Elena dkk memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu. Untuk urusan jalan-jalan itu nanti saja, sekarang kalau mereka tidak memiliki tempat tinggal untuk bermalam, mereka akan tidur di jalanan dan akan membuat orang-orang memperhatikan mereka dengan heran. Gelandang, Bro, mereka pasti akan dianggap sebagai orang miskin tanpa tempat tinggal jika tidur di jalanan.
Setelah mencari selama beberapa saat, mereka tidak menemukannya. Apa yang kalian harapkan dari mereka yang baru pertama kali di kota ini? Justru aneh jika keempat bisa dengan mudah menemukan penginapan. Yah, Elena bisa menemukan penginapan dengan mudah menggunakan Penerawangan, namun dia tidak melakukan dan lebih fokus melihat-lihat suasana kota.
Elena sedang membandingkan antara dunia ini dengan dunianya di reinkarnasi sebelumnya. Secara garis besar, dunia ini dan dunia Elena sebelumnya memiliki kesamaan yang cukup tinggi. Namun tentu saja terdapat perbedaan dalam energi alam dan beberapa hal lainnya.
Setelah mereka bertanya pada seseorang, akhirnya mereka menemukan penginapan yang mereka cari. Sebenarnya mereka mencari penginapan apapun yang bisa digunakan untuk bermalam, tapi jika bisa mereka ingin penginapan yang nyaman karena tidur yang berkualitas juga bisa membantu dalam membangun semangat.
Keempat sampai ke sebuah penginapan. Dari luar, tampilan penginapan itu memiliki dua lantai dengan lantai paling bawah digunakan sebagai kedai makan. Untuk bahan yang digunakan, adalah material yang umum digunakan di dunia ini, yaitu kayu dan batu. Apa yang kalian pikirkan? Apa kalian meminta itu terbuat dari tembok beton?
Elena dkk langsung masuk ke sana dengan suasana kedai ramai menyambut mereka. Mengabaikan semua orang di kedai itu, Elena tertuju pada resepsionis yang tampangnya kurang cocok untuk menyapa tamu.
'Resepsionis ini, dia memiliki tubuh berotot kekar dengan beberapa luka di wajahnya. Dia memang berpakaian secara sopan dan rapi, tapi bukankah tamu biasa akan merasa takut saat bertemu dengannya? Mungkin author novel ini sudah terlalu banyak membuat karakter perempuan dan imut, jadi sekali-kali dia membuat karakter laki-laki yang tidak terlalu menarik,' batin Elena.
'Yah, melihat dari jumlah pengunjung di tempat ini, jadi dia seharusnya adalah orang yang baik. Bagaimanapun jika dia orang yang kasar, pasti hanya ada sedikit orang di sini. Mungkin istilah jangan menilai buku dari sampulnya cocok untuk orang ini,' tambah Elena.
Elena langsung menuju ke resepsionis dan dengan santai bertanya, "Apa ada kamar kosong?"
Naruto, Anko, dan Eriza sama sekali tidak terpengaruh dengan tampang resepsionis itu. Lagi pula, mereka pernah melihat sosok yang lebih mengintimidasi entah itu di dunia ninja atau sebagai penjelajah. Mereka bertiga juga paham akan peribahasa, don't judge a book by its cover.
"Ha? Apa kamu ingin menginap di sini, Gadis Kecil?" tanya Resepsionis itu dengan suara yang terdengar menyeramkan.
'Sangat aneh melihat seorang gadis kecil berada di sini, aku akan menakutinya. Mungkin dia ke sini hanya untuk bercanda,' batin resepsionis itu.
Dari awal memang aneh jika ada seorang gadis kecil yang datang ke penginapan. Penginapan dibangun sebagai tempat tinggal penjelajah, dan sangat aneh seorang gadis kecil menjelajah walau ada, sih. Oleh sebab itu, dia ingin sedikit menakut-nakuti Elena.
Di dunia ini memang relatif aman dan memiliki level kesulitan yang mudah karena konsep sihir sangat sederhana, namun orang-orang di dunia ini juga lemah dan tidak cukup kuat untuk melawan iblis tingkat tinggi. Karena banyak orang Yahudi terluka selama perburuan, jadi tidak sedikit orang yang memiliki tampang menyeramkan. Jika Elena benar-benat petualang dan ke sini bukan hanya untuk prank, maka Elena tidak akan takut dan terus berusaha memesan kamar.
