Baixar aplicativo
18.75% Cenayang Masuk ke Dunia Naruto / Chapter 15: Bertemu Kushina

Capítulo 15: Bertemu Kushina

Sekarang Elena sedang berada di alam bawah sadarnya akan membebaskan Kurama dari segelnya, tetapi Minato datang dan menghentikannya, sama seperti di plotnya saat segel Kyuubi akan hancur ketika Naruto melawan Pain.

Lalu karena ayah dan anak memiliki pandangan berbeda tentang Kurama, Kurama akhirnya marah atas kata-kata yang diucapkan si ayah. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena Elena berhasil membuat Kurama turun pitam setelah naik pitam.

"By the way, makan apa yang kamu maksud Elena? Bukankah aku tidak pernah mendapatkan makan malam sejak lebih dari 2 generasi yang lalu." Kurama memberikan tatapan datar pada Elena. Dia sudah tahu jika Elena hanya bercanda, tetapi masih ingin mendengarkan candaan Elena lebih lanjut.

Puasanya para Bijuu memang tidak main-main, mereka tidak makan sampai 2 generasi yang padahal manusia hanya bisa sampai beberapa minggu sebelum mereka modar.

"Itu sudah jelas, 'kan? Untuk makan malam mu, aku akan memberikan di-ri-ku (bukan secara harfiah." Elena menggoda Kurama sambil berpura-pura malu dan membuat dirinya menjadi imut.

"Ma-ma-mana mu-mungkin …. A-Aku ini a-adalah Bi-Bijuu yang di-dipenuhi kebencian. Ak-Aku bu-bukan Bijuu ya-yang me-mesum …," Kurama tergagap sampai membuat kedua pipinya memerah mendengar jawaban dari Elena.

(Catatan Author: Terinspirasi dari kisah "Beauty and the Beast")

"Fumu, fumu." Minato mengangguk-angguk kecil kepalanya karena mulai memahami sifat Kurama yang sebenarnya.

Dari sikap Kurama yang menjadi malu, dapat disimpulkan jika Kurama bukan lagi Kyuubi yang akan menghancurkan sekitarnya begitu saja. Minato menyadari bahwa, Kurama merupakan seorang anak remaja dalam masa pubertas dengan sikap malu-malu saat seorang gadis menggodanya.

"Jadi bagaimana, Papa? Aku boleh membebaskannya, 'kan? Dia sekarang sudah bukan lagi monster yang akan menghancurkan segalanya." Mata Elena penuh harapan dan polos diarahkannya pada Minato. Tentu saja ini hanya merupakan akting, tetapi sebagai Hokage tentunya Minato menyadarinya.

"Boleh, silahkan saja." Minato beralih pada Kurama dan melanjutkan, "Dan sepertinya anggapanku tentangmu salah sejak dulu. Karena itu, …." Minato menundukkan kepalanya sebelum melanjutkan, "Aku minta maaf atas perilakuku dulu."

Kurama mengarahkan matanya pada Minato yang sedang menundukkan kepalanya. Saat itu dia mengingat apa yang dilakukan penduduk Konoha padanya, mulai dari dia ditanggap Hashirama seperti pokemon, dikendalikan Madara, disegel ke Uzumaki Mito, pindah ke Uzumaki Kushina, dan berakhir sampai dia bertemu dengan Elena yang mana merupakan partner bicara yang asyik.

"Ya. Aku memaafkanmu. Tapi jika kau menangkap saudaranyaku yang lain …," nada bicara Kurama terdengar halus dan tanpa ancaman. Namun nada bicara itu berubah menjadi menyeramkan dan menakutkan saat dia mengatakan, "Jangan harap aku akan menahan diri untuk tidak menyerang manusia!"

"Ya. Aku sangat memahami itu." Minato kembali mengantarkan kepalanya dan lanjut mengatakan, "Dan terima kasih telah menjaga putriku sampai saat ini. Aku cukup yakin dia kesulitan menemukan teman karena aku telah menyegelmu ke pada Putriku. Mulai selanjutnya, aku juga minta tolong untuk menjaga putriku," Senyuman Minato ramah dan lembut ketika itu.

"Serahkan padaku," jawab Kurama singkat.

"Oke. Sekarang aku akan melepaskan segelnya. Bersiaplah untuk tidak melakukan apapun. Yah, akan berbahaya jika kamu bersiap menyerangku dan menyerangku setelah segelnya di lepaskan. Jadi lebih baik jika kamu tidak melakukan apapun." Tubuh Elena mulai melayang mendekat kertas bertuliskan segel di tengah-tengah kandang Kurama.

