Dalam sekejap saja Abraham telah membuka pengait gaun Adaline, lalu bibir Abraham menurunkan ciumannya dari bibir Adaline menuju leher mulus dan jenjang Adaline, kecupan yang bergairah dan penuh semangat ia coba layangkan berulang kali ke leher perempuan itu. Adaline tidak menolaknya, malah menjadikan Adaline mulai mendesah merasa geli, Abraham semakin bersemangat, Adaline mendongakkan kepalanya, tangan Abraham menopang kepala Adaline. Perempuan itu masih membiarkan hal ini terjadi begitu saja.
Keduanya sepertinya memang terhanyut dalam sebuah mimpi yang beriringan dengan kenyataan. Abraham yang merasa bahagia karena tiap kelembutan dan kasih sayang yang diberikan kepada perempuan itu, ternyata tidak ditolak sama sekali, bahkan sebaliknya.
Adaline nampak menikmati dan membiarkan Abraham menjelajahi tubuh bagian atas sebagai permulaan.