Elena memberikan tawaran kepada Emera untuk masuk dengan guild Elena. Emera terdiam dan memikirkan tentang tawaran Elena, memperhitungkan untuk bergabung atau tidak. Begini-begini Emera masih tidak terlalu mempercayai Elena dan tempat ini yang sangat aneh.
"Hmm, aku paham jika tidak ada ruginya bergabung dengan guild ini karena di sini permintaan yang diberikan disaring terlebih dahulu, tapi aku masih khawatir jika sampai memiliki kewajiban tambahan selama menjadi anggota di sini." Emera berhenti memakan roti bolu dan menatap pada Elena.
"Memang ada, sih, kewajibanmu sebagai anggota guild ini. Apabila ada permintaan yang tidak terbengkalai selama lebih dari sebulan, maka kamu memiliki kewajiban untuk mengambil permintaan itu. Selain itu, tidak ada kewajiban tambahan dan kamu bisa menggunakan semua fasilitas yang ada di guild ini," jawab Elena dengan datar karena ini bukan hal istimewa sehingga dia tidak perlu membuat efek tambahan dalam ekspresinya.
"Oh, begitu, ya." Emera berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. "Kalau begitu tidak jadi. Aku rasa terlalu beresiko menerima sesuatu tanpa mengetahui detailnya."
'Aku rasa pasti ada yang aneh dengan permintaannya karena semua agen di guild ini pada keluar semua. Ada baiknya aku tidak masuk ke dalam organisasi yang misterius seperti ini.'
"Sudah aku duga kamu akan mengatakan itu. Tentu saja, ini karena aku memiliki kemampuan untuk membaca pikiran. Jadi karena itu, aku akan memberikan penawaran spesial untukmu," kata Elena sambil memperhatikan pada punggung Emera.
"Penawaran spesial?" Emera berbalik dan bertanya, "Apa itu?"
'Mungkin tidak terlalu buruk jika aku mendapatkan perlakukan spesial dari yang lainnya. Tergantung pada penawaran ini, aku akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan guild ini dari pada berkeliaran tidak jelas.'
Elena memejamkan matanya, memikirkan kemungkinan efektifitas penawaran ini untuk membawa Emera masuk ke dalam guild ini. "Jika kamu bergabung dengan guild ini sekarang juga …." Dia membuka matanya secara spontan sambil menunjuk Emera dan melanjutkan, "Aku akan memberimu sebuah toples berisikan kue bolu setiap harinya!"
"Woah!" Mata Emera berubah menjadi bintang mendengar itu. "Baiklah! Aku akan bergabung dengan guild ini!"
'Fumu sangat mudah. Dia tetaplah seorang Gadis Polos bahkan jika memiliki pikiran yang lebih dewasa.' Elena mengangguk puas di dalam pikirannya, sementara dia melipat tangannya sambil membuat wajah tersenyum.
"Oke, jadi apa yang harus aku lakukan untuk masuk ke dalam guild ini? Apa aku harus melakukan semacam ritual atau membaca beberapa sumpah dengan lantang?" Emera berjalan mendekat pada meja kasir.
'Aku tahu antusiasmu telah meningkat untuk bergabung dengan guild ini, tapi tolong jangan menganggap jika aku adalah seseorang yang aneh dan tidak bisa keluar dari dunia fantasiku sendiri,' batin Elena dengan canggung.
Emera masih tidak sepenuhnya percaya dengan berbagai hal tidak masuk akal yang dikatakan Elena, namun dia tahu bahwa dia akan mendapatkan beberapa camilan setiap harinya dengan bergabung dengan guild ini. Bahkan jika semua permintaan dan beberapa hal tidak masuk akal itu tidak ada, Emera akan mendapatkan keuntungan.
Dan di sisi lain, Elena memiliki kemampuan untuk membaca pikiran sehingga dia tahu apa yang dipikirkan Emera. Karena tidak ingin Emera pergi, maka dia memilih untuk bersikap sabar dan tidak mempermasalahkan pikiran Emera. Lagian, membaca pikiran sebenarnya merupakan sebuah privasi dan tidak sopan untuk melakukannya.
