Seketika, Wira duduk dengan tegak. Matanya berangsur menggelap melihat isi pesan itu.
Dia tidak mengemukakan masalah Lake Ruby ke publik. Dia bahkan tahu bahwa kasus Lake Ruby masih berhubungan dengan Grup Kaisar. Dia hanya bertanya pada Petra, namun tak melakukan apa-apa lagi.
Siapa orang ini? Bagaimana orang ini bisa tahu bahwa dia sedang memeriksa kasus kematian Didi Sastradiredja?
Pertanyaan demi pertanyaan terus berkelebat di dalam benak Wira, dan tatapannya semakin tajam.
Suara denting pesan masuk kembali memecah keheningan, dan Wira memandang layar ponselnya dengan tak acuh.
"Saya mau tahu apa yang terjadi di Lake Ruby waktu itu. Kenapa Pak Didi terlambat datang, dan kenapa saat itu hujan di sepanjang jalan menuju Lake Ruby?"
Mata Wira seketika menatap ketakutan. Dia segera menghubungi nomor yang mengirim pesan itu.
"Sepertinya kau semangat sekali!" Di ujung lain panggilan, sebuah suara terdengar dingin.
Wira mendengus. "Saya hanya ingin tahu siapa kau… tidak lebih."