Terdengar suara kaki yang kian mendekat. Karina menoleh ke asal suara.
"Rendy?" cicitnya.
Karina menghentikan aksinya yang ingin memasuki mobil.
Hingga pria yang benama Rendy itu sudah berdiri tepat di depan Karina. Karina hanya bisa memberikan sebuah senyuman tulus.
"Ada apa sampai lari-lari begitu?" tanya Karina.
Rendy masih ngos-ngosan. Sedetik kemudian, dia membalas senyum Karina. "Maafkan aku yang tidak datang waktu itu," ujarnya merasa begitu menyesal.
"Tidak apa-apa. Jangan merasa bersalah seperti itu." Menepuk pundak pria yang mengenakan kemeja hitam tersebut.
Ken yang berada di dalam mobil menyunggingkan senyum penuh kemenangan sekaligus sebal. Siapa yang tidak sebal melihat istrinya tersenyum manis kepada pria lain?
"Karina, ayo cepat masuk. Kita harus bergegas ke rumah Mama!" ujarnya setengah berteriak.
"Astaga. Iya aku lupa." Memukul keningnya pelan.