"Ck,apa apaan anak ini" ucap kesal yang Agatha lontarkan dalam hatinya.
"Iya, kalian tidak baik berbicara seperti itu coba pikirkan perasaan orang lain jika kalian perlakukan seperti itu bayangkan kalian di posisi kebalikannya, apakah kalian ingin di perlakukan seperti begitu?" sahut Anatha sembari berdiri disamping Agatha yang masih menahan amarah.
"Aku lagi lagi setuju dengan Anatha ,kami para pribumi tidak mencari masalah dengan kalian kami disini hanya menggunakan kesempatan yang kami dapatkan untuk belajar lebih baik" ucap Garron mengahadap mereka menjadikan dirinya pusat perhatian.
"Ya terimakasih sudah berbicara panjang lebar, kali ini adalah peringatan terakhir untuk mulut mulut kalian yang masih memandang rendah warga pribumi! jika sampai ditelingaku sekali lagi, aku tak akan berbicara lagi!" Agatha mengeluarkan kekesalan nya terhadap bangsawan yang merendahkan para pribumi, hal itu membuat kelas menjadi sunyi.
Setelah semuanya berlangsung dan kini kembali normal termasuk dengan amarah Agatha yang mulai mereda, tatapan tajam serta sinis Agatha masih berlangsung sampai membuat mereka terdiam hingga pulang,tak sedikit dari mereka menggerutu.
"Apa apaan Agatha dia hanyalah seorang putri tanpa ikut campur tangan membantu negara, bahkan sekarang dia mau memarahi kita? huh hanya perkara Luna dia ingin menghancurkan hidup orang lain, aku tak tau dimana dia menaruh pikirannya" seseorang menggerutu dengan suara pelan meskipun dia kesal tapi mereka masih saja tetap takut.
"Benar! tanpa dia sadari dengan mengancam seperti itu dia bisa mengakhiri hidup seseorang! aku tak habis pikir seorang putri bahkan lebih baik dari warga pribumi!" sahut temannya yang ikut tak terima.
"Apa apaan kalian mau dimarahi lagi? aku bahkan lebih memilih Anatha dari pada Agatha!" ucap salah satu bangsawan yang menyadari akan kesalahannya .
"Benar, aku juga lebih suka melihat Anatha dia sangat anggun sekalipun dia sedang marah ia tetap terlihat bagaikan bidadar ,aku juga sangat suka sikapnya yang lemah lembut dan santai! tapi melihat Agatha yang katanya seorang putri bahkan kini tak mencerminkan seorang putri!".
"Sudahlah kalian hanya memperluas masalah jelas kita yang salah kita harus sadar diri" tegur bangsawan yang sedari tadi menyadari akan kesalahannya .
"Huh, kau ini lama lama seperti warga pribumi yang bermuka dua didepan bangsawan!"
"Hei lihatlah sebaik apa dirimu bahkan masalah sekecil itu harus disadarkan orang lain,cih" mengakhiri pertengkaran dengan meninggalkan topik .
"Agatha mereka masih saja ribut" bisik Anatha yang melirik perkumpulan mereka setelah ditegur malah semakin ribut.
"Biarkan, mereka juga punya hak berbicara tapi untuk menghina mereka sama sekali tidak ada hak" Agatha membalas ucapan Anatha, berbeda dengan Anatha, Agatha berbicara dengan suara yang keras hingga mereka melirik Agatha saat itu.
"Bahkan waktu istirahat ku terbuang sia sia karena mengurus mereka" ucap Agatha yang masih mengungkit masalah menatap sinis mereka yang terdiam membeku.
"Sudahlah Agatha,kita bisa istirahat setelah pulang fokuskan dirimu jangan hiraukan mereka" Anatha merespon keluhan Agatha.
Setelah kejadian itu Garron pun tidak bisa mengalihkan pandangannya dari putri kembar itu, sedari dulu mereka berdua memang pusat perhatian magical flores tak heran semua terpana melihat mereka bagaimana bunga Edelweis yang jarang dijumpai.
Sekarang jam istirahat sudah selesai dan mereka mulai duduk di bangkunya masing masing, karena sebentar lagi guru akan masuk untuk mengajar.Pelajaran yang mereka pelajari setelah jam istirahat adalah pelajaran sejarah, tak banyak yang menyukai pelajaran yang di ajarkan guru ini karena sifatnya yang pilih kasih.
