Baixar aplicativo
33.33% Asmara Tanpa Suara / Chapter 3: Darah Yang Membuat Sadar

Capítulo 3: Darah Yang Membuat Sadar

Di sebuah tepi kota, tinggallah seorang mahasiswa bernama Cemal, ia adalah perantau yang sedang mengadu nasib di Kota. Dimasa mudanya saat ini ia menghabiskan waktunya untuk kuliah sambil bekerja freelance. Cemal sendiri merupakan anak yang terkenal di kampusnya saat ini, ia yang aktif mengikuti organisasi membuat dirinya semakin dikenal siapa saja ditambah parasnya yang tampan dan penampilannya yang menarik membuat siapa saja kagum ketika memandang.

Selain menghabiskan waktunya untuk kuliah dan bekerja, ia tak jarang juga menyisihkan waktunya untuk menjadi budak cinta bagi wanita idamannya dari dulu. Shasa adalah gadis cantik yang diidamkan Cemal sejak ia SMA, sama seperti Cemal, Shasa juga terkenal di kampusnya.

Dari dulu Shasa dan Cemal sudah saling mengenal, mereka berdua mulai saling mengenal ketika ada organisasi gabungan antar sekolah, hanya saja dulu mereka beda sekolah, namun kini mereka berada dalam satu kampus.

Pada dasarnya Cemal memiliki sikap yang angkuh dan cenderung blak blakan, tapi sikapnya akan berubah menjadi penuh perhatian dan lemah lembut jika dihadapan Shasa, sayangnya sikap Shasa terhadap Cemal dingin dan acuh.

Soal hubungan Cemal dan Shasa dari dulu masih belum menemui titik temu, entah siapa yang salah, Cemal yang terlalu banyak berharap pada Shasa atau Shasa yang mengabaikan Cemal.

Sejak SMA hingga sekarang Cemal masih mengejar cintanya Shasa, Cemal selalu melakukan apa saja demi membahagiakan Shasa, beberapa bulan yang lalu ia mengirimi Shasa sebatang coklat.

Di sore hari Cemal yang membuka kalender untuk menentukan jadwal freelancenya, tak sengaja ia teringat tanggal dan bulan kelahiran Shasa, akhirnya ia pun berinisiatif untuk memberi kado spesial untuk ulang tahun Shasa.

Pemberian kado di hari ulang tahunnya kali ini, Cemal menghadiahi Shasa berupa gaun warna biru kesukaan Shasa dan kalung perak dengan mata kalung berwarna biru menyala, Cemal tahu apa barang yang diinginkan dan disukai Shasa, yang lebih menambah kesan ungkapan manis lagi, di balik bingkisannya terdapat selembaran tulisan berupa,

"Shasa, selamat ulang tahun untukmu, semoga sehat selalu dan semoga bahagia mengiringi langkahmu serta tercapai segala harapanmu. Aku juga ingin menitipkan pesan, bahwa hingga kini aku masih mencintaimu, meskipun kamu tak pernah membalas rasa cintaku, perasaan ini yang mencintaimu tak akan pernah pudar."

Shasa : "Wah, terima kasih ya Cemal." Cemal : "Iya sama sama." Shasa : "Kamu kok masih ingat sama ulang tahunku ?" Cemal : "Tentu saja, karena kamu ku anggap orang spesial bagiku, namamu selalu teringat dalam benakku." Shasa : "Hmm iya deh iya."

Ketika masanya menginjak bangku kuliah Shasa menyatakan kepada Cemal bahwa dirinya tak mau lagi mengurus masalah perasaan dengan Cemal, dengan alasan ia memilih fokus menjalani pendidikan di kampusnya, ia melarang Cemal datang padanya dan memintanya untuk berhenti mencarinya.

Dengan berat hati Cemal pun harus melupakan segalanya tentang Shasa.

Berselang dua setengah tahun kemudian saat menginjak semester 5 Shasa memutuskan untuk menempati kos di pinggiran kota. Tak disangka ternyata kos tempat tinggal Shasa berada dalam satu kompleks dengan kos tempat tinggal Cemal.

