Baixar aplicativo
62.5% My Enemy Prince / Chapter 5: 05. MAMA NYA TAU?

Capítulo 5: 05. MAMA NYA TAU?

Anya menghela napas berat. Dia baru saja di telfon oleh Mama nya yang masih berada di luar kota, memintanya untuk menginap di rumah Ethan. Sudah jelas Anya sangat keberatan, dia benar-benar bingung.

"Anya, apa kamu ga mau maafin aku? Tolong, aku janji itu pertama dan terakhir kalinya bentak kamu." sudah ribuan kali Ethan bersuara dengan lantun yang sama, namun apa daya Anya yang keras kepala tidak pernah memperdulikannya walau mulut Ethan sampai berbusa.

"Ngadu apa lo sama nyokap gue?" Anya mengalihkan, dia mulai berprasangka. Jika sang Mama sudah memberinya peringatan itu pasti dari mulut Ethan atau keluarga dari pacarnya.

Ethan menatap heran. "Aku bahkan ga pernah ngadu apapun tentang kamu ke, Mama."

"Bohong."

Ethan menunduk sebentar. "Kamu boleh benci aku kalau beneran bohong." cowok itu bersungguh - sungguh dengan ucapannya. Tidak ada raut becanda atau sedang bermain-main.

Anya pun tahu bagaimana mimik Ethan jika sedang serius bahkan saat membuat candaan sekali pun. Dia memang sudah sangat mengenal, namun Anya selalu saja menuduh Ethan yang melakukan. Padahal tidak pernah sekali pun cowok itu menjelek kan, justru kebalikan. Ethan yang harus selalu menanggung dosa setiap dia berkata kalau kepribadian Anya yang jauh lebih baik lagi, Anya yang bersikap semakin sopan padanya, menghargai setiap apapun yang di berikan oleh Ethan.

Ethan dan Rendy memang dari keluarga kaya selain mereka yang juga tampan, namun kepribadian mereka memang bertolak belakang. Kesan dari Rendy cowok yang sangat romantis selain bisa membuat Anya senang dan merasa bahagia juga Anya merasa have fun. Sedangkan Ethan hanya bisa membuat Anya risih selain tidak begitu romantis dan menjadi kekasih kebanyakan di luaran.

Cowok itu terlalu kalem dan polos. Anya sampai terheran, apa mungkin Ethan tidak pernah menyukainya? Mungkin saja cowok itu mempunyai pasangan di luar sana tanpa di ketahui olehnya. Pikiran yang semakin mendalam di hati Anya, sebab itu juga dia menjadi lebih membuang waktunya hanya untuk Rendy saja.

"Bohong ga bohong juga gue benci sama lo." sarkas Anya yang berdiri dari duduknya, kakinya melangkah menuju dapur. Berdebat dengan Ethan memang tidak akan ada habisnya sehingga kerongkongan Anya rasanya terbakar ingin di siram oleh yang segar.

"Anya, kamu bisa kan putusin, Rendy?" Anya yang sedang minum pun menyemburkan air dari dalam mulutnya, dia terbatuk dan menatap cowok itu tajam.

"Kenapa? Iri?"

Ethan menelan ludah cepat. "Kalau kamu sadar dari dulu aku itu cemburu, bukan iri." sanggahnya.

Anya maju dengan langkah pelan ke arah Ethan. "Cemburu?" beonya yang semakin heran. "Bukannya anak alim ga harus rasain itu?"

"Aku ga alim, aku juga berdosa." Ethan menampik. "Hati aku yang rasain gimana sakitnya kamu waktu meluk, Rendy."

Anya terkekeh, kakinya maju satu langkah lagi tepat di hadapan Ethan. "Reaksi lo pas gue peluk gimana? Mau tau ga?"

Ethan tergugup, dia menjilat bibir bawahnya, menelan ludahnya dengan cepat.

Anya menyeringai, kepalanya dia dekatkan ke telinga Ethan dan berbisik, "Bahkan tatapan lo hari itu terlihat jijik ke gue. Itu udah jadi bukti kalau gue ga akan pernah pilih lo ... Ethan Ivander."

*****

"Sayang, gimana? Anya, sudah kamu bujuk untuk ke sini, kan?"

