"Jenazah ini terduga, sebagai Boy Sanjaya. Karena saat di cek dia pemilik koper suami anda, tapi untuk memastikan kami akan melakukan otopsi dan mencocokan DNA mayat dengan kedua orang tuanya," ucap petugas. Rania tidak bisa berkata-kata. Dia menangis hingga tanpa suara. Kakinya lemas. Dia tak bisa berdiri lagi. Di dampingi petugas ia melihat jasad itu. Hanya pakaian yang udah tidak utuh yang Rania kenali.
Kabar Donny terbang ke Surabaya di terima oleh Johan. Johan yang masih dalam perjalanan menuju apartemen merasa kasihan dengan Donny yang harus melakukan penerbangan ke Surabaya.
Rania mengirim pesan kepada Johan bahwa terduga jazad Boy telah di temukan.
Rania tidak mau pergi sedetikpun dari jazad itu. Bahkan dia memeluk kantong jenazah itu dengan erat.
"Mbak, bisa tunggu di ruang tunggu. Biar kami menjalankan tugas kami," kata petugas yang berusaha membuat Rania bangkit dari sana.