"Kau pasti tenang kan, di sana? Aku yakin itu. Omong-omong, Alexis, anak kita, sangat cantik. Dia memiliki warna matamu, Alex. Bagian dari dirimu benar-benar ada padanya," ujar Mayleen.
"Hmm ... Lalu, tinggal satu hari lagi, Alex. Satu hari lagi aku harus menjawab tawaran Ken untuk menjadi pacarnya. Menurutmu, kau mau aku menjawab apa?"
Mayleen lalu diam sesaat. Memandang sendu nisan Alex dan mengusapnya. Ia tersenyum mengingat sesuatu.
"Alex, adikmu, Ally ... kau tahu, dia sangat gila, tahu. Dia bahkan memiliki ide tentang bagaimana jika ia menikahiku. Maksudnya, aku harus turun ranjang kepada adikmu karena kau meninggal. Dan dia juga sangat percaya diri bahwa Alexis bisa saja memanggilnya 'ayah' karena wajahmu dan dia sangat mirip. Well, walau harus aku akui, kalian memang mirip, bahkan terkesan seperti kembar."
Bibir Mayleen lalu merengut. Matanya mulai berair dan hidungnya memerah. Bagian tersedih baginya adalah, berbicara pada orang mati dan tak direspon oleh orang itu.