Petra berhenti, matanya yang tajam menatap lurus ke depan dengan dingin.
Setelah beberapa saat, bibir tipisnya membuka dan mengucap, "Nenek, aku mencintai Mia…." Suaranya sangat dalam, seolah dikerahkan dari lubuk hatinya. "Jadi aku akan menyelesaikan semua masalah ini. Demi dia… aku tidak akan lari lagi!"
Nenek Petra memandang cucunya yang membanggakan, dan satu-satunya cucu yang pernah dilihatnya.
Petra sebenarnya adalah anak yang ceria, yang bersemangat akan segala hal, namun dia terpaksa menghadapi kejadian seperti itu, dan hal itu membuatnya menjadi orang yang tertutup.
Kalau Mia mampu membawanya keluar dari bayang-bayang itu, nenek Petra sangat senang. Namun tentu saja, Mia tetaplah anak dari keluarga Sastradiredja.
Sayang sekali….
Nenek Petra menghela napas. Mungkin semua ini sudah ditakdirkan.
...