Entah sudah berapa kali Mama nya bertanya hal itu setiap Ethan pulang ke rumahnya. Tidak ada pertanyaan lain jika sang Mama memang sudah sangat merindukan sosok pacarnya. Harus bagaimana lagi dia menjawab? Ethan benar-benar sudah pusing dengan sikap Anya yang terus saja menolak.

Dia tersenyum sambil melangkah, mendekat pada sang Mama. "Dia memang tidak bisa di ganggu, Ma. Sibuk terus." sekiranya begitulah jawaban dari Ethan saat Andin, sang Mama bertanya.

Andin menghela napas berat. "Duduk dulu. Mama, mau bicara sama kamu." Ethan hanya mengangguk dan menuruti apa perkataan Mama nya.

"Papa, belum tahu masalah kalian. Tapi engga buat, Mama."

Ethan tergugup seketika. "Maksudnya?"

Andin tersenyum. "Mama, mengerti."

Ethan mulai panik, apa Mama nya mengetahui hubungan Ethan yang banyak masalah dengan Anya? Atau soal pacarnya yang selingkuh dari lama?

Cowok itu mengusap lehernya sekali sambil tersenyum getir. "Maksud, Mama? Ethan, beneran ga ngerti." dia kembali bertanya tidak memahami.

Andin tidak menjawab, melainkan berdiri melangkah menuju kamarnya yang berada di atas. Ethan menjilat bibir bawahnya merasa ada yang tidak beres. Dia mulai tidak tenang sekarang.

Ethan harus membujuk bagaimana lagi agar Anya mau untuk di bawa ke rumahnya? Dia sudah tidak bisa lagi berpikir untuk hal itu. Memikirkan pacarnya membuat pikiran Ethan semakin buntu, dia sudah tidak lagi bisa untuk lebih bersabar lagi.

Punggungnya dia benturkan ke kepala sofa, Ethan seperti orang stress yang putus harapan. Banyak cara, namun kurang dalam skill nya. Bahkan kemarin pun dia salah mengerjakan soal yang dosen berikan hanya karena mengingat sikap Anya yang masih saja sama.

"Kapan masalah ini selesai?" lirih Ethan yang menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangan. Mungkin masih beruntung Papa nya belum mengetahui hubungan mereka yang sebenarnya seperti apa, yang jelas Ethan masih bersyukur. Dia berharap jangan sampai kedua orang tuanya tahu mengenai pertentangannya dengan Anya.

Bisa sangat gawat.

Entah dia atau Anya yang akan mendapat hukuman dari mereka, namun pastinya Papa Ethan tidak akan pernah sekali pun menyiksa atau memberi hukuman pada seorang perempuan. Mungkin bisa anaknya di tunjuk sebagai orang yang salah, pada kenyataannya memang keduanya pun salah.

Ethan terlalu membiarkan Anya bersenang dengan laki - laki lain. Sedangkan dia menanggung semuanya seorang diri, jelas Anya semakin melunjak dan semakin menjadi. Keinginan Ethan memang hanya satu, yaitu melihat Anya bahagia selalu.

Tetapi bukan dengan pria lain.

Siapa juga yang rela melihat kekasihnya bahagia bukan dengannya? Jelas Ethan merasa dengki, dia iri hati. Tidak ada yang sudi melihat atau ikhlas memberikan miliknya secara percuma, dia sedang dalam posisi itu sekarang. Seperti tidak ada jalan keluar untuk Ethan dan Anya kembali bersama dalam ikatan yang sudah di saksikan ribuan manusia.

Anya menyorot Ethan seperti musuh. Jika di lamat, mungkin kah cewek itu memiliki dendam yang terpendam? Ethan sendiri yang mendengar kalau Anya memang benci padanya. Tetapi kenapa hati kecilnya berbicara kalau Anya benci karena Ethan yang tidak ingin menuruti keinginannya yang aneh itu? Bukan kah Ethan sudah sering kali bilang agar tidak melakukan hal aneh di luar batas mereka?

Anya sudah sangat berubah. Ethan saja yang belum sepenuhnya menyadari, sikap dan sifat yang lama itu pudar sendirinya saat menjauhi. Apa di saat itu juga Anya mulai membenci? Ethan bahkan sempat mempertanyakan pada dirinya sendiri. Kenapa Anya tiba - tiba menghindar seolah dia ada salah besar sampai akhirnya Rendy yang menjadi pengganti?

"Anya, sebenernya apa salah aku? Sampai kamu terus mengacuhkan kehadiran aku?"


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login