Pikiran yang membuatnya kadang ingin melenyapkan diri dari dunia ini. Berlari entah ke mana. Bahkan, suatu ketika, aku pernah kehilangan dia hampir sebulan. Tiba-tiba menghilang begitu saja. Sebelum akhirnya aku menemukan dia di desa—tempat asal salah satu teman kami—sedang menenangkan diri. Dia merasa bersalah telah gagal memperjuangkan lahan tani desa kabupaten di provinsi sebelah yang kemudian menjadi lahan milik swasta. Di tanah petani itu, dibangun perusahaan kelapa sawit. Efek dari kelalaian warga itu, satu kampung budaya yang sudah terjaga berpuluh tahun terpaksa harus hilang. Aseng sangat merasa terpukul karena itu.