Baixar aplicativo
40% Cenayang Masuk ke Dunia Naruto / Chapter 32: Bantuin! Bantuin!

Capítulo 32: Bantuin! Bantuin!

"Baiklah, seperti yang aku katakan tadi, aku akan memberikan kesempatan sekali lagi, tapi kali ini aku akan menambah tingkat kesulitannya. Yang mau menantangku lagi, salahkan saja." Kakashi berbalik dan berjalan pergi.

"Kalian berdua silahkan memakan bekal makan siang kalian, tapi jangan memberikan makan atau membantu Naruto. Siapapun yang membantunya, akan dianggap gagal dan dikirim kembali ke akademi," lanjut Kakashi sambil berjalan malas.

Namun ketika Kakashi berbalik pergi, dia dihadang oleh Elena yang telah menunggunya di baliknya dengan mata tak bersalah dan seperti tidak memahami maksud Kakashi lebih jelas. Tidak perlu diketahui lagi, saat Kakashi mempersilahkan untuk menantangnya lagi, Elena menganggap bahwa juga dipersilahkan untuk melawannya. Sebenarnya dia sudah mengetahui jika ada pengecualian untuknya, tetapi Elena memilih menatap Kakashi dan meminta penjelasan tambahan.

"Hah, kamu adalah pengecualian. Kamu telah berhasil mengalahkanku dalam ujian ini." Kakashi menghela napasnya dengan lelah sebelum dia pergi dengan mengambil jalan memutar.

'Aku sangat yakin jika kamu sudah tahu bila ini adalah pengecualian untukmu, Elena.'

'Tenang saja, Kyuu-chan. Ada serunya kita menjahili seseorang, 'kan?'

Elena menghampiri mereka bertiga yang berada dalam kondisi kurang baik. Naruto terikat di batang pohon sambil cemberut yang sangat jelas menunjukkan bahwa dia sedang kesal, Sasuke dengan menatap tajam pada arah yang acak memikirkan kembali durinya yang masih lemah, sedangkan Sakura sesekali mengarahkan matanya pada Naruto dan Sasuke.

Sakura merasa kesal pada Naruto yang bertindak sendiri dan berharap Sasuke ikut dalam pertarungan melawan Kakashi. Sayangnya, Naruto telah mengambil semua waktu sampai Sasuke dan Sakura tidak memiliki kesempatan untuk unjuk keterampilan.

"Yo, kalian bertiga, apa kalian baik-baik saja?" sapa Elena dengan wajah cerah dan riang tanpa beban.

Jelas-jelas ketiganya dalam kondisi kurang baik karena gagal mengambil lonceng dari Kakashi, namun Elena sangat berani menunjukkan wajah tanpa beban pada mereka bertiga. Bukannya dia akan kalah bila ketiganya menyerbunya, hanya saja bukankah sedikit kurang tepat memamerkan keberhasilan pada mereka yang gagal?

"Dasar! Kalau saja kamu tidak melawan Sensei sendirian sejak lama, seharusnya kita bisa mengambil semua loncengnya!" teriak Sakura pada Elena.

'Oi, oi, oi, aku bisa saja mengambil ketiga loncengnya sendirian, lho. Hanya saja aku memang sengaja hanya mengambil satu agar kalian dapat berusaha sendiri. Seharusnya kalian berterima kasih padaku,' batin Elena.

Yang dikatakan Elena tidak salah. Cara Elena mengambil loncengnya adalah menggunakan Teleportasi miliknya, yang mana jangkauannya adalah 10 M darinya. Asalkan Elena berada di jarak 10 M dari Kakashi, dia bisa dengan mudah mengambil barang yang dimiliki Kakashi.

Kemampuan Teleportasi memiliki potensi yang sangat besar sebagai teknik serangan di lain teknik perpindahan. Elena bisa saja mengambil organ dalam musuhnya dan memberikan kematian instan. Tapi tentu saja Elena tidak akan menerapkan kemampuannya seperti ini pada Kakashi yang merupakan gurunya saat ini, melainkan akan menggunakannya untuk melawan musuh yang sesungguhnya.

"Bisakah kamu memberitahuku bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan itu?" tanya Sasuke sambil melotot pada Elena.

Sasuke tidak merasa kesal atau benci terhadap Elena, hanya saja dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Sebelumnya, dia tidak bisa masuk ke dalam pertarungan antara Naruto dan Kakashi yang menjadi faktor suasana buruk di hatinya.