Guru itu sembari berjalan masuk mengatakan "Buka buku catatan kalian terus simak dan tulis materi yang saya akan jelaskan. Untuk materi kali ini tidak ada praktek, karena saya hanya akan menjelaskan mengenai ras yang sudah lama menempati kerajaan kita dan menjadi pimpinan saat ini, yaitu ras Floire" ucap guru yang sedang mengajar di kelas itu.
"Huh membahas tentang kita lagi,guru itu hanya ingin dilirik oleh raja bukan? ini bahkan bukan sekali saja, aku sampai muak dikelas ini, benar kan Anatha?" Agatha menggerutu mengajak Anatha berbicara mengharapkan Anatha merasakan itu tapi berbalik beda terlihat Anatha sangat bersemangat mendengar kan.
"Apa yang kau lakukan Anatha? menyebalkan bisa bisanya kau menyukai guru bermuka muka itu" ucap kesal Agatha.
"Tidak, aku hanya menyukai ketika dia menceritakan tentang ras kita rasanya seperti terus dikenang." balas Anatha tak mengalihkan pandangan dari guru itu yang sedari tadi mulai bercerita.
"Huh,lagi lagi sudah berapa kali dia jelaskan aku bahkan sampai muak mendengarkan, apa dia harus terus mengingat kan kita tentang sejarah ras Floire? buang buang waktu" seorang murid menggerutu ditengah pelajaran.
"Ya begitulah karena disini ada dua putri jadi dia ingin namanya dikenalkan di kerajaan" sahut temannya.
"Benar aku setuju tapi ini sudah keterlaluan terlalu banyak memuji sampai bosan aku mendengar kannya".
"Ras Floire kalian tau kan kalau ras satu ini sedang memimpin kita apalagi mereka itu sangat cantik dan pintar, sebagai contoh disini kelas kita diduduki oleh dua putri kembar dari ras Floire sudah menjadi teman sekelas kalian, kalian harus saling akrab dan saling menyangi" ucap guru itu.
"Lihat lah apa yang dia lakukan, sangat menyebalkan aku tak suka tatapan mereka,lagi lagi menjadi pusat perhatian perkataan yang keluar sungguh hal yang tidak penting" gerutu Agatha, Anatha hanya bisa mendengar kan Agatha.
Sepanjang jam pelajaran guru tersebut hanya terus terusan memuji ras Floire hingga jam pelajaran tersebut selesai.
Garron yang masih kurang puas dan masih penasaran tentang ras Floire tak sungkan mengajukan pertanyaan.
"Saya ingin bertanya meski ini memakan waktu teman teman tapi karena saya murid baru disini saya ingin lebih banyak mengetahui dari ras Floire apa boleh?" ucap Garron sembari mengangkat tangan ,semua pandangan teralihkan kearah Garron termasuk Agatha karena Agatha sendiri tidak menyukai guru ini.
Sudah pasti guru sejarah sangat menyukai murid seperti Garron, terhadap lagi materi saat ini tentang ras Floire sudah terlihat jelas senyum licik guru tersebut.
"Oh kamu murid White Children itu ya,Tentu saja boleh silahkan ajukan sebanyak rasa penasaran mu" balas guru tersebut sembari tersenyum kearah Anatha dan Agatha.
Apa apaan bocah itu membuat jengkel padahal dia bisa meminjam buku di perpustakaan, tidak harus mengambil waktu istirahat bahkan ini sudah mau jam pulang. Gerutu Agatha yang ia ucapkan dalam hatinya.
"Kalau boleh tau apa semua bangsawan berdarah Floire?" Garron mulai bertanya dengan pertanyaan yang membuat semua jengkel.
"Hal seperti itu bahkan dia tak tau? bagaimana bisa mendapatkan Sertifikat White Children" sambung seseorang jengkel terhadap Garron.
"Tidak semua berdarah Floire tapi bangsawan dengan berdarah Floire sudah jelas adalah orang hebat" balas guru tersebut menjelaskan sembari memuji ras Floire.
Semua orang sudah menantikan selesainya pelajaran ini ,tetapi Garron memperpanjang pelajaran ini sampai jam istirahat ke-2 hingga jam makan mereka sampai terpotong .Rasa benci para bangsawan terhadap Garron pun bertambah.