Suatu hari Cemal yang sedang ingin membeli makan bertemu dengan Shasa yang menyapu tempat kosnya. Kemudian Cemal pun menghampirinya.

Cemal : "Loh Shasa, bagaimana kabarmu ?" Shasa : "hmm kabarku baik." Cemal : "sejak kapan kamu tinggal disini." Shasa : "sudah dua minggu yang lalu." Cemal : "Aku senang bisa bertemu lagi sama kamu, kita juga kebetulan satu kompleks."

Shasa : "Hm iya."

Pada siang hari Shasa dan teman temannya berencana makan siang di tengah kota, tak disangka rombongan teman Shasa bertemu di tempat yang sama dengan Cemal beserta dua temannya, akhirnya antara meja makan pojok dan tengah, Shasa dan Cemal saling menatap beberapa kali.

Kemudian Cemal mendatangi meja makan Shasa dan teman temannya, Cemal membuka suara pada Shasa.

Cemal : "Kamu masuk kuliah jam berapa ?" Shasa : "Nanti sore" Cemal : "Kamu berangkat sama teman temanmu ?" Shasa : "Biasanya iya." Cemal : "Ya sudah selamat makan, aku tinggal kesana dulu ya."

Shasa : "hmm iya."

Setelah Cemal pergi, teman Shasa bertanya kepadanya.

"Lah kamu ternyata kenal Cemal ?" "Sejak kapan kamu kenal sama dia ?" "Dia itu temanmu ya ?"

Shasa pun mengangguk, lalu temannya kembali menyanggah

"Aku baru tahu kali ini kamu bicara sama Cemal loh Shasa."

"Eh memangnya dari kapan kamu kenal sama dia."

Shasa pun menjawab dengan agak keberatan "Dari dulu."

Temannya mulai penasaran dengan Shasa

"Kok kamu jarang sekali akrab sama dia." "Shasa, kamu kok gak bilang dari dulu kalau dia itu temanmu."

Shasa : "hm, kan baru saja kalian sudah tahu."

Pada malam hari di sebuah kampus Cemal melihat melihat Shasa sedang kebingungan di tempat parkir, lalu Cemal pun menghampirinya dan bertanya.

Cemal : "Kamu cari apa Shasa." Shasa : "Cari dompetku."

Lalu seorang satpam menghampiri mereka berdua dan bertanya pada Shasa.

"Dompetnya sudah ketemu apa belum mbak ?"

Lantas Cemal pun menyaut pertanyaan satpam. Cemal : "Dompet kamu hilang Shasa ?"

Satpam pun menyahut. "Iya mas, dari tadi saya bantu cari tapi belum ketemu, sekarang saya mau kembali jaga pintu masuk soalnya ada kunjungan tamu, permisi ya."

Lalu Cemal pun bertanya pada Shasa.

Cemal : "Kapan kamu terakhir kali mengeluarkan dompet dari tas kamu."

Shasa : "Hmm tadi di warung makan dekat jalan raya." Cemal : "Kalau gitu kamu masuk saja ke kelas, takutnya nanti telat masuk, biar aku yang cari dompetmu." Shasa : "Lah kamu gak masuk ke kelas ?" Cemal : "Gampang kok, kamu masuk saja ya." Shasa : "Ya sudahlah."

Lalu Cemal pun menelepon temannya untuk meminta izin tidak bisa mengikuti kuliah dan ulangan hari ini dengan alasan kepentingan keluarga mendadak, akhirnya demi Shasa ia rela tidak mengikuti ulangan dan mengorbankan jam kuliahnya untuk mencari dompet Shasa. Setelah susah payah mencari akhirnya Cemal berhasil menemukan dompet Shasa yang jatuh di kolong jalan, lalu ia segera menuju tempat parkir, namun ia tidak lagi menemukan motor Shasa, ia coba menghubungi Shasa tapi tidak bisa, kemudian Cemal melihat ada beberapa teman sekelas Shasa yang masih berada di kampus dan bertanya, apakah Shasa masih di kelas atau sudah pulang, akhirnya Cemal pun mengetahui kalau Shasa sudah kembali dari kampus setelah mendapat jawaban dari teman Shasa

Pada akhirnya Shasa pun menghubungi kembali Cemal, kemudian Cemal pun pergi ke tempat kos Shasa untuk mengembalikan dompet Shasa yang hilang.

