"Aku mencintaimu, sayang. Terima kasih," ujarnya lirih. Gadis hanya mengangguk kemudian memejamkan matanya dan membiarkan Xabiru memeluknya. Lelah dengan permainan cinta yang baru saja mereka lakukan keduanya tidur saling berpelukan. Gadis merasakan kenyamanan dalam dekapan Xabiru dan merasakan detak jantung suaminya itu.
Entah berapa lama mereka tertidur, saat terjaga Xabiru dan Gadis melakukannya lagi dan malam itu menjadi malam pertama yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan.
Pagi harinya Gadis terjaga dan tersenyum saat melihat Xabiru masih memejamkan mata dan mendengkur halus. Perlahan Gadis bangkit dan berjalan perlahan menuju kamar mandi. Ia mengisi bathtub dengan air hangat. Setelah permainan panas mereka semalam, rasanya seluruh tubuh Gadis terasa sedikit lelah dan sakit di bagian intinya. Namun, ia bahagia bisa mempersembahkan mahkotanya kepada suami tercintanya.
Setelah mandi dan merasa segar, Gadis membuka lemari dan ia tersenyum saat melihat pakaian yang tersedia di lemari. Semuanya indah, dan Gadis yakin pasti harganya mahal. Gadis meraih satu dress berwarna biru muda dengan kerah cheongsam tanpa lengan. Saat mengenakannya ia merasa begitu cantik. Tiba-tiba ia merasakan pelukan dari belakang tubuhnya dan ketika menoleh Xabiru tengah memeluknya penuh cinta.
"Pagi begini kau sudah begitu cantik. Apa kau ingin menggodaku dan mengulangi yang semalam kita lakukan?" goda Xabiru membuat wajah Gadis memerah karena malu.
"Mas, kau ini."
"Aku kenapa, sayang?"
"Kau membuat aku malu."
"Hei, aku ini suamimu. Kenapa harus malu pada suami sendiri?" ujarnya sambil membalikkan tubuh gadis.
"Apa hari ini kau tidak ke kantor?" tanya Gadis.
"Tentu saja tidak, sayang. Lusa kita akan ke phuket Thailand untuk berbulan madu."
Gadis terbelalak kaget, "Tapi, aku tidak punya paspor, memangnya bisa?"
"Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengurus semua. Kau hanya terima beres saja."
"Kau ini, Mas."
"Apa aku perlu meminta persetujuanmu dulu untuk membuatmu bahagia?"
"Terima kasih, Mas."
"Sama-sama, sayang."
"Ya sudah, kau mandi dulu, Mas."
Xabiru menatap Gadis, "Tentu akan mandi, tapi setelah yang satu ini," katanya sambil menggendong tubuh Gadis dan kembali membawanya ke atas ranjang.
"Aku sudah mandi, Mas," cicit Gadis.
"Justru karena kau sudah mandi dan begitu harum hingga aku jadi tergoda untuk kembali bercinta denganmu," sahut Xabiru. Dan, akhirnya Gadis pun hanya bisa pasrah dan melayani suaminya. Setelah selesai mereka mandi bersama dan langsung berpakaian kemudian turun ke ruang makan untuk sarapan.
Dan ternyata saat mereka turun Karina tengah menyiapkan meja dan menata makanan, sementara Asih tampak kebingungan. Dan saat ia melihat Xabiru dan Gadis turun ia tampak panik.
"Maaf, tuan, nyonya. Nyonya Sepuh memaksa untuk menyiapkan semua ini. Saya sudah melarangnya," kata Asih.
"Tidak apa-apa, ibu tidak bisa berdiam diri dan bersikap seperti nyonya besar," kata Karina.
"Ibu dan Gadis memang nyonya di rumah ini. Jadi, lain kali ibu tidak perlu seperti ini. Saya ini menantu, dan ibu seharusnya dilayani, bukan melayani," kata Xabiru dengan lembut.
"Tidak apa sesekali. Ayolah, kita makan. Ibu sudah menyiapkan beberapa menu sarapan semoga Nak Biru suka," kata Karina.
Xabiru mengangguk dan tersenyum. Senyumannya makin mengembang saat melihat ada lontong kari di atas meja makan. Xabiru sangat menyukai menu itu. Biasanya almarhum maminya yang memasakkan untuknya.
"Dis, layani suamimu," kata Karina.
"Mas mau makan apa?" tanya Gadis.
"Aku mau lontong karinya, sayang," jawab Xabiru.
Dengan cekatan Gadis pun mengambilkan menu yang diminta oleh suaminya. Dan, Karina tersenyum puas saat melihat Xabiru makan dengan lahap.
"Enak, Mas?" tanya Gadis.
"Ini seperti buatan almarhum mamiku, sayang," jawabnya.
"Syukurlah kalau Nak Biru suka."
"Apa Gadis bisa memasak seperti ini, Bu?" tanya Xabiru.
Karina menganggukkan kepalanya, "Gadis pintar memasak, Nak Biru bisa memintanya memasak makanan kesukaan Nak Biru," kata Karina.
"Sesekali saja, aku tidak mau Gadis sibuk di dapur, Bu. Aku menikahi Gadis untuk aku jadikan ratu di rumah ini, bukan pembantu. Begitu juga dengan Ibu, jangan melakukan pekerjaan apapun ya, Bu. Ibu cukup duduk manis dan menikmati semuanya," kata Xabiru.
Karina hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Iya, Nak. Oya, apa kalian akan pergi bulan madu?"
"Lusa kita akan berangkat ke Phuket, Thailand, Bu."
"Kita? Maksudnya?"
"Saya, Gadis dan Ibu," jawab Xabiru.
Karina langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Nak. Ibu tidak mau. Ini bulan madu kalian bukan perjalanan untuk berlibur. Jadi, kalian berdua saja yang pergi. Jika ingin membawa ibu jalan-jalan nanti saja kan masih banyak waktu. Saat ini kalian berdua saja yang pergi. Ibu tidak mau mengganggu," kata Karina.
"Tapi, Bu."
"Tidak, Nak. Ibu di rumah saja. Kalian berdua nikmati saja masa pengantin baru kalian. Kalian ini kan juga belum lama saling mengenal langsung menikah. Jadi, kalian harus menikmati masa bulan madu kalian dengan baik."