44
"Nak, kamu harus kuat, dan harus tabah dalam menjalankan semua ini, ada anak kamu yang harus kamu pertahankan dan ibu yakin, jika suami kamu tidak mungkin membiarkan kamu tenang dengan begitu saja!" Ibu Marni mengelus punggung niken.
Niken menganggukan kepalanya sambil mengusap air matanya.
"Kamu pasti belum makan bukan, ibu sudah masak nasi goreng tadi, nanti ibu ambilkan ya, kasihan anak kamu, jika terus terusan kamu kasih makan makanan instan, gak baik buat pertumbuhan anak kamu!"
"Em, tadi Niken sudah makan roti sama susu kotak buk, tapi. Dari kemarin Niken belum makan nasi." Niken menatap ibu Marni dengan tatapan sendu.
"Sebentar ya, ibu akan ambilkan, kamu bisa kan membuka pintu belakang, lagian. Pintu dapur kamu kan langsung terhubung ke rumah ini, jadi tidak ada yang akan melihatnya, jika ibu keluar lewat sana."
Dengan gesit Niken langsung menganggukan kepalanya.
Ia bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju dapur dan membuka pintu belakang.