Cemal : "Shasa, lain kali hati hati ya, jangan teledor." Shasa : "Terima kasih ya, tadi kamu menemukan dimana ?"

Cemal : "Aku tadi menemukannya di kolong jalan." Shasa : "Terus kamu tadi masuk kuliah apa tidak ?" Cemal : "Tidak, aku tadi berjam jam cari dompet kamu." Shasa : "Ya tuhan, terima kasih ya Cemal, kamu sudah baik sama aku."

Cemal : "Iya sama sama."

Ibarat bulan yang rindu langit malam, dan kini telah sampai pada waktunya. Harapan Cemal dari dulu ingin kembali sedekat ini dengan Shasa kini telah terwujud tapi harapan Cemal tentang perasaan Shasa masih belum jadi nyata.

Suatu hari Cemal sedang ingin menikmati realita hidupnya dengan bersenang senang, hal itu karena ia telah mendapat upah dari kerja freelancenya dua hari yang lalu, namun keinginan Cemal pun dibatalkan mendadak oleh dirinya sendiri. Ia menunda kesenangannya karena mengetahui Shasa sedang kebingungan membayar biaya kos, ia mengetahui kalau uang bulanan Shasa habis lebih cepat karena digunakan untuk keperluan perlengkapan dan tugas kuliah, pada saat itu Shasa sedang menceritakan kepada temannya apa yang sedang dialaminya dan kebetulan, Cemal pun mendengar apa yang diceritakan Shasa pada temannya.

Dalam hati Cemal ia berkata.

"Sebenarnya aku butuh liburan, butuh kesenangan agar aku tidak jenuh, tapi aku ingin peduli dengan Shasa, kasihan dia, uang bulanannya harus habis lebih cepat. Kalau begitu ku ikhlaskan uangku demi menopang kebutuhan Shasa."

Akhirnya ia pun memberikan bahan makanan dan membayar biaya kos Shasa, ia mendatangi tempat kos Shasa dan mengatakan bahwa semua yang diberikannya untuk Shasa.

Shasa : "Ini untukku ?, banyak sekali." Cemal : "Iya ini untukmu, sekalian tadi uang kos mu aku bayar."

Shasa : "Lah kamu serius ?" Cemal : "Iya." Shasa : "Apa uang bulanan untuk kos dan biaya kuliahmu cukup kalau kau sumbang ini semua untukku ?" Cemal : "Uangku masih ada kok." Shasa : "Terima kasih banyak ya, sampai segitunya kamu berbuat baik padaku."

Cemal : "Kemarin aku dengar saat kamu cerita ke temanmu kalau uang bulanan kamu habis lebih cepat karena keperluan untuk tugas kuliah." Shasa : "Lah kamu ini kok tahu saja." Cemal : "Karena aku diam diam selalu memperhatikankmu, aku berusaha untuk peduli denganmu, karena aku mencintaimu." Shasa : "Terima kasih ya, aku harap aku bisa membalas kebaikanmu di lain hari."

Cemal : "Aku tidak butuh imbalan darimu, aku hanya ingin kamu bahagia dan baik baik saja."

Berselang dua minggu kemudian...

Cemal datang ke tempat kos Shasa, ia mengajak Shasa makan malam namun Shasa menolaknya dengan alasan ia sedang sibuk membereskan cucian dan bersih bersih kosnya, Cemal pun memakluminya dan menawari Shasa kalau lain hari ia ingin mengajak Shasa makan bersama.

Dua hari setelah itu Cemal kembali mendatangi tempat kos Shasa, ia bermaksud untuk mengajak Shasa pergi ke tempat makan dan mengatakan kalau ia ingin mentraktirnya makan malam.

