Meski aku tak bisa memilikimu. Tapi rasaku tetap ada untukmu. Jangan membuatku berusaha menjauhimu, karena itu lebih melukai hatiku. Biarkan aku menanam cinta ini dihatiku, meski kau tak bisa beri kembali cinta itu. Tapi aku bahagia. Aku yang selalu ada untukmu.
POV Rendra.
Kesal. Satu kata itu yang menggambarkan hatiku sekarang. Keras kepalaku benar-benar tidak sebanding dengan keras kepalanya. Aku benar-benar muak dengan selalu mendengar nama Ardhan di mulutnya.
Kenyataan bahwa kami adalah saudara, bagaikan petir di siang bolong yang datang tanpa aba-aba. Lalu sekejap meruntuhkan hatiku yang kuat mencintainya. Hancur bagai antah berantah di samudera. Terlihat biasa saja, namun menenggelamkan rasa dari rasa itu sendiri.
Meski berkali-kali ia tolak diriku, namun entah mengapa diriku enggan jua menjauhinya. Bahkan seperti ada magnet kuat dalam diriku untuk selalu ada disisinya.