Keesokan harinya, Arsena baru saja keluar dari angkutan umum dan memasuki area sekolah. Gadis dengan tinggi 160 centi meter itu mengikat rambut dengan gaya ponytail dengan ikat rambut berwarna merah muda. Dia berjalan dengan ringan, diiringi senyum manis yang bisa membuat siapa saja yang melihatnya akan terserang penyakit diabetes.
"Lho, Arkala belum dateng?" Arsena bergumam, tatkala menoleh ke arah parkiran motor, dan tidak melihat kendaraan sang kekasih terparkir di sana. Padahal waktu telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ke mana Arkala? Apa lelaki itu kesiangan?
Arsena akhirnya memutuskan untuk menunggu di kelas. Pagi ini dia dibekali kue donat gula halus oleh Amira. Siapa tahu Arkala lupa sarapan di rumah, jadi mereka bisa menikmatinya bersama.
"Lho, Vin, Arkala mana?" Gadis itu sedikit bingung, ketika tidak mendapati sang kekasih di antara teman-temannya. Biasanya Arkala akan datang lebih dulu, dibanding Gavin.
"Dia di warung belakang sekolah, Sen."