Keesokan harinya. Sosok Langit terus saja berada di sisi Mentari. Mentari sampai risih karena tidak biasa dengan perlakuan suaminya itu. Semua mahasiswa memperhatikan ia dan sang suami. Ada yang takjub dan ada juga yang tidak suka. Hanya saja lebih banyak yang tidak terima dengan kedekatan Langit dan Mentari itu.
Mentari sangatlah tidak sepadan dengan Langit yang menjadi pria populer di kampus. Sedangkan Mentari bagai upik abu yang sama sekali tidak dianggap.
Gadisyang memakai pakaian super ketat dan terbuka itu tengah meremas kedua tangannya geram. Gadis itu adalah Bunga. Bunga tidak terima dengan apa yang dilihatnya kali ini.
Seharusnya Langit hanya dekat dengannya saja. Bukannya malah dekat dengan gadis culun dan kampungan seperti Mentari.