Shasa : "Maaf ya aku sekarang lagi sakit." Cemal : "Loh kamu sakit apa ?" Shasa : "Aku sakit demam dan lambungku kambuh." Cemal : "Kamu sudah periksa ke dokter ?" Shasa : "Aku gak periksa ke dokter." Cemal : "Apa kamu sudah minum obat ?" Shasa : "Sudah." Cemal : "Aku pesankan kamu makanan ya, biar tubuhmu gak lemes."

Shasa : "Gak usah, kamu repot repot aja." Cemal : "Gak repot, apa sih yang gak bisa buat kamu."

Cemal pun memesankan makanan untuk Shasa, ia menemani Shasa makan di kos nya.

Cemal : "Semoga lekas sembuh ya Shasa." Shasa : "Iya terima kasih ya Cemal."

Seminggu kemudian...

Pada malam hari, Shasa mengeluarkan motornya dari tempat kos dan kebetulan Cemal yang hendak pergi ke cafe melihat Shasa lalu menghampirinya.

Cemal : "Kamu mau kemana Shasa ?" Shasa : "Mau tahu aja." Raut mukanya merengut dan tatapannya tajam.

Cemal : "Aku cuma tanya." Shasa : "Kamu pergi saja jangan cari perhatian."

Akhirnya Cemal pun pergi dengan rasa penasaran dengan sikap Shasa yang mendadak berubah, dalam hatinya ia bergumam, ''Shasa kok gitu ya sama aku, memang salahku apa ?"

Cemal dengan penuh kasih dan kepedulian selalu menghadapi sikap Shasa dengan penuh kesabaran.

Beberapa hari kemudian...

Shasa memutuskan untuk berpindah kos dan pada saat itu Cemal baru saja pulang dari tempat freelancenya sambil membawa makanan hendak menemui Shasa tapi sayangnya ia tidak mengetahui kalau Shasa sudah pindah kos, lalu ibu kos pun menghampiri Cemal dan memberitahu kalau Shasa sudah pindah kos sejak minggu lalu. Akhirnya Cemal pun menghubungi Shasa untuk meminta alamat kos barunya, namun Shasa enggan memberitahu alamat kosnya dengan alasan ia sibuk dengan tugas kuliahnya. Cemal menghargai alasan Shasa dan ia bermaksud untuk meminta alamat kos Shasa kalau sudah senggang, tapi ketika Cemal kembali meminta alamat kos barunya, Shasa selalu beralasan bahkan mengacuhkan pesan dari Cemal.

Saat berada di cafe kebetulan ia berjumpa dengan Elsa, ia adalah teman karib Shasa dibangku kuliah, kebetulan kalau Elsa dan Cemal juga saling kenal.

Cemal : "Elsa, kamu ke sini sama Shasa ?" Elsa : "Gak, Shasa gak ikut ke sini." Cemal : "Kenapa ?" Elsa : "Shasa gak ada uang buat pergi." Cemal : "Eh, Kamu tahu gak alamat kos Shasa yang baru ?"

Elsa : "Tahu, memangnya kenapa ?" Cemal : "Aku minta alamat kos baru Shasa." Elsa : "Buat apa ?" Cemal : "Aku ingin menemuinya." Elsa : "Dia itu pacarmu ya, apa gebetanmu ?" Cemal : "Aku temannya, tolong beritahu aku alamat kos baru Shasa."

Elsa : "Kenapa gak minta share lokasi saja." Cemal : "Shasa dari minggu lalu gak balas pesanku." Elsa : "Lah ada ada saja."

Elsa memberitahu alamat kos baru Shasa, dan pada sore hari Cemal pergi menuju kos baru Shasa. Setelah berjam jam mencari alamatnya akhirnya ia berhasil menemukan kos baru Shasa berkat bantuan tetangga kos Shasa.

Sore itu Cemal menemui Shasa di kos barunya...

Shasa : "Kenapa kamu datang ke sini ?" Cemal : "Aku ingin bertemu denganmu." Shasa : "Mulai sekarang jangan temui dan datang padaku."

