Tiga orang menyusuri jalanan kota dengan cepat. Melompat-lompat di atap bangunan, hingga akhirnya mereka tiba di tembok kota.
Ketiganya tidak pergi gerbang untuk keluar. Melainkan melompati permukaan tembok kota hingga akhirnya tiba di atas bangunan tembok yang menjulang tinggi tersebut.
Cien, Sandra dan Julius yang menapakkan kakinya di atas, seraya dapat melihat lebih jelas pertarungan yang luar biasa di depan sana. Ketiganya membulatkan mata lebar, ketika melihat sosok Naga Supreme yang sedang menyemburkan segala macam elemen dari mulut-mulutnya.
Membuat kerusakan tak terbayang di luar sana. Tempat yang tadinya seingat Cien adalah hutan, kini telah menjadi lautan api dan es. Pohon-pohon telah tiada, berganti dengan lautan mayat dari pasukan Divinia.
Ribuan jiwa merayap ingin mendekati Naga Supreme, namun hembusan angin dari satu kepala tersebut berhasil melemparkan para jiwa itu ke kejauhan. Bahkan tidak sedikit dari jiwa terluka karena angin tersebut.