Setelah Mayleen tertidur, Alex keluar dari ruang aunya. Ia bisa merasakan kesedihan yang tampak pada wajah mereka.
"Maaf, aku tak menjaganya dengan benar," kata Alex mengumumkan.
"Alex, ini takdir. Jangan menyalahkan dirimu, ok?" kata Jim memberi kekuatan padanya.
Apapun perkataan mereka, nyatanya dalam hati Alex, sedih tetaplah sedih. Ia bahkan tak bisa mengeluarkan air matanya di depan banyak orang. Baginya memalukan, tapi ia juga tak ingin kelihatan sedih.
"Kalian bisa pulang untuk istirahat, dan kembalilah jika ingin," kata Alex. "Biar aku dan Ken yang menjaga Mayleen."
Ketika mereka akhirnya memilih pulang, Alex bisa duduk dengan helaan napas yang cukup berat di sisi Ken.
"Kau juga jika ingin pulang, pulanglah," kata Alex.
"Kau tadi membawa namaku untuk menjaga Mayleen, Alex. Tidak mungkin aku pulang, kan?"
Alex terkekeh. Ia bahkan sempat lupa karena mengatakan hal itu belum lama ini.
"Maaf, aku masih berkabung. Yang kupikirkan hanyalah Mayleen sejak tadi."