Cemal : "Salahku apa ? kan cuma ingin ketemu, Aku juga gak punya niat jahat atau buruk sama kamu." Shasa : "Hmm jangan membantah ya." Cemal : "Sebenarnya aku cinta sama kamu, sebab itu aku selalu ingin dekat dan mengerti tentang dirimu." Shasa : "Ini untuk terakhir kalinya, jangan kau hadir dalam hidupku dan kau tak perlu mencariku, aku tak pernah menganggapmu. Kau selama ini berjuang, tapi aku tak peduli dengan itu, entah kau menderita, luka, dan kau meneteskan air mata itu bukan urusanku, karena itu salahmu berjuang."

Shasa dengan teganya menyuruh Cemal pergi dari kos nya...

Cemal pun pamit.

"Terima kasih untuk sebelumnya, kau telah memberiku waktu untuk bisa dekat dan memperjuangkanmu, maafkan aku kalau kehadiranku jadi beban, mungkin selama ini kau anggap aku mengganggu waktumu, maafkan aku ya Shasa"

Shasa membuang muka dan menutup pintunya...

Hari itu menjadi hari paling menyedihkan bagi Cemal karena perasaannya dipukul mundur oleh Shasa, semesta tak mengizinkan Cemal bersatu dengan Shasa.

Cemal yang mendengar ucapan Shasa yang menusuk hati dan jantungnya langsung terdiam dan tak mampu berkutik dihadapan Shasa.

Tekanan dari sebuah kenyataan telah melumpuhkan Cemal dari perjuangan cintanya pada Shasa.

Dari jendela Shasa melihat Cemal sedang perlahan meninggalkan kos menaiki motornya. Tiba tiba saat melewati pertigaan, sebuah mobil yang melaju menabrak Cemal yang mengendarai motornya.

Akhirnya Cemal pun terjatuh di tepi jalan dengan berlumuran darah...

Shasa yang melihat kejadian itu segera berlari menghampiri Cemal yang tak berdaya di jalan, ia menggenggam tangan Cemal dan memeluk tubuhnya.

Dengan sisa nafasnya ia bilang kepada Shasa. "Terima kasih Shasa kau masih mau menghampiriku saat aku berada di ujung hidupku, asal kamu tahu, kehadiranku selama ini hanya ingin membuatmu bahagia, percayalah padaku bahwa aku cinta sama kamu."

Shasa pun menyahut apa yang dikatakan Cemal.

"Cemal, maafkan aku atas perlakuan dan sikapku padamu selama ini, jika aku tak menjadi teman hidupmu maka kali ini aku ingin membalas rasa cintamu dengan tidak membiarkanmu pergi begitu saja setelah kau gagal menjadi pejuang cinta, kau dan aku memang tak pernah bersatu tapi saat ini aku ingin membalas apa yang diperjuangkan oleh pejuang cinta sejati seperti dirimu."

Shasa sempat membawa Cemal ke rumah sakit namun sayang, tuhan telah berkehendak lain, usaha yang dilakukan dokter untuk menyelamatkan nyawa Cemal tidak berhasil, sampai sini dokter menyatakan bahwa Cemal telah pergi selamanya.

Beberapa hari setelah kepergian Cemal, ingatan Shasa masih melekat pada kejadian terakhir bersama Cemal. Shasa membawa kalung permata biru pemberian Cemal saat ulang tahunnya seketika teringat dan meneteskan air mata.

Shasa sangat menyesali perlakuannya terhadap Cemal yang sudah lama memperjuangkan cintanya terhadap dirinya, Cemal yang selama ini rela mengorbankan waktu dan tenaganya bahkan ia yang benar benar peduli terhadap kondisinya ketika berada di perantauan tepi kota, Shasa rindu akan perhatian serta kehadiran Cemal yang sebelumnya selalu datang ke tempat kosnya untuk menghibur dan membawakan buah tangan untuknya.

Shasa sedang dilanda penyesalan hingga membuatnya sadar dan tahu bahwa cinta Cemal memang benar benar ada untuknya dan ia telah menganggap kalau hadirnya Cemal dalam hidupnya adalah sebuah hal berharga yang telah terlewatkan.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login