Baixar aplicativo
2.31% LOVE CHALLENGE / Chapter 9: Asal-usul Keluarga Cantika

Capítulo 9: Asal-usul Keluarga Cantika

"Semakin dekat wajah Cantika, semakin cantik. Udah cantik, baik, sopan lagi. Baru kali ini gua merasakan jantung gua berdegup cepat kaya gini di samping wanita. Hanya Cantika yang bisa ambil hati gua seama ini," ucap Aksa di dalam hatinya.

"Kalo dari dekat kaya gini Aksa kelihatan ganteng banget ya ternyata. Dia juga bisa jagain gua dengan baik. Jantung gua juga kenapa berdetak ga karuan kaya gini ya? Tapi, apa Aksa merasakan hal yang sama seprti apa yang gua rasain saat ini?" pikir Cantika di dalam hatinya.

Ketika Aksa dan Cantika sedang sama-sama menatap wajah satu sama lain, mereka berdua dikejutkan dengan kedatangan asisten rumah tangga yang menghampirinya. Bi Inah berhasil membuat Aksa dan Cantika sama-sama salah tingkah karena merasa malu dengan apa yang mereka lakukan tadi. Padahal mereka berdua hanya saling bertatapan saja.

"Aduh, maaf ya Bibi ganggu. Bibi ga tau. Bibi Cuma mau kasih minuman doang ke Aden kasep sama Non gelis," ucap Bi Inah.

Wajah Aksa dan Cantika semakin memerah. Mereka berdua justru semakin merasa malu ketika asisten rumah tangga Aksa bicara seperti itu. Kemudian Bi Inah langsung menaruh dua gelas yang berisikan jus jeruk yang segar di meja dekat Aksa dan Cantika. Setelah itu Bi Inah langsung pamit kembali ke dapur lagi.

"Kalo gitu Bibi permisi dulu ya Den, Non. Permisi."

Sekarang Aksa dan Cantika sama-sama sedang merasa malu akibat baru saja diledeki oleh asisten rumah tangga Aksa. Mereka berdua hanya saling tersenyum sambil menundukkan kepala mereka.

"Maafin Bi Inah ya. Dia kalo ngomong emang suka asal kaya gitu," ucap Aksa.

"Hehe, iya ga apa-apa."

"Yaudah di minum dulu minumannya."

"Iya, makasih."

Cantika langsung meminum minuman jus jeruk yang sudah dibuat oleh Bi Inah tadi. Tidak lama setelah itu Cantika memutuskan untuk segera kembali rumahnya. Karena Cantika juga masih merasa tidak enak jika lama-lama berada di rumah Aksa.

"Lukanya udah aku obtain. Sekarang aku pamit pulang dulu ya," ucap Cantika.

"Udah mau pulang aja? Cepat banget."

"Iya, udah sore juga kan soalnya."

"Iya, si. Yaudah kalo gitu biar aku antar ke rumah kamu ya."

"Ga usah. Nanti aku minta jemput supir pribadi aku aja."

"Yaudah kalo gitu aku antar ke depan ya."

"Iya."

Aksa mengantarkan Cantika ke depan rumahnya. Karena sore ini Cantika akan kembali pulamg ke rumahnya. Tetapi ketika Cantika hendak pulang, mereka bertemu dengan Mamah dan Papah Aksa di ruang makan. Mamah dan Papah Aksa ternyata sedang makan di ruang makan kali ini.

"Cantika. Kamu mau kemana cantik?" tanya Mamah Aksa.

"Aku mau pulang dulu Tante, Om," jawab Cantika.

"Pulang? Buru-buru banget. Makan dulu ayo sini sama kita. Aksa, kamu juga makan dulu sini."

"Gimana ya Tante. Aku ga enak."

"Ga enak kenapa coba? Ga apa-apa. Ayo sini kita makan sama-sama dulu."

"Tuh, Cantika. Ga baik loh nolak tawaran orang yang lebih tua," sambung Aksa.

"Yaudah deh kalo gitu. Makasih Tante, Om."

"Nah gitu dong. Ayo sini cantik kita makan sama-sama."

"Iya, Tante."

Setelah di bujuk oleh Aksa dan Mamahnya, akhirnya Cantika mau juga makan bersama dengan Aksa, Mamah dan juga Papahnya di ruang makan. Makan bersama kali ini terasa sangat hangat bagi Aksa. Karena selain dia bisa makan bersama dengan kedua orangtuanya, Aksa juga bisa makan bersama dengan wanita yang mulai dia cintai sekarang ini.

