Hari semakin larut, istana semakin sunyi. Suara yang terdengar hanyalah suara angin menerpa dedaunan kering, jangkrik dan katak yang bersautan, dan gemericik air dari kolam-kolam taman. Udara juga semakin dingin, membuat siapapun menarik selimut lebih tinggi. Namun tidak demikian halnya dengan Tyra, ia tak kunjung tertidur meski Noah menemaninya.
Ya, Tyra mengizinkan pria itu, menanggalkan gengsinya. Apa boleh buat? Tyra juga merindukan mereka yang saling memeluk satu sama lain hingga tertidur, terlepas dari pria itu yang mengaku bersalah, dan Tyra yang masih sedikit kesal.
"Kenapa kau tidak mau tertidur? Sesuatu mengganggumu?" tanya Noah, pelan nyaris berbisik karena sebenarnya ia sudah sangat mengantuk. Tyra yang berbaring menghadapnya di tempat tidur mencegahnya memejamkan mata. Kedua mata gadis itu tidak kunjung lepas darinya, meskipun tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya sejak tadi.