Baixar aplicativo
1.03% LOVE CHALLENGE / Chapter 4: Hari Kedua

Capítulo 4: Hari Kedua

"Ah, gua ini mikir apa si. Cantika itu kan cantik banget. Banyak laki-laki yang suka sama dia. Mana mungkin dia mau sama gua," pikir Aksa kembali.

Setelah itu Aksa mencoba untuk menghempaskan segala pikirannya tentang Cantika. Cantika berusaha untuk menikmati lagu yang sudah dia setel tadi. Hingga akhirnya Akss tertidur pulas dengan suara music yang sangat keras. Aksa belum juga terbangun sampai kedua orangtuanya pulang ke rumahnya.

"Itu suara berisik apa ya?" pikir Papah Aksa.

Papahnya Aksa mencoba untuk mendnegar dari mana suara musik yang sangat keras itu berada. Hingga akhirnya dia menyadari jika suaranya berasal dari dalam kamar Aksa.

"Pasti ini semua kelakuan Aksa. Memang anak itu bukannya belajar yang benar supaya bisa melanjutkan usaha Papah dan Mamahnya. Ini malah dengarin musik ge jelas kaya gini," ucap Papah Aksa.

Papah Aksa langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar Aksa. Tetapi Mamahnya berusaha untuk menahannya supaya suaminya tidak memarahi anak semata wayangnya itu.

"Pah. Udah, Pah jangan marahin Aksa."

"Engga, Mah. Aksa ga bisa di biarin kaya gini. Mau jadi apa dia nantinya."

Akhirnya Papah Aksa tetap pergi menghampiri kamar Aksa dengan perasaan emosi. Papah Aksa langsung membuka pintu kamar Aksa tanpa mengetuknya lagi.

"Astaga, dia malah tidur. Aksa, Aksa. Bangun kamu Aksa," teriak Papahnya.

Akss pun langsung bangun dari tidurnya. Dia melihat sudah ada Papah dan Mamahnya di dalam kamarnya.

"Papah, Mamah."

"Kamu ini gimana si Aksa? Jam segini kamu malah enak-enakan tidur sambil dnegyarin musik keras kaya gini. Bukannya kamu belajar yang benar supaya bisa meneruskan usaha Papah sama Mamah nanti."

"Aksa ga mau seperti Papah dan Mamah nantinya."

"Beraninya kamu bicara seperti itu. Emangnya fasilitas yang kamu punya semua ini dari siapa kalo bukan dari usaha Papah sama Mamah?"

"Udah, Pah. Jangan marahin Aksa kaya gitu," sambung Mamahnya.

"Aksa ga mau seperti Papah sama Mamah yang selalu sibuk kerja tanpa memikirkan anaknya. Emangnya Papah sama Mamah pernah khawatirin aku seidkit aja? Pernah gitu tanya Aksa lagi kenapa? Ada maalah apa? Ga pernah kan?"

Papah dan Mamah Aksa hanya bisa terdiam setelah mendapatkan jawaban dari Aksa. Mereka berdua diam karena mereka berdua merasa bersalah dengan sikap mereka berdua selama ini kepada Aksa. Hingga akhirnya Mamah Aksa lah yang angkat sura dan meminta maaf kepada Aksa. Sedangkan Papah Aksa hanya bisa diam karena dia merasa gengsi akibat sudah memarahinya barusan.

"Sayang. Maafin Papah sama Mamah ya. Bukannya kaya gitu maksud Papah sama Mamah, sayang. Kita kaya gini kan karena sayang sama kamu. Ini semua juga demi kamu."

Tetapi sekarang justru malah Aksa lah yang diam seribu bahasa tanpa menjawab ucapan Mamahnya barusan.

"Yaudah kalo gitu kita keluar yu, Pah. Kita tunggu di ruang makan ya sayang. Makan bareng sama Mamah sama Papah nanti."

Akhirnya Papah dan Mamah Aksa pergi meninggalkan kamar Aksa. Aksa yang baru saja bangun dari tidurnya langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Karena setelah pulang sekolah tadi, Aksa belum membersihkan tubuhnya juga.

