Kain penutup jendela mengayun dengan sangat lembut. Sepoi angin malam itu membuatnya menari-nari disapu deru sejuknya. Seberkas bayangan indah begitu terlihat oleh mata Fabio.
"Sayang," panggil Fabio pada bayangan wanita itu.
Tak ada jawaban. Amanda terlihat duduk di bingkai jendela sembari memeluk kedua kakinya. Dia tertunduk dalam diamnya.
"Sayang," lirih Fabio lagi.
Air mata Fabio merembas menembus dinding pertahanannya. Hatinya terasa sangat sakit melihat istri keduanya itu terluka.
"Maafkan aku," ujar Fabio dan lagi-lagi tak ada jawaban.
Fabio bersimpuh di sisi kiri istrinya yang tertunduk memeluk kakinya. Dia tak memulai pembicaraan apa pun. Dia hanya bisa diam tanpa kata. Air matanya yang mulai deras menetes mengisyaratkan jika dia benar-benar sangat mencintai Amanda.
Suara air hidung yang Fabio hirup menyadarkan Amanda jika suaminya itu menangis. Dia segera mengangkat wajahnya dan melihat ke arah sang suami.