"Memangnya ... nama apa yang diberikan kepada bukit itu oleh warga desa, Bu?" tanya Maya segera.
Bu Tantri tampak terdiam sesaat seperti mengingat sesuatu. Wajahnya mendadak terlihat sedih.
"Bu? Ibu kenapa?" tanya Maya sambil memperhatikan perubahan raut wajahnya yang mendadak itu.
"Eh, nggak ... maaf, saya barusan teringat kejadian menyedihkan yang terjadi bertahun-tahun lalu di bukit itu," jawabnya. "Nama bukit itu ... Bukit Sihir, Nak."
Maya dan Budi sedikit terkejut mendengar jawaban Bu Tantri meskipun tidak merasa heran lagi dan sudah tahu apa alasannya bukit itu diberi nama Bukit Sihir.
"Bukit ... Sihir ...." gumam Budi tanpa sadar.
"Iya Nak, namanya Bukit Sihir," jawab Bu Tantri. "Nama itu diberikan kepada bukit itu sejak peristiwa yang terjadi belasan tahun lalu. Kejadiannya menyedihkan."
"Kejadian apa itu Bu?" tanya Maya panasaran meskipun dalam hat i sudah bisa menebak kejadian yang dimaksudkan oleh Bu Tantri.