*****

Tidak terasa waktu sudah berlalu begitu saja. Pagi telah kembali tiba. Aksa yang baru saja memasuki Masa Putih Abu-abu sudah harus bangun pagi lagi untuk kembali masuk ke sekolah. Apalagi di sekolahnya sekarang ini ada seorang wanita yang membuat Aksa semakin semangat untuk berangkat sekolah.

Pagi ini Aksa sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Aksa yang tadinya tidak pernah dandan berlebihan tetapi memang sudah terlihat sangat tampan, namun kali ini Aksa merapihkan rambutnya dengan cara menyisirnya dengan sangat rapih. Deon juga meambahkan parfum lebih banyak lagi dari biasanya. Sudah pasti Aksa melakukan itu semua karena Aksa sedang jatuh cinta dengan Cantika kali ini.

"Senyumannya Cantika ga bisa gua lupain gitu aja. Semoga aja hari ini gua bisa melihat senyuman Cantika lagi pagi ini. Apalagi kalo senyumannya itu tercipta karena gua," ucap Aksa sambil melihat dirinya dari cermin.

Setelah siap, Aksa langsung menuruni anak tangga rumahnya. Di sana sudah ada sarapan yang tersedia di atas meja makan.

"Bi, Papah sama Mamah mana?" tanya Aksa.

"Udah pergi dari tadi pagi-pagi buta, Den. Emangnya ada apa Den? Ada yang bisa Bibi bantu?"

"Engga, Bi. Cuma tanya aja."

"Ngapain juga gua nanya Papah sama Mamah. Ya udah pasti jawabannya mereka udah pergi kerja lagi pagi-pagi kaya gini. Kayanya gua harus terbiasa tanpa nanyain keberadaan Papah sama Mamah. Karena Papah sama Mamah udah pasti jarang ada di rumah," pikir Aksa di dalam hatinya.

"Den. Aden kenapa? Kok malah melamun kaya gitu?" tanya Bi Inah.

"Engga, Bi. Ga kenapa-kenapa."

"Yaudah kalo gitu sarapan dulu, Den. Udah Bibi masakin makanan kesukaan Aden."

"Iya, Bi. Makasih."

Akhirnya Aksa sarapan sendiri di meja makan. Karena biar bagaimana pun Aksa harus tetap sarapan sebelum melakukan aktivitasnya hari ini. Setelah selesai sarapan, Aksa langsung pergi ke sekolah dengan menggunakan mobil kesayangannya.

*****

Sesampainya di sekolah, Aksa langsung di serbu oleh beberapa siswi yang sengaja sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Ketika Aksa tiba di sekolah, mereka semua langsung menghampiri Aksa dan berteriak memanggil nama Aksa. Mereka semua akan meraasa sangat bahagia walaupun hanya sekedar di sapa oleh Aksa.

"Aksa, Aksa. Namanya Aksa kan?"

"Iya," jawab Aksa dengan singkat.

"Aksa boleh foto bareng ga?"

Aksa hanya diam. Dia hanya menjawab dengan singkat seperlunya saja. Pandangan Aksa justru malah jatuh kepada Cantika yang baru saja tiba di sekolah juga. Dia lagi-lagi diantar oleh supir pribadinya. Cantika yang melihat Aksa sedang di kerubuti oleh para wanita, Cantika justru malah melemparkan senyuman kepada Aksa. Membuat Aksa merasa bahagia karena pagi ini sudah di sambut dengan senyuman Cantika yang sangat manis. Aksa pun langsung keluar dari kerumunan para siswi dan justru langsung berlarian untuk menghampiri Cantika. Ketika Aksa hendak menghampiri Cantika, ternyata Cantika juga sudah di kerumuni oleh para siswa yang menyukainya.

"Cantika," panggil Aksa.

"Aksa. Tolongin gua dong."

"Iya, iya. Ayo ikut gua."

Aksa langsung menarik pak Cantika dari kerumunan para siswa. Aksa berhasil mengeluarkan Cantika dari kerumunan para siswa yang menyukai Cantika. Aksa dan Cantika berlarian sambil saling berpegangan tangan dengan sangat erat. Entah Aksa akan membawa Cantika kemana kali ini. Sedangkan para murid lainnya yang melihat kedekatan Aksa dan Cantika tidak menyukainya. Karena Aksa dan Cantika adalah sama-sama orang yang banyak di sukai oleh lawan jenis.

-TBC-


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login