Capítulo 47: Leher

Setelah mengganti seragamku dengan baju olahraga, aku segera berlari keluar kelas menuju lapangan, ini adalah salah satu mata pelajaran kesukaanku. Selain bisa duduk duduk santai di pinggir lapangan, aku juga bisa terbebas dari segala macam rumus yang membuat kepalaku seruwet benang yang tidak di ikal.

Apalagi saat langit mendung seperti sekarang, anginnya bertiup kencang, membuat mata ini ingin terpejam saking syahdunya.

Aku merebahkan tubuhku di pinggir lapangan dan memejamkan mata, toh Pak Toni, guru olahraga kami belum datang, jadi aku ingin bersantai sejenak.

Nikmat mana yang kudustakan? Ini sangat menyenangkan, dan menenangkan.

"Woi Mel, gawat!"

Reflek aku membuka mataku saat kudengar suara ngebas Paimin menyebut namaku.

"Apa?"

"Bambang sama Paijo berantem!"

"Seriusan?"

Paimin mengangguk cepat.

"Di mana?"

"Di kelas!"

Aku langsung berlari secepat yang kubisa menuju kelas mereka.

Mereka ini kenapa? Mereka kan teman, untuk apa saling baku hantam kayak gitu?