"Tidak, tidak, tidak, kamu kamu tidak perlu melakukan hal-hal aneh dan norak seperti itu." Elena menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Kamu hanya perlu menuliskan nama dan memberikan tanda tangan pada formulir ini." Dia mengeluarkan selembar kertas dan pena, lalu memberikannya pada Emera.
"Formula yang sangat normal. Aku terlalu mengkhawatirkan hal-hal buruk terhadap ini." Emera menaruh formula tersebut ke atas meja.
Kemudian, Emera melanjutkan dengan menuliskan namanya serta tanda tangan di ujung kertas itu. Dan terakhir mengembalikan kertas formulir pada Elena yang menangani administrasi saat ini.
Elena mengambil kertas tersebut dan membaca, "Jadi namamu adalah Emera Emerald, ya? Aku tidak menemukan nama keluargamu dalam ingatmu. Apa jangan-jangan, kamu mengarang ini?"
"Ya, tentu saja. Aku baru saja diusir dari rumah tempo hari, jadi tidak menjadi masalah jika aku membuat nama keluarga sendiri, 'kan?" Emera mengangkat alisnya, menantang argumennya pada Elene.
"Bukan hanya nama keluarga, tapi kamu juga menamai dirimu sendiri. Tapi, yah, aku tidak akan mempermasalahkannya selama tanda tangan sudah diberikan di sini. Tanda tangan ini aku anggao jika kamu menyetujui semua persyaratan dan ketentuan layanan dari kami." Elena menggulung lembaran formulir tersebut dan memasukkannya ke dalam laci meja kasir.
Mata Emera tertuju pada toples berisikan kue bolu sebelum dia meminta, "Bisakah aku membawa ini? Kamu bilang aku boleh membawanya, 'kan?" Dengan air liur yang menetes dan mata yang berbinar-binar.
"Tentu saja boleh, tapi aku tidak menyarankannya."
"Mengapa?" Emera secara spontan mengalihkan pandangannya pada Elena.
"Itu karena di luar mungkin ada monster yang menyerangmu. Aku tidak masalah jika kamu memecahkan toples kacanya atau membawanya pulang, tapi kamu tidak akan bisa memakan semua kue itu jika sampai toples tersebut hancur," jelas Elena pada sesuatu yang sudah jelas.
"Benar, sayang sekali, ya. Menurutku ini bukan masalah, toh, juga, kedai ini memiliki suasana lebih cocok dari pada di luar sana yang memiliki penampilan kota hancur dan mati. Kalau aku sampai bertemu Gastrea di sana, selera makanku akan langsung hilang saat melihat darah mereka berceceran," ucap Emera sambil membawa toples m
berisikan kue bolu itu ke sebuah meja pelanggan.
Setelah itu, Emera mulai memakan semua kue bolu itu satu per satu. Ketika dia makan, Elena mengajak Emera berbincang-bincang untuk menghilangkan suasana sunyi di antara keduanya yang mungkin bisa berubah menjadi suasana canggung.
Topik percakapan yang Elena bahas kebanyakan adalah seputar dunia ini dan pengetahuan umum yang ada. Hal ini membuat Emera kebingungan ketika menjawab, lantaran semua orang sudah tahu jika dunia ini berada di ambang kiamat dengan Gastrea yang menghancurkan semuanya.
Elena bisa saja menggunakan kemampuannya membaca pikiran langsung kepada Emera untuk mengetahui informasi yang ada. Namun perlu diingat, dia juga berbicara untuk menghilang suasana canggung. Elena menggunakan kemampuannya untuk membaca pikiran pada Emera agar mendapatkan informasi yang lebih pasti.
Bahkan bila yang dikatakan Emera semuanya adalah kejujuran, Elena masih penasaran dan mencari tahu lebih lanjut dengan membaca pikiran.
"Oh, ini sungguh mengejutkan. Beberapa detik yang lalu aku menerima pesan dari Spectator Queen of The South Sea bahwa dia memberikan permintaan untukmu. Apa kamu akan menerimanya sekarang? Hadiah dari permintaan ini … aku rasa dia sedikit berlebihan dalam bermurah hati …." Elena mengatakan kalimat terakhirnya dengan sedikit tidak yakin.