Mia tidak menyangka Petra akan berkata begitu, dan dia bahkan tidak pernah menyangka bahwa sebenarnya, masalahnya adalah ini…. Ketika mendengar nada bicara Petra yang serius, Mia benar-benar tercengang.
"Tadi..." ucap Mia dengan kesulitan. "Apa katamu tadi? Kenapa rasanya aku tidak mengerti…." lanjutnya sembari mengernyit ke arah Petra.
Wajah Petra yang dingin bak seekor elang sejenak membeku, tatapannya sedalam lautan. "Perceraian itu," mulainya dengan serius, mengucapkan kata demi kata dengan hati-hati, "hanya alasan bagiku untuk memulai kembali pernikahan kita tanpa kontrak! Yang kumaksud dengan orang yang kucintai dalam hidupku…."
Jantung Mia terasa naik perlahan ke tenggorokannya, seolah menolak semuanya, seolah mengharapkan Petra untuk mengambilnya.
Petra menatap Mia dengan semakin lekat. Bibirnya perlahan membuka untuk mengucapkan baris terakhir, "... adalah kamu!"
Sesuatu terasa meledak di dalam kepala Mia. Ditatapnya Petra, otaknya tak sanggup berpikir.