"...." Sementara itu, Minato dan Kurama menatap datar Elena yang membuat candaan. Memang candaan Elena ada benarnya, tapi bukan berarti hal ini perlu untuk diucapkan olehnya.

Tepat di depan kertas tersebut, Elena menarik kertas dan membuangnya. Di baliknya terdapat simbol berbentuk seperti pusaran. Dari sini Elena menyadari jika cara membuka segel berada di perutnya, maka dari itu mengangkat bajunya dan memutar jari-jarinya pada simbol yang ada di perutnya.

*Clack… … clack… clack… clack… clack… clack…

Tanda pusaran mulai menghilang bersamaan dengan tanda di perut Elena yang mulai menghitam.

Karena merasa tidak diperlukan lagi, maka Elena menurunkan bajunya dan menutup kembali perutnya.

*Clack… wush…

Dengan ini, akhirnya tanda pusaran itu telah menghilang dan kurungan Kurama akhirnya terbuka. Angin kencang berhembus ketika segel itu terbuka sepenuhnya.

*Bam…

Kurama mengepalkan tangan (kaki depan) kanannya dan memukulkannya ke pada Elena.

*Cring…

Elena berteleportasi menjauh sebelum pukulan itu mengenai dirinya.

"!" Minato terkejut dengan perilaku Kurama yang tiba-tiba, sehingga dia segera membuat kuda-kuda akan bertarung jika saja Kurama menyerang Elena lebih jauh lagi.

"Anuu ..., Kyuu-chan, untuk apa pukulan itu?" tanya Elena.

"Untuk melampiaskan kekesalanku. Tahukah kamu, aku cukup kesal atas satu atau dua candaanmu yang sama sejak lama, belum lagi panggilan "Kyuu-chan" yang kamu berikan padaku. Itu sudah cukup untuk membuat aku kesal, lho." Kurama tersenyum ketika dia selesai mengatakannya.

Dia hanya ingin memukul Elena, dia tidak memiliki dendam ataupun masalah dengan Elena. Jadi ini bukan permasalahan serius yang perlu diwaspadai, melainkan hanya candaan antara dua sahabat.

"Fiuh, kupikir Kyuubi akan mengamuk." Minato menghela nafas lega setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

*Sring…

Cahaya kuning mulai berkumpul di dekat mereka bertiga.

"Hmm?" Mereka bertiga secara refleks mengalihkankan pandangan masing-masing ke padanya.

Pengumpulan dari cahaya kekuningan itu mulai membentuk suatu sosok wanita dengan rambut merah, yang tak salah lagi Uzumaki Kushina. Jika kalian belum tahu, maka langsung Googling aja dari pada saya menjelaskan penampilannya. Lagi pula, di Google sudah ada banyak gambar tentangnya.

"Hei, Kyuubi! Apa yang kamu katakan pada Putriku sampai dia membuat dia terpengaruh membuka segelmu!" Kushina langsung mengomel tanpa mengetahui situasinya, sampai-sampai dia menunjuk Kurama menggunakan jari telunjuknya.

"Hmm." Kurama menatap datar Kushina dan tidak mempermasalahkannya.

Memang Kushina merupakan wadah Kurama sebelumnya yang membuat Kurama sedikit tidak senang, tapi bukan berarti Kurama selalu termakan amarah. Dia bisa menahan amarahnya jika hal itu diperlukan.

"Hentikan itu, Ibu! Dia bukan makhluk jahat! Dia itu merupakan makhluk baik-baik dan imut!" Elena segera berteriak sebelum Kushina mengambil tindakan lebih lanjut.

Kushina belum memperkenalkan dirinya, namun karena Minato sudah mengatakan bahwa dia ayah Elena, maka dirasa tidak akan menjadi masalah jika Elena menganggap Kushina sebagai ibunya.

"Eh? Benarkah itu, Putriku?" Kushina menjadi lebih tenang dan beralih pada Elena.

Dia tidak bisa mempercayainya begitu saja. Bagaimanapun, Kushina pernah melihat Kyuubi menghancurkan Konoha dan lebih sering melihatnya sisi buruk Kurama yang dipenuhi amarah dan kebencian. Maka bukan hal yang aneh jika Kushina sangat waspada terhadap Kurama.

"Itu benar sekali, Ibu. Selama ini, dia menjadi teman bicaraku yang bisa mengikuti topik pembicaraan," jawab Elena mencobanya menyakinkan Kushina.

Topik pembicaraan Elena kebanyakan merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupannya sebelumnya. Jadi sangat wajar jika tidak ada yang bisa mengikuti topik Elena, kecuali jika Elena menjelaskan mulai dari dasar-dasarnya.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C15
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login