Percuma ia membeli rumah jika ternyata sikap Mayleen padanya masih begitu dingin. Alex tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan Mayleen. Dirinya begitu membutuhkan Mayleen. Harinya begitu berantakan sejak ia tak melihat istrinya setiap hari.
Alex yang tadinya sangat jarang minum anggur, kini hari-harinya bahkan minum minuman itu. Bahkan kadang sesekali ia meminum minuman beralkohol yang lebih tinggi kadar alkoholnya.
Ia juga merindukan putrinya. Ia merindukan kebersamaan mereka.
"Brengsek!" rutuknya sambil melempar gelas wine-nya. Gelas itu pecah tapi bukan masalah untuk Alex. Karena yang masalah adalah hatinya. Ia sudah sangat terluka dan semakin terluka begitu mengetahui istrinya juga terluka karenanya.
Rumah baru yang ia beli terlihat begitu suram. Alex bahkan sudah berapa hari tidak ke kantor. Ia menyuruh Aiden menangani kantornya juga Errick. Ia hanya mendekam dan berdiam diri di rumah barunya tanpa pencahayaan.