'Heh, jadi itu yang kamu pikirkan, ya? Apa kamu pikir tes psikologis akan berguna melawan cenayang sepertiku? Terlalu cepat 1.000 tahun untuk bisa memberikan tes psikologis padaku,' batin Elena sambil membuat senyuman kecil.
Dia merasa geli saat mengetahui Resepsionis ini memberikannya sebuah tes psikologis. Resepsionis ini merupakan orang yang baik karena cukup peduli dengan Elena, namun Elena yang sedang serius dan ingin cepat-cepat, tidak suka jika seseorang memperlama urusannya.
"Ya, begitulah. Aku dan teman-temanku baru saja melakukan perjalanan dari luar kerajaan, kami cukup lelah setelah perjalanan panjang." Elena mengangkat bahunya sambil tersenyum.
"Apa kamu yakin, Gadis Kecil? Apa kamu tidak hanya mengarangnya?" Resepsionis itu mendekatkan wajahnya pada Elena untuk mengintimidasi lebih lanjut.
Para pengunjung di kedai itu sempat tertawa kecil saat melihat mereka berdua. Bukannya mereka memiliki niat jahat pada Elena, hanya saja mereka cukup jarang melihat Resepsionis ini bersikap intimidatif untuk mengusir Sensei dari penginapan ini. Mungkin memang sedikit kejam, namun melihat seseorang lari terbirit-birit cukup menyenangkan untuk mereka.
"Ehem! Bisakah aku dan muridku menginap di tempat ini? Kami memerlukan kamar untuk beberapa malam," kata Anko mulai angkat bicara.
Resepsionis itu memandang pada Anko dan dengan ramah berkata, "Ya, tentu saja. Kamar untuk berapa orang?"
Berbeda dengan Elene, Anko terlihat memiliki tubuh yang dewasa, sehingga dia bisa lebih dipercaya bila Anko datang ke sini bukan hanya untuk melakukan prank.
'Ugh, kupikir aku bisa memberikan sebuah perlawanan balik pada tes psikologinya. Tidak aku sangka Anko-sensei akan mengambil peranku lebih dulu.' Elena cemberut pada mereka berdua.
"Kamu memerlukan kamar untuk empat orang. Jika bisa satu kamar dengan empat ranjang akan lebih baik dari pada kami terpisah-pisah," kata Anko.
Naruto yang mendengarnya mundur beberapa langkah dan sedikit tertunduk. Di grup ini, dia adalah satu-satunya yang merupakan anak laki-laki dan dia merasa dikucilkan jika bersama mereka bertiga.
Elena mendekatkan bibirnya pada telinga Naruto dan berbisik, "Apa kamu senang, Naruto? Ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk mengibarkan bendera pada Anko-sensei atau Eriza, tidakkah kamu berpikir begitu?"
"Ne-Nee-san, apa yang kamu katakan? Aku tidak mungkin melakukan hal-hal kotor seperti itu," bisik Naruto.
Para pelanggan kedai memperhatikan mereka berdua, namun mereka tidak mendengar bisikan antara Naruto dan Elena. Akan tetapi setidaknya mereka menyadari, jika anak laki-laki ini akan memiliki hubungan dengan beberapa wanita.
"Tenang saja, aku sangat tahu bagaimana pikiranmu saat masa pubertas ini. Tapi kamu tetap tidak boleh terlalu dekat denganku karena kita saudara, lho." Elena menjauh setelah membisikkan itu.
Naruto terdiam dengan wajahnya yang memerah malu. Dia ingin meminta Anko untuk memisahkan kamar mereka, tetapi dia juga tahu jika anggaran mereka akan habis jika digunakan untuk berfoya-foya seperti itu.
"Ya, tentu saja masih ada kamar kosong yang cukup untuk empat orang." Resepsionis itu mengambil sebuah kunci dan memberikannya pada Anko.
Anko menerima kunci tersebut dan memberikan beberapa koin perak sebagai gantinya sambil tersenyum ramah dan berkata, "Terima kasih, kami benar-benar terbantu dengan penginapan ini."
Mereka berempat pergi menuju ke lantai dua, tempat kamar mereka berada. Resepsionis itu belum bilang di mana kamar mereka berada, namun keempatnya lebih terburu pergi. Yah, di kunci mereka memang sudah tertulis nomor kamar mereka, jadi mereka bisa menemukan kamar mereka.
'Aku belum memberikan kembalian padanya,' Resepsionis itu memperhatikan keempatnya yang telah naik ke lantai dua.