"Kayanya gua adalah laki-laki yang beruntung. Bisa kenal dekat sama Cantika. Bahkan bisa makan sama-sama kaya gini," ucap Aksa di dalam hatinya sambil melihat ke arah Cantika.

"Cantika, cantik. Kamu emangnya tinggal dimana sayang?" tanya Mamah Aksa.

"Dekat si Tante dari sini. Lumayan lah."

"Hmm, gitu. Bisa sering-sering main ke sini dong kalo gitu."

"Hehe, iya Tante."

"Kalo boleh tau, kamu anak siapa sayang? Siapa tau Tante sama Om kenal kan kalo rumah kamu ga jauh dari sini."

"Nama Mamah aku Hanna Saraswati. Papah aku Adhitama Nadim."

"Ohh Pak Adhitama Nadim. Tante kenal sama Papah kamu. Papah kamu itu kan kerjasama sama perusahaan kita. Iya kan Pah?"

"Iya, Mah. Jadi kamu anaknya Pak Adhitama" jawab Papah Aksa.

"Oh ya Tante, Om? Dunia ternyata sempit ya, hehe."

"Iya. Salam ya kalo gitu nanti buat Mamah sama Papah kamu."

"Iya, Tante. Nanti aku sampaikan."

"Yaudah sekarang dilanjut makannya. Mamah jangan ajak Cantika bicara terus dong. Kasihan kan Cantika nya," sambung Aksa.

"Iya, iya, Mamah minta maaf. Dilanjut sayang makannya."

"Iya, Tante."

Akhirnya Cantika, Aksa dan kedua orangtuanya melanjutkan makan siang bersama mereka. Setelah seleai, baru Cantika pamitan untuk pulang ke rumahnya. Karena katanya supir pribadi Cantika sudah tiba di depan rumah Aksa.

"Kalo gitu aku pamit dulu ya Tante, Om, Aksa."

"Iya sayang. Kamu hati-hati ya di jalan," jawab Mamah Aksa.

"Iya, Tante. Makasih."

"Biar aku antar kamu ke depan ya," ucap Aksa.

Cantika hanya menganggukkan kepalanya.

"Marih Tante, Om. Permisi."

"Iya, silahkan."

Kini Cantika benar-benar akan pulang ke rumahnya dengan supir pribadinya. Aksa mengantarkan Cantika sampai ke depan rumahnya.

"Aku pamit pulang dulu ya, Aksa."

"Iya. Kamu hati-hati ya."

"Iya. Sampai ketemu besok. Bye…"

"Bye…."

Sekarang Cantika sudah benar-benar pergi meninggalkan rumah Aksa. Aksa masih terus melihati mobil Cantika hingga akhirnya mobil Cantika benar-benar tidak terlihat lagi dari pandnagan mata Aksa. Baru setelah itu Aksa kembali masuk ke dalam rumahnya.

*****

Sedangkan setelah makan siang, Mamah dan Papah Aksa langsung kembali ke kamar mereka berdua. Di dalam kamar, mereka berdua langsung membicarakan tentang Cantika. Apalagi serelah tahu kalau Cantika itu adalah anak dari teman kerjasama dengan perusahaan mereka berdua.

"Ternyata Cantika itu anaknya Bu Hanna sama Pak Adhitama ya Pah. Aku ga nyangka banget," ucap Mamah Aksa.

"Iya, sama. Papah juga ga nyangka. Kalo kaya gini berarti bagus dong kalo Aksa dekat-dekat sama Cantika. Kerjasama kita dengan Bu Hanna sama Pak Adhitama pasti akan berjalan lebih lancer daripada ini."

"Iya juga ya Pah. Cantika itu udah cantik, baik, sopan, terus keturunannya juga udah jelas lagi."

"Nah iya makanya itu."

"Yaudah kalo gitu semoga aja Aksa sama Cantika bisa bersama."

"Iya, Mah."

Ternyata Mamah dan Papah Aksa sudah menyetujui hubungan Aksa dengan Cantika karena mereka berdua sudah mengetahui jika Cantika adalah anak dari pemilik perusahaan yang sangat terkenal. Apalagi perusahaan kedua orangtua Cantika sudah bekerjasama dengan perusahaan mereka berdua. Mamah dan Papah Aksa pasti memiliki rencana lain kenapa mereka menyetujui hubungan Aksa dan Cantika.

-TBC-


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C9
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login