnya kamu mengecewakan aku terus-terusan. Jangan membuat aku menaruh harapan, Mas, itu memuakkan."
Blam!
Setelah bicara dengan penuh emosi, Andine menutup pintu kamarnya dengan keras. Gadis itu benar-benar marah sekarang, membuat Andra tidak bisa melakukan apa pun, jadi dia hanya bisa menghela napas sambil memejamkan mata sejenak. Ini begitu rumit, pikirnya.