"Hou, sungguh respon yang sangat cepat. Tidak aku sangka kamu akan langsung mencari cara untuk menjadi lebih kuat hanya dengan waktu sesingkat itu. Kamu benar-benar ingin mendaki sampai ke puncak, ya, Sasuke?" Elena menatap Sasuke dengan senyuman yang terlihat bijak.

"Bukannya aku ingin mendapatkan posisi puncak, tapi aku hanya ingin membunuh pria itu. Asalkan aku bisa mengalahkannya, apapun akan aku lakukan," jawab Sasuke dengan sinis.

'Orang yang hidup dan menjadi kuat di bawah dendam dan rasa amarah. Sungguh hidup yang menyedihkan,' batin Elena.

'Benarkah, aku justru senang melihat bocah ini dalam kesusahan, hehehe …,' jawab Kurama dengan suara terkekeh di akhir kalimatnya.

Dahulu kala, Kurana ditangkap oleh cica— Uchiha Madara dan digunakan untuk melawan Hashirama ketika dia berada di dalam pengaruh Genjutsu. Sekalipun Madara sudah mati dan jumlah Klan Uchiha berkurang drastis akibat pembantaian, Kurama masih menyimpan sedikit rasa dendam pada Klan Uchiha.

'Rahasia untuk menjadi kuat? Aku harus mendengarkan ini dengan seksama agar aku bisa menjadi kuat bersama Sasuke.' Sakura memperhatikan dengan seksama pada Elena.

'Apakah Nee-san akan benar-benar membocorkan cara latihannya pada mereka berdua? Aku rasa ini bukan masalah besar karena di masa depan kami akan menjadi satu tim.'

"Rahasia untuk menjadi kuat adalah …." Elena memasang wajah misterius dan seperti dia akan membocorkan rahasia penting yang telah dijaga selama beratus-ratus tahun.

*Growl!*

Sayang sekali perut Sakura berbunyi ketika Elena akan mengatakan rahasianya. Ini tentunya mengambil perhatian mereka semua, karena suara perut Sakura terdengar keras dan jelas di antara mereka berempat.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi, silahkan melanjutkan." Sakura memasang senyuman cemas karena telah memperlihatkan sesuatu yang memalukan pada mereka bertiga.

"Tentu, baiklah. Lagi pula aku juga tahu jika rasa lapar adalah hal yang wajar bagi manusia." Elena menerima pengalih topik Sakura.

Naruto dan Elena memang sudah sarapan hingga kenyang pagi tadi, mereka masih belum merasa lapar jika hanya sampai siang hari seperti ini. Secara logika, manusia memang bisa hidup walau tidak makan berhari-hari sampai beberapa minggu (walau masuk kondisi kritis). Jadi bukan masalah jika melewatkan satu jam makan siang.

"Rahasia untuk menjadi kuat adalah … makan makanan enak!" Elena mengacungkan jempolnya pada mereka dan memasang ekspresi wajah yang sangat percaya diri.

"Makan … makanan enak?" Sakura memiringkan kepalanya dengan bingung mendengar perkataan Elena.

'Nee-san, bagaimanapun bukan itu rahasia untuk menjadi kuat. Bukankah rahasianya adalah latihan yang selama ini kita lakukan? Latihan itu adalah pelatihan kontrol chakra dengan mengubah bentuk suatu objek menjadi sebuah seni, 'kan?' Naruto menatap dengan heran pada Elena yang memberikan informasi lain dari apa yang dia ketahui.

Naruto tidak menjelaskan yang sebenarnya karena Elena memang tidak mengatakan alasan yang sebenarnya. Sebagai adik yang menurut, bukankah buruk mengambil tindakan tanpa persetujuan kakaknya?

"Tch, apa-apaan itu! Mana mungkin dengan makan-makanan enak saja sudah cukup untuk menjadi lebih kuat?" Sasuke mendecih dengan tidak senang terhadap kata-kata Elena.

"Iya, itu benar, kok. Jika kita makan makanan enak, maka hati kita akan riang, kalau hati riang imunitas tubuh menjadi kuat, jadi makan makanan enak adalah cara untuk menjadi kuat!" Elena tetap mengacungkan jempolnya dengan percaya diri dan ekspresi wajah yang sangat menyakinkan.

"Jadi menurutmu, kami harus makan bekal makan siang kami, begitu?" tanya Sakura.

"Benar! Jika kalian lapar, kalian tidak akan bisa bertarung dengan benar. Yah, aku yakin Naruto akan baik-baik saja karena sudah sarapan, jadi aku hanya harus memberikannya minuman yang enak!" Elena menurunkan jempolnya dan mengambil sebuah gulungan.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C32
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login