Selain uang, aku juga bisa mendapatkan pahala.
"Baik, Ayah. Akan kupertimbangkan."
Aku mungkin akan tetap menjadi penulis demi ayahku, agar jika dia mati, dia tetap mendapat pahala karena telah merestuiku.
Setelah kurenungi lagi, ternyata benar kata orang-orang: jangan menulis semata demi uang dan kepopuleran, kita hidup di negara yang tidak siap untuk itu. Kita masih hidup di negara yang hasil pemikiran dan buku-buku bukanlah hal utama dalam kehidupan. Buku-buku masih dipandang sebagai produk pembantu, bukan